21 February 2015

Review: The Voices (2015)


"Hearing voices can be murder."

Film seperti ini selalu mampu meninggalkan impresi yang baik ketika ia telah berakhir, film yang awalnya membuat penonton mengira ia akan menampilkan cerita dalam satu genre tapi setelah itu justru secara berkala memberikan mereka kejutan-kejutan menarik dengan rasa yang dicampur aduk dan ditampilkan dalam transisi yang menyenangkan. The Voices punya hal itu, ia ibarat satu pack atau kemasan permen yang didalamnya berisikan berbagai rasa yang kemudian akan mengejutkan kamu, sebuah komedi yang “cermat” dan cerdik dalam beraksi sebagai sebuah komedi.

Jerry Hickfang (Ryan Reynolds) mungkin terlihat normal tapi pria yang bekerja di sebuah perusahaan di bagian pengepakan dan pengiriman barang ini punya memori kelam ketika ia masih kecil. Tapi masalah sesungguhnya hadir ketika Jerry menolak untuk meminum obat yang disarankan oleh terapis bernama Dr. Warren (Jacki Weaver), dan dari sana ia mulai bertemu dengan imajinasi yang sangat liar. Jerry mulai berbicara dengan kucing dan anjing peliharaannya, satu saran positif dan satu lagi saran negatif kepada Jerry terkait wanita bernama Fiona (Gemma Arterton). 



Sebenarnya sinopsis yang film ini miliki tidak sesederhana itu, saya bahkan belum memasukkan nama Anna Kendrick yang disini berperan sebagai Lisa, tapi sebagai upaya menjaga kejutan yang ia miliki maka sinopsis saya potong di bagian tersebut. Ya, kejutan, The Voices ini ibarat film bunglon, ia dapat berubah warna dengan cepat tapi tetap mampu membuat tampilannya di masing-masing bagian tampak menarik. Topeng awal yang ia pakai adalah komedi tapi ternyata disamping warna-warna cerah yang ia gunakan film ini akan menuntunmu kedalam cerita yang lebih gelap, memang tidak pernah berhenti membuat penontonnya merasa geli tapi disamping lelucon yang mayoritas bekerja dengan baik itu kita akan mendapatkan kejutan yang jauh lebih menakutkan.



Jika kata menakutkan terasa berlebihan mari gunakan terror sebagai penggantinya. Ditangan Marjane Satrapi film ini berhasil menjadi sebuah serial-killer yang lucu, dari rasa kesepian hingga penyakit mental kita masuk kedalam aksi menebak pada apa yang akan dilakukan oleh Jerry selanjutnya dengan rasa waspada. Cerita yang ditulis oleh Michael R. Perry terhitung mampu menjaga excitement cerita, kita dibuat terus berada di sebuah garis yang memisahkan apakah Jerry adalah sosok gila atau justru pria dengan gangguan fungsional. Sebuah trik yang cermat karena dengan begitu kita seperti berpindah-pindah antara serius dan konyol bersama Jerry, ia pernah mencoba menampilkan melodrama tapi tidak jarang pula kita disuguhkan tindakan keji yang akan membuat kamu terdiam dengan rasa kaget.



Itu yang menjadi keunggulan utama dari The Voices, dari awal ia seperti di set untuk menjadi kombinasi antara drama dan komedi, serius tapi konyol, dan ketika ide tersebut berhasil di eksekusi dengan baik oleh Marjane Satrapi dalam menciptakan perpindahan diantara kedua bagian itu untuk tidak pernah terasa mengganggu kamu akan terbawa arus kedalam petualangan yang aneh ini. Iya, aneh, ada ketidakpastian yang menarik untuk di ikuti bersama berbagai slapstick yang cukup oke dalam menemani perpindahan warna cerita yang liat itu, dan hal tersebut semakin lengkap dengan penampilan memikat dari para pemeran, terutama Ryan Reynolds yang sukses menjadikan Jerry terasa menarik untuk di ikut, mengamati kekacauan yang terjadi didalam pikirannya.



Mungkin ketika ia telah masuk di bagian tengah dari segi cerita The Voices tidak lagi terasa sama segarnya dengan bagian awalnya, tapi ada pesona yang begitu kuat disini yang akan mampu menjaga kamu untuk terus mengikuti Jerry hingga akhir. Bukan hanya penuh warna namun The Voices juga penuh dengan kejutan, sebuah film yang pintar dalam menggoda penonton dengan bermain-main diantara black comedy dan horror dengan penuh percaya diri, menampilkan hal-hal konyol yang menggelikan tapi disisi lain ia juga akan membuat kamu terkejut dengan kehadiran materi yang jauh lebih gelap. Strange and sly comedy.








1 comment :