24 September 2016

Movie Review: Blair Witch [2016]


"Oh, my God!"

Salah satu kejutan di pagelaran Comic-Con 2016 yang lalu adalah terungkapnya fakta bahwa sebuah film horror yang sejak awal produksi hingga ketika dipasarkan berada di bawah judul ‘The Woods’ ternyata merupakan sekuel dari salah satu film found footage psychological horror populer, The Blair Witch Project. Filmmaker beralasan usaha “bersembunyi” itu untuk mengantisipasi backlash atau respon negatif dari internet, tapi ternyata tidak hanya judul saja namun sejak awal hingga akhir di tangan sutradara You're Next dan ‘The Guest’ film ini memang “bersembunyi” di balik 'The Blair Witch Project'. Apakah itu menghasilkan sesuatu yang baik? They chose the wrong title, this one is a 'Blur Witch'.

James Donahue (James Allen McCune), adik dari Heather Donahue, mendapat sebuah clue terkait misteri menghilangnya kakak perempuannya itu. James menemukan sebuah video berisikan gambar dari Heather, bersama sahabatnya Peter (Brandon Scott) James kemudian mencoba masuk ke dalam hutan untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut. Bersama mereka ikut pula pacar Peter yang bernama Ashley (Corbin Reid) serta teman mereka Lisa (Callie Hernandez), seorang documentarian. Grup tersebut semakin besar ketika dua penduduk lokal, Lane (Wes Robinson) dan Talia (Valorie Curry) ikut bergabung. Rencana James dan timnya itu tampak lancar pada awalnya tapi setelah itu kemudian muncul berbagai terror, mereka masuk ke dalam permainan penuh siksaan yang dilancarkan oleh Blair Witch.  


Dengan budget $60,000 ‘The Blair Witch Project’ 17 tahun yang lalu berhasil mencetak pencapaian box office sebesar $248,6 juta, menciptakan sensasi di ranah genre horror yang kemudian menaikkan popularitas subgenre horror, found footage. Popularitas tersebut tetap kuat untuk menjadi bagian dari pop culture dan meskipun sekuel yang muncul satu tahun kemudian tidak begitu memikat tapi premise tetap menjadi sesuatu yang "empuk" untuk dieksplorasi. Premis yang dimiliki oleh ‘The Blair Witch Project’ ibarat yang sebuah batu permata yang baru diasah sedikit saja, menciptakan banyak peluang bagi filmmakers untuk memolesnya dan membuatnya bersinar. Banyak film horror found footage yang sudah mencoba melakukan hal tersebut, beberapa dari mereka berhasil tapi tidak sedikit pula yang gagal. Nah, Blair Witch ini salah satu anggota terbaru di kelompok yang gagal tadi, sebuah remake yang “bersembunyi” dengan topeng sebuah sekuel. 


Dari sinopsis tampak memiliki kaitan dengan ‘The Blair Witch Project’ tapi pada dasarnya di sini Adam Wingard membuat sebuah remake dengan lebih banyak kamera dan crew. Sebenarnya di awal saya cukup mengantisipasi penggambaran yang akan Wingard sajikan di sini karena secara teknologi mereka jelas memiliki kemudahan yang lebih besar ketimbang ‘The Blair Witch Project’, plus trailer memiliki kualitas yang terhitung oke. Tapi ternyata selama 89 menit durasi yang dia lakukan adalah membuat imitasi dari ‘The Blair Witch Project’. Tidak hanya karakter masuk ke hutan dan bertemu setan saja yang sama tapi style yang digunakan di sini juga nearly identik. Meskipun hal tersebut membuat kejutan di dalam cerita yang ditulis oleh Simon Barrett itu jadi minim buat mereka yang telah menyaksikan ‘The Blair Witch Project’ tapi sebenarnya hal tersebut bukan hal yang salah untuk dilakukan. Mereka sebut itu sebagai usaha penyegaran, tapi yang disayangkan di sini adalah usaha refresh itu tidak mampu menghasilkan kualitas yang at least levelnya sama dengan pendahulunya. 


Di awal Wingard sebenarnya menunjukkan potensi approach yang segar, hal terbaik datang dari peralatan yang dibawa oleh James dan timnya. Tapi ternyata hanya itu bagian segar film ini, ketika malapetaka itu tiba ‘Blair Witch’ berubah menjadi ‘The Blair Witch Project’ dengan kualitas di setiap elemen berada beberapa tingkat di bawah. Set-up yang “bodoh” dan dangkal tidak masalah, ‘The Blair Witch Project’ juga punya itu tapi nama terakhir tadi kemudian bisa tumbuh menjadi petualangan yang intens dan menakutkan. Di sini beda, ini tidak menyeramkan sehingga kesan dumb and shallow yang muncul di awal tadi tidak bergeser sebagai fokus atensi penonton. Cerita juga sama, usaha tampak kompleks justru berujung frustasi untuk mengikuti karakter berjalan, tidak terasa engaging meskipun mereka menjerit dan berteriak, hingga ketika momen the witch akan beraksi tiba kita bertemu dengan musik yang mulai berusaha menciptakan jump scare dan situasi hiruk-pikuk penuh gemuruh tapi uniknya tetap membuat atmosfir terasa normal. 


Usaha membuat penonton merasa takut di sini terasa “cheap” tidak hanya dari cerita yang standar dan tetap tidak tampil menarik di bawah pengarahan sutradara, bagian teknis yang mengandalkan loud noise, tapi juga dari para aktor di dalamnya. Film semacam ini harus mampu membuat penonton merasa ada sesuatu yang tidak beres sedang mengintai karakter, something insidious seperti It Follows misalnya, dan di bawah pengarahan Wingard para aktor dan aktris di dalam ‘Blair Witch’ gagal menciptakan hal tersebut. Mereka tampil dengan gaya hyper yang kemudian perlahan terasa menjengkelkan, tidak mampu membuat penonton merasa sedang menyaksikan sebuah situasi nyata yang mengancam. Yang mereka lakukan adalah mendapat ide, mencoba, terperangkap, lalu berteriak, kemudian berteriak, setelah itu berteriak, dan dilanjutkan dengan berteriak. Terkadang itu terasa menarik, mereka tampak "lucu", namun sama seperti teknik shaky-cam footage aksi dari karakter perlahan semakin kurang menarik untuk diikuti. Ada satu bagian melibatkan Lisa dan claustrophobia yang cukup oke, tapi sisanya tidak punya kualitas spooky yang oke. 


Menjadi mengerti mengapa film ini mencoba “bersembunyi” sebelum mendeklarasikan diri sebagai bagian dari keluarga Blair Witch franchise, because it “lost” in the woods. Sebuah sekuel yang terasa seperti sebuah remake, ‘Blair Witch’ gagal memoles batu permata tadi untuk bersinar lebih terang dari ‘The Blair Witch Project’, mencoba tapi tidak mampu meyakinkan penonton bahwa ada sesuatu yang menakutkan di dalam hutan tersebut, hal yang menjadi kunci penting dari kesuksesan yang diraih oleh ‘The Blair Witch Project’. Dimulai dengan dumb and shallow usaha refresh yang tidak mencoba “menantang” dan memilih bermain aman ini juga berakhir dumb and shallow. Jika kamu belum pernah menonton ‘The Blair Witch Project’ mungkin ini akan menarik buat kamu, namun jika pernah maka ini akan terasa seperti sebuah déjà vu dengan kualitas yang lebih rendah karena terus bermain di zona “abu-abu”. Lost in the woods, it’s a blur witch. Segmented. 










0 komentar :

Post a Comment