17 December 2016

Movie Review: Sing [2016]


"Rah-rah-ah-ah-ah! Roma-ro-ma-ma!"

Pada film kedua mereka di tahun ini Illumination Entertainment kembali bermain dengan formula andalan mereka, yang jika meminjam salah satu kalimat dari Agnes di 'Despicable Me' Illumination Entertainment selalu berusaha agar animasi yang mereka produksi terasa so fluffy. Being a bit complex bukan ciri khas Illumination Entertainment, sama seperti para minions mengandalkan segala kekonyolan klasik a la Looney Tunes seperti menjadi hal paling penting di dalam buku pedoman Illumination Entertainment yang harus para sutradara mereka baca. Hal tersebut kembali dilakukan oleh film ini, Sing, kombinasi antara talking animals bersama talent show. Playing like citizens of Zootopia doing a karaoke it feels like The Voice rather than Idol.

Buster Moon (Matthew McConaughey) merupakan seekor koala yang sangat mencintai teater sejak ketika ia menyaksikan legenda bernama Nana Noodleman (Jennifer Saunders, Jennifer Hudson) saat ia masih kecil dulu. Suatu ketika music teater yang Buster kelola mengalami masalah finansial namun Buster yang optimistis itu tidak tinggal diam. Buster yakin cara terbaik untuk memperbaiki kondisi finansial tersebut adalah dengan menciptakan sebuah singing competition yang menjanjikan hadiah uang dalam nominal yang sangat besar. Keputusan tersebut berhasil menarik perhatian banyak orang termasuk beberapa peserta seperti Rosita (Reese Witherspoon), Ash (Scarlett Johansson), Mike (Seth MacFarlane), Meena (Tori Kelly), dan Johnny (Taron Egerton). 


Untuk dapat bertahan hidup di kompetisi yang semakin hari semakin ketat salah satu hal yang harus setiap orang lakukan adalah membuat diri mereka memiliki ciri khas sehingga tidak mudah terlupakan. Sejak film pertama mereka ‘Despicable Me’ hingga rilisan terakhir mereka sebelum film ini The Secret Life of Pets’ Illumination Entertainment telah berhasil semakin mengukuhkan ciri khas yang mereka punya sebagai studio animasi yang mengandalkan animasi yang ringan dan juga ringkas. Terkadang karya terbaru mereka memang terasa bermain aman dan tidak mencoba menghadirkan something yang “breakthrough” tapi di sisi lain Illumination Entertainment berhasil mendaur ulang formula dan pattern mereka untuk menciptakan sajian animasi yang sweet meskipun tidak special. Hal tersebut mereka kembali lakukan di film ini, Sing, yang mengusung konsep kompetisi bernyanyi di dunia anthropomorphic animals. 


Salah satu daya tarik terbesar dari ‘Sing’ selain dari voice cast yang berisikan nama-nama beken itu adalah pada trailer yang ia hadirkan sebelumnya. Trailer ‘Sing’ sendiri harus diakui terasa cukup impresif terutama pada cara berbagai lagu-lagu populer itu ditampilkan dan ternyata di sini mereka berhasil digunakan dengan baik untuk mengajak penonton ikut swinging bersama dengan karakter. Garth Jennings menciptakan tempat bermain yang oke lewat kompetisi bernyanyi tapi setelah itu dia berhasil melakukan hal yang sama ketika mengisi arena bermain tadi. Kualitas dari elemen musikal yang ‘Sing’ tampilkan terasa mumpuni, karakter yang terdiri dari koala, babi, tikus, landak, sapi, gajah, hingga gorilla itu berhasil memanfaatkan kesempatan yang mereka punya untuk menyuntikkan berbagai warna ke dalam kompetisi, masing-masing hadir dengan gag klasik ciri khas film-film animasi dari Illumination Entertainment. 


Ketika bernyanyi ‘Sing’ terasa menarik namun sayangnya hal serupa tidak terjadi ketika elemen musikal itu rehat sejenak. Terdapat dua kekurangan yang terasa cukup kontras pada momen non-musical itu hadir, satu dari karakter dan satu dari konflik di dalam cerita di mana keduanya memiliki sesuatu yang identik yaitu kuantitas. Karakter utama di sini adalah Buster tapi menariknya daya tarik yang ia punya tidak besar karena hal tersebut tersebar pada berbagai karakter lainnya. Masing-masing main character di dalam ‘Sing’ punya pesona yang terasa oke namun di sisi lain mereka juga memiliki semacam issue yang lewat kompetisi bernyanyi ini coba mereka taklukkan. Dari awalnya tentang seekor koala yang sedang mencoba menyelamatkan teater kita dibawa menyaksikan berbagai karakter yang hadir dengan their own thing, alhasil dampaknya hadir pada cerita di mana berisikan berbagai konflik sepele namun sukses menciptakan kesan "hectic"


Tapi seperti yang disebutkan di awal tadi Garth Jennings tetap membuat agar ‘Sing’ tampil a la animasi Illumination yaitu ringan dan ringkas, tapi sayangnya meskipun karakter konsisten terasa menarik hal yang sama tidak terjadi pada konflik yang mereka punya. Terasa predictable bukan sebuah masalah yang mengganggu pada sebuah film animasi namun sama seperti yang dialami oleh ‘The Secret Life of Pets’ di sini ‘Sing’ juga kurang berhasil untuk konsisten mengikat atensi dan menjaga rasa tertarik penonton pada apa yang terjadi di layar. ‘Sing’ punya berbagai isu menarik pada masing-masing karakter tapi setelah ia berakhir perasaan yang tertinggal terasa too normal. Garth Jennings kurang oke dalam menciptakan simbiosis di mana narasi dan musical dalam berpadu dengan baik, saling membantu dan saling menguatkan satu sama lain. Di sini mereka masing-masing seperti berdiri sendiri sehingga ketika bagian yang mencoba menonjolkan drama itu hadir akses yang penonton temukan untuk “tenggelam” di dalamnya tidak sebaik ketika elemen musikal hadir. 


Untung saja elemen musikal itu punya kualitas yang kuat, mampu membawa penonton untuk ikut bergoyang bahkan bernyanyi bersama. Dari lagu populer di era modern seperti "Anaconda", “Stay With Me”, “Bad Romance”, serta “Shake It Off” hingga lagu-lagu klasik seperti Bananarama's "Venus" serta Bamboléo it’s so easy to singing and swinging with ‘Sing’. Mereka tidak hanya menyelamatkan ‘Sing’ dari lacking di bagian narasi yang bahkan mencoba bercerita tentang society saja namun juga pada bagian komedi yang juga tidak terasa sangat kuat. Voice cast juga berhasil menjalankan tugas mereka dengan baik terutama pada bagian di mana mereka harus bernyanyi. Yang menarik dari bagian ini adalah karakter di ‘Sing’ tidak ada yang terasa special seperti Gru misalnya, atau Agnes dan juga para Minions namun berkat suara dari para aktor dan aktris (dan tentu saja berkat visual yang oke) mereka berhasil meraih perhatian penonton pada berbagai usaha melucu yang mereka lakukan. 


Kesuksesan terbesar yang Illumination Entertainment lakukan di ‘Sing’ adalah kini mereka punya satu lagi film animasi dengan potensi besar untuk menjadi sebuah franchise, mendaur ulang formula yang mereka punya dengan tetap mengandalkan berbagai stereotypes di dalam dunia animasi, not enough deep di bagian cerita dan karakter namun dengan menggunakan trik fast-paced kembali menyajikan sebuah hiburan yang cukup menghibur. Sebagai film yang menggunakan kompetisi sebagai dasar cerita tidak ada kompetisi yang luarbiasa di dalam ‘Sing’ alasan mengapa ini terasa seperti The Voice ketimbang Idol, namun hal tersebut berhasil ditutupi oleh musical sequences yang tampil layaknya sebuah karaoke yang mengajak penonton untuk ikut bergoyang dan bernyanyi bersama dengan karakter yang as usual kembali menjadi jualan utama. Quite entertaining.









Cowritten with rorypnm

0 komentar :

Post a Comment