09 August 2016

Movie Review: A Violent Prosecutor [2016]


Crime and comedy merupakan salah satu trend dan favorit di cinema negara Korea Selatan, dari korupsi dan sistem peradilan melibatkan jaksa, kriminal, politikus, dan tentu saja polisi serta pahlawan kejutan, lalu campur mereka dengan unsur komedi untuk menciptakan presentasi yang kesan serius tapi santai. Film crime comedy ini, ‘A Violent Prosecutor (Geomsawejeon)’, bermain di trend tadi dengan mencoba menjadi sebuah buddy film berisikan sebuah proses hukum dan usaha balas dendam di dalam cerita, dan untungnya dengan sedikit rasa Shawshank Redemption ia berakhir di kelas positif. It's a grim and groovy crime comedy.

Byun Jae-Wook (Hwang Jung-Min) merupakan seorang jaksa penuntut yang ahli dalam pekerjaan yang ia lakukan, namun sayangnya mudah kehilangan kontrol pada emosinya. Investigasi “keras” yang menjadi ciri khasnya suatu ketika justru membawa Byun Jae-Wook ke dalam kurungan penjara selama 15 tahun. Lima tahun kemudian ia bertemu dengan pria tampan bernama Chi-Won (Kang Dong-Won). Chi-Won tahu kasus yang Jae-Wook alami dahulu sementara Jae-Wook yakin bahwa Chi-Won dapat melaksanakan rencana yang ia punya di luar penjara. Jae-Wook telah mempersiapkan misi balas dendam terhadap pihak yang telah menjebaknya hingga kini harus berakhir di penjara.  


'A Violent Prosecutor' tipe film crime comedy yang main aman, tidak mencoba membuat kamu bertemu hal-hal yang luar biasa menghebohkan tapi dengan main aman berhasil menjadi sajian yang menghibur. Sutradara sekaligus screenwriter, Lee Il-Hyeong (Kundo: Age of the Rampant) cerdik dalam memadukan elemen crime tapi tetap membuat semua hal yang berputar di dalamnya terasa ringan. Seperti versi yang jauh lebih simple dengan tone serupa dari hit Korea tahun lalu, ‘Veteran’, A Violent Prosecutor mengandalkan elemen buddy comedy untuk bernafas dengan baik hingga akhir. Di awal memang terasa seperti ‘Shawshank Redemption’ tapi beberapa tweak untuk memasukkan rasa Korea ke dalam cerita terasa oke, fokus kita pada proses pembuktian yang Jae-Wook coba lakukan yang ditemani dengan beberapa momen menegangkan seperti trik politik dan aksi penyamaran misalnya. 


Itu mengapa 'A Violent Prosecutor' terasa menyenangkan diikuti, tidak terasa benar-benar special sebenarnya tapi berbagai elemen yang standar diolah dengan fun. Sisi drama film ini cukup serius tapi ada elemen komedi yang tidak kalah “serius” berdiri di sampingnya. Selain berhasil menampilkan cerita dengan pacing dan momentum yang oke Lee Il-Hyeong juga mampu memanfaatkan dengan baik karakter, mereka menjadi penggerak plot yang baik dan banyak momen menarik datang dari interaksi antara dua karakter utama. Tidak peduli seberapa serius konflik utama tingkah mischievous dua karakter utama mampu membuat penonton tersenyum, mereka tidak terasa super lucu tapi punya pesona “riuh” yang menarik. Itu mengapa meskipun cerita kurang berhasil menampilkan sesuatu yang menonjok 'A Violent Prosecutor' terasa mengalir dengan baik hingga akhir, bahkan muncul rasa ingin untuk mengenal dua karakter utama lebih jauh lagi. 


Sayangnya hal terkahir tadi tidak tercapai. Diwarnai dengan momen menyenangkan sayangnya di sektor cerita ‘A Violent Prosecutor’ terasa kurang nendang. Cerita terus "hidup" hingga akhir tapi mereka hanya seperti jalan saja agar dua karakter utama dapat “hangout” bareng, toh sejak awal ‘A Violent Prosecutor’ juga tidak mencoba terlalu jauh untuk tampak rumit, tidak ada aksi memeriksa yang kompleks terhadap konflik. Memang terasa sedikit miris jika mengingat kembali judul dan fokus utama yang film ini miliki tapi dampak “merugikan” tidak pernah muncul. Itu berkat kemampuan Lee Il-Hyeong mengolah materi agar terasa mengalir dengan baik, saya juga suka dengan cinematography film ini, terasa cukup manis. Tapi di balik kemampuannya dalam mengolah materi Lee Il-Hyeong juga patut berterima kasih pada dua pemeran utamanya yang membuat karakter mereka terasa menyenangkan untuk diikuti. 


Aktor Lee Sung-Min dan Park Sung-Woong memang memberikan kinerja akting yang terasa baik tapi penonton terus dipaku pada relationship antara Byun Jae-Wook dan Chi-Won. Kang Dong-Won tampil baik sebagai Chi-Won, tidak special tapi rasa comic berhasil ia tampilkan dengan baik, kerap terasa sedikit over the top ketika bermain dengan trik. Kang Dong-Won berhasil menampilkan kesan ambigu di balik kedalaman yang minim dari karakter Chi-Won. Dan jika kamu pernah menyaksikan beberapa film dengan Hwang Jung-Min di dalamnya maka kamu tidak akan terkejut dengan performanya di film ini. Hwang Jung-Min kembali tampil baik ketika memerankan Byun Jae-Wook, emosinya oke dan kesan “keras” terpancar dengan baik, tapi sama seperti Kang Dong-Won di sini ia tidak special, performanya serupa tapi tak sama dengan karakter komedi lain yang pernah ia perankan. Untung saja chemistry Hwang Jung-Min dan Kang Dong-Won terasa sangat oke, tik-tok mereka manis. 


Jaksa penuntut dan kekerasan, mungkin dari judul yang ia gunakan kamu akan mengira ini berisikan kisah kriminal yang sedikit kompleks setelah tergerus oleh poster dengan tone ceria itu, tapi ternyata yang terjadi cukup mengejutkan. Punya beberapa adegan kekerasan yang oke ‘A Violent Prosecutor’ tidak meninggalkan unsur crime yang ia gunakan tapi ia lebih menaruh fokus pada unsur komedi. Elemen komedi film tampil baik sehingga materi standar dan terkesan main aman itu jadi menarik dan menyenangkan untuk diikuti. Buddy flick yang satu ini memang tidak super cantik, memiliki karakter dengan pesona yang lucu dan manis, konfliknya tampak serius namun terkesan “mudah”, tidak punya kedalaman yang memikat dan memorable, but it’s fun dan tidak mengecewakan.







0 komentar :

Post a Comment