27 January 2017

Review: Neruda (2016)


Semenjak mencuri perhatian lewat kisah tentang obsesi terhadap John Travolta sutradara asal Chile bernama Pablo Larraín secara konsisten menelurkan karya-karya yang dapat dikatakan selalu menunjukkan progress tumbuh positif di dalam filmography miliknya. Puncaknya tahun lalu ia menjadi sutradara sebuah film biopic berjudul ‘Jackie’ yang telah siap mengantarkan Natalie Portman untuk kembali meraih piala Oscars. Namun tahun lalu faktanya Larraín punya dua buah film, satunya lagi berjudul ‘Neruda’. Just like ‘Jackie’ it’s not a “standard” biography.

Chilean poet yang terkenal bernama Pablo Neruda (Luis Gnecco) hidup sebagai seorang komunis namun akibat perubahan kekuatan politik pada tahun 1948 Neruda kemudian merasa bahwa dirinya kini tidak lagi aman. Bersama dengan istrinya Delia del Carril (Mercedes Moran) ia diburu salah satunya oleh seorang policeman penuh semangat bernama Oscar Peluchoneau (Gael Garcia Bernal). Celakanya Neruda mencoba “bermain” dengan Oscar Peluchoneau, dia meninggalkan polisi tersebut sebuah novel detektif dengan catatan di dalamnya.  


Apa yang Pablo Larrain (Tony Manero, Post Mortem, No, The Club) lakukan di ‘Jackie’ terasa cukup impresif, sebuah potret yang intim, intens, dan hypnotizing, dan hal itu juga merupakan basis film ini. Formula sebuah biopic masih Larrain gunakan tapi cara dia mengeksplorasi materi dan juga tema terasa tematik dan juga stylish. Terdapat kesan intim yang kuat dari cerita, proses lari dan mengejar yang dilakukan dua karakter utama berhasil menarik penonton untuk merasa menjadi bagian di dalam cerita, Bersama dengan camerawork kamu akan diajak untuk “berdansa” bersama oleh Larrain, berputar-putar dengan gesit hingga kemunculan berbagai manuver yang menyenangkan. Menariknya kesan “wild” itu tidak membuat fokus pada karakter Neruda jadi terganggu, bersama dengan unsur politik kamu dibawa untuk melihat hal yang menjadi sejarah di Chile sana. 


Dari story, narasi, hingga poetry, mereka Larrain pakai untuk menghadirkan sebuah biopic yang lincah dan playful tapi di sisi lain tetap fokus. Ini sebenarnya sebuah kisah yang cukup kompleks, Larrain mencoba membawa kamu untuk melihat secara seksama pada detail dan menyusun puzzle tersebut, misteri menjadi salah satu charm yang kuat. Tapi uniknya dengan durasi 107 menit tidak pernah muncul kesan monoton apalagi melelahkan ketika menyaksikan dua karakter utama bermain-main. Hal itu ditambah lagi dengan kesan surrealistic yang cukup kental, di awal Larrain telah tetapkan sebuah “project” utama yang jelas, lalu kemudian dia bawa kamu bergerak bertemu dengan sesuatu yang dingin hingga mungkin magical, itu hadir di dalam aksi hunting yang tetap mempertahankan sense dari sebuah film biography. Tidak mudah untuk menyatukan atau mengkombinasikan hal-hal tadi menjadi satu kesatuan dan di sini itu berhasil Pablo Larraín capai dengan baik. 


Itu mengapa di awal saya mengatakan film ini merupakan not a “standard” biography, ia tidak sepenuhnya berbeda tapi berhasil tampil beda. Terdapat aksi kejar tapi mereka tidak tampak seperti sebuah saga dengan pahlawan di dalamnya, justru dengan menggunakan unsur seni dia membentuk berbagai hal terkait Chile itu sendiri, contohnya seperti history kompleks dari negara Chile. Ini merupakan sebuah view terhadap kehidupan seorang individu yang mencoba sebisa mungkin tidak menciptakan kesan biographical, Larrain tidak push political conflict terlalu jauh namun tetap berhasil menciptakan force bagi historical view yang menjadi salah satu isi yang ingin ia tampilkan. Larrain juga dibantu oleh performa akting yang oke terutama dari dua karakter utamanya, sebuah performance memikat dari Luis Gnecco yang didampingi oleh Gael García Bernal sebagai seorang policeman yang dengan determinasi tingi seolah ingin mencuri spotlight dari Neruda. 


Sejak awal hingga akhir ‘Neruda’ tidak sepenuhnya 100% terasa "ON" tapi berkat pengarahan yang manis dari seorang Pablo Larraín berbagai minus kecil itu tidak terasa mengganggu petualangan yang penonton rasakan. Neruda merupakan sebuah film biografi yang stylish dan cukup playful namun di sisi lain tetap ingat akan tugas utamanya sebagai sebuah film biografi, sebuah perpaduan antara drama bersama crime dan juga cukup thrill dengan permainan cat-and-mouse serta perpaduan antara poet dan detektif. Dibantu dengan performances yang oke dari cast dan juga rasa noir yang oke Pablo Larraín berhasil menggabungkan narasi dan visual menjadi sebuah kemasan biografi yang engaged. Just like ‘Jackie’ this one is not a “standard” biography. Segmented. 











0 komentar :

Post a Comment