20 June 2021

Movie Review: Army of the Dead (2021)

“Not zombie-killing material, my ass.”

Film yang bercerita tentang zombie melawan manusia ini disebut sebagai sebuah proyek spesial bagi Zack Snyder karena di sini selain berperan sebagai Sutradara dan Screenwriter dia juga menjadi Cinematographer. Seperti ada misi yang ingin dicapai oleh Snyder, ia ingin hasil tangkapan kamera merupakan apa yang ia inginkan tersaji ke hadapan para penonton, a simple-minded but visually exciting zombie heist film yang dipenuhi dengan tembakan serta ledakan. Are you ready to play? ‘Army of the Dead’ : a medium rare zombie apocalypse.


Sebuah konvoi militer Amerika Serikat berangkar dari Area 51, dan sedang melintasi di jalan raya menuju Las Vegas, dan di sana mereka terlibat dalam sebuah kecelakaan fatal. Memang tidak semua kendaraan mereka hancur tapi salah satu kargo yang mereka bawa justru rusak dan membuat “komoditi” yang ada di dalamnya dapat bergerak keluar. Para militer tidak tahu bahwa yang sedang mereka bawa merupakan manusia yang telah terinfeksi dan kini menjadi zombie, menyerang para militer dan kemudian bergerak menuju kota. Para militer yang menjadi korban juga berubah menjadi zombie dan Las Vegas kemudian dikarantina.

Bly Tanaka (Hiroyuki Sanada) salah satu yang mungkin paling merugi, ia punya uang sejumlah 200 juta US Dollar di dalam casino yang terkurung di dalam area baru yang dikuasai oleh para zombie. Tanaka menunjuk mantan tentara bayaran bernama Scott Ward (Dave Bautista) untuk membentuk sebuah tim dan “menyelamatkan” uang tersebut, Scott merekrut beberapa anggota yang punya keahlian di berbagai bidang, termasuk anak perempuannya Kate (Ella Purnell). Tapi lawan mereka ternyata bukan sekedar zombie yang “kosong” saja, dijuluki The Alphas mereka punya intelegensi yang lebih tinggi dari zombie biasa.

Film ini dibuka dengan sangat bagus, menggunakan cara sederhana lewat sebuah insiden penonton langsung dibawa bertemu dengan “malapetaka” utama yang lantas melebar menjadi semakin luas dan besar. Zack Snyder tidak butuh waktu lama untuk meyakinkan penontonnya bahwa kini karakter berada di dalam sebuah dunia baru yang sedang berada di ambang kehancuran, sebuah penggambaran dystopian yang mungkin telah dekat dengan kondisi kiamat. Hal ini penting mengingat fokus cerita kemudian bergeser pada upaya menunjukkan bagaimana berbagai karakter bersatu dan membentuk sebuah tim untuk “menghancurkan” rintangan berupa para zombie.


Sampai di titik ini saya merasa tidak ada yang salah dengan presentasi yang disajikan oleh Zack Snyder, diselingi dengan beberapa humor yang setengah matang jalannya narasi terasa oke terutama pada proses pembentukan tim. Goals-nya sendiri terasa cukup dan mampu membuat penasaran, ada sedikit sentuhan nafas video games untuk membantu setting yang terasa cukup ramai itu. Dari luar mereka memang terasa biasa saja terlebih saat kamu sadar bahwa hanya beberapa dari karakter yang benar-benar berhasil tampak menarik di bagian awal. Dan itu berdampak ketika Zack Snyder ternyata membuat agar misi yang diemban Scott dan rekan-rekannya terasa tidak terlalu matang.

Kondisi tersebut memang membuat upaya pasukan itu untuk tiba di tempat tujuan punya semacam greget, meskipun didorong sebagai para karakter yang punya pengalaman cukup oke saat berurusan dengan zombie tapi tetap eksis clumsiness yang membuat cemas pada eksistensi mereka. Tapi ada satu hal penting absen di sini, yakni kesan kuat dari sebuah tim. Judulnya sendiri menggunakan kata “army” tapi sayang yang tampil justru satu kelompok yang, well, tidak ada satupun yang mampu membuat saya tertarik dengan eksistensi mereka. Memang it’s for fun peruntukannya sejak awal tapi karakterisasi tetaplah pondasi yang penting.


Efek domino dari minus tersebut sangat terasa sekali ketika narasi mencoba masuk ke babak akhir. Zack Snyder memang berhasil menciptakan sebuah “kegilaan” pada konsep tentang zombie itu sendiri, terasa fresh bahkan menyaksikan zombie yang selama ini kita kenal sebagai sosok yang “kosong” justru di sini tampil layaknya para monster yang mampu “mengatur” langkah mereka. Begitupula dengan sajian action sequences yang tidak malu-malu tampil frontal and gory, penuh dengan tembakan dan juga ledakan. Ketika narasi dipenuhi dengan materi-materi tadi, dibantu dengan beberapa humor yang tidak buruk, cerita berjalan dengan baik.

‘Army of the Dead’ mulai tertatih-tatih saat narasi mencoba “menyelesaikan” semua konflik. Dan ketika action sequences istirahat sejenak. Bagian drama yang mencoba untuk memperdalam isi cerita tidak bekerja dengan baik, script yang ditulis Snyder bersama Shay Hatten dan Joby Harold bahkan punya beberapa line yang sebenarnya dapat hilang dan tidak membuat cerita jadi rusak. Karakterisasi yang lemah tadi juga berdampak pada hubungan antar karakter, sebagai tim mereka tampak seperti asing satu sama lain. Alhasil greget hanya ada pada momen ketika zombie bergerak, tidak pada usaha untuk mendapatkan tumpukan uang yang tertinggal itu.


Hasilnya ‘Army of the Dead’ tidak konsisten tampil dinamis, tempo dan daya tarik terus naik dan turun. Di satu bagian cerita saya juga sempat merasa seperti sedang menyaksikan pertempuran zombie versus zombie yang disengaja demi menyajikan sebuah pertarungan menarik. Jangan remehkan para zombie di sini, selain memiliki tampilan yang meyakinkan mereka juga punya kualitas emosi yang justru berhasil terasa menarik ketimbang yang coba disajikan oleh para karakter manusia. Karakter pendukung mengembang peran yang minim namun sebagai pemeran utama di sini Dave Bautista jelas tampil mengecewakan.

Overall, ‘Army of the Dead’ adalah film yang kurang memuaskan. Dibuka dengan baik sayangnya Zack Snyder tidak membekali karakternya dengan isi yang menarik, mereka ditempatkan sebagai boneka yang mencoba menyelesaikan misi sederhana. Para zombie sebagai antagonis dibentuk dengan baik tapi sayangnya tidak pernah diberi kesempatan menguasai panggung utama. Penonton memang bertemu dengan action sequences yang terasa menyenangkan dan penuh greget tapi sayang di luar itu, no fun. Mungkin jika ada kelanjutannya maka potensi untuk terasa menarik akan jauh lebih besar, karena durasi 148 menit di sini telah Zack Snyder gunakan untuk membentuk sebuah pondasi invasi para zombie. #GiveArmyoftheDeadaSequel









1 comment :