29 November 2012

Movie Review: Rise of the Guardians (2012)


Ketika masih kecil dulu saya tentu saja tahu dengan dongeng-dongeng tentang tokoh fiktif yang menjadi tokoh utama dari beberapa peristiwa. Ada Santa Claus yang memberikan hadiah kepada anak-anak yang baik di kala Natal, Kelinci Paskah yang telah menjadi simbol Paskah bagi anak kecil bersama dengan telur paskah, hingga peri gigi yang akan memberikan hadiah jika anda menyimpan gigi anda yang baru saja lepas. Lantas apakah anda percaya mereka ada? Apakah anda tahu apa akibat yang akan terjadi jika anda tidak lagi percaya pada eksistensi mereka?

Okay, mari anggap saja mereka itu ada. North (Alec Baldwin), Santa Claus yang trendi dengan tattoo di lengannya, bersama tiga temannya Bunny (Hugh Jackman), seekor kelinci paskah dengan aksen Australia, Tooth (Isla Fisher), peri gigi berparas cantik dengan sayap di pundaknya, dan Sandy yang hanya berkomunikasi dengan gambar-gambar yang ia ciptakan dengan pasir. Ya, mereka adalah The Guardians yang dipilih oleh Man in the Moon untuk menjaga anak-anak diseluruh dunia. Santa bertugas untuk menjaga keajaiban bagi anak-anak, Bunny bertugas menjaga harapan, Tooth menjaga memori dari anak-anak, dan Sandy bertugas menjaga mimpi.



Singkat cerita, keceriaan itu mulai terusik dengan kehadiran Pitch (Jude Law), seorang Boogeyman yang merupakan Raja Kegelapan. Fitch mulai merusak semua hasil karya Para Guardians, menebar rasa takut kepada seluruh anak-anak yang percaya pada The Guardians.  Man in the Moon bergerak cepat, memilih Jack Frost (Chris Pine), seorang anak muda berjiwa bebas yang benci dengan aturan, bergabung dengan The Guardians. Mereka bersatu, mencegah semua rasa takut yang telah ditebar oleh Pitch, untuk menyelamatkan dunia anak-anak, dan juga menjaga eksistensi mereka.

Ya ya ya, Rise of the Guardians tentu saja salah satu film animasi yang saya nantikan di tahun ini, karena mereka adalah senjata utama DreamWorks tahun ini disamping Madagascar 3 yang jelas tidak bisa terlalu diharapkan. Lantas apakah Peter Ramsey berhasil didebut perdananya sebagai sutradara film layar lebar? Dengan naskah yang digarap oleh David Lindsay-Abaire, orang yang ikut berperan penting dalam membentuk Rabbit Hole menjadi sangat menarik, dan juga William Joyce dengan bukunya The Guardians of Childhood, Ramsey sukses menuntun karakter-karakter lucu dan unik yang ia miliki mencuri perhatian saya.

Mari mulai dengan elemen tersukses bagi saya, karakter. Santa memiliki tatto? Kelinci Paskah bergaya layaknya boss gangster? Terlalu naïf untuk mengatakan bahwa itu tidak menarik. Ini daya tarik utama film ini, dimana anda akan menemukan tokoh-tokoh fiktif yang mampu tampil lucu dan menarik. Mereka berhasil bersatu menjadi sebuah tim yang kuat dari segi karakterisasi. Hal tersebut menyebabkan feel dari status mereka sebagai The Guardians sangat terasa dengan jelas, dan menghasilkan chit-chat yang terasa renyah. Kehadiran karakter pendukung seperti kurcaci Santa yang dalam jumlah besar juga berhasil mengundang tawa. Mereka mengingatkan saya kepada The Minions di Despicable Me.


Lantas apakah film ini layak bersanding dengan Wreck-It Ralph digaris terdepan? Tidak. Disamping karakter yang menarik, anda akan menemukan tampilan visual penuh warna yang menyenangkan, dan dibantu score yang sangat mumpuni karya dari Alexandre Desplat, tanpa rasa ragu nuansa dunia fantasi akan terasa dengan sangat mudah. Hal ini juga dibantu dengan para pengisi suara yang sukses membentuk tokoh-tokoh yang mereka punya menjadi tampak kokoh. Namun film ini meninggalkan sebuah celah besar yang terasa menghambat keceriaan itu untuk terus melaju. Banyak momen  dimana tensi terasa benar-benar sangat turun. Ketika anda tertawa bersama Santa dan teman-temannya, kemudian hadir scene yang tampak membawa misi untuk sedikit serius, namun celakanya tidak berhasil membuat saya tertarik. Momen-momen tersebut membuat tensi sedikit turun, dan hampir saja membosankan.

Ya, tenang saja, mungkin saya yang terlalu sensitif sehingga merasakan momen-momen yang saya sebutkan diatas menjadi nilai minus bagi film ini. Itu karena dongeng-dongeng yang sangat terkenal tadi mampu membawa saya untuk seolah merasa ikut berpetualang bersama para The Guardians, sehingga ketika tensi turun menyebabkan saya menjadi sedikit bosan. Tapi dibalik itu film ini mampu menyampaikan misi dan pesan yang mereka bawa, bersenjatakan para super hero negeri dongeng, dengan cara penyampaian khas dari DreamWorks yang dapat anda temui di beberapa film animasi terdahulu mereka, seperti Sherk, How to Train Your Dragon, dan Kung Fu Panda.


Overall, Rise of the Guardians adalah film animasi yang menyenangkan. Seperti nama rumah produksinya, film ini mampu mengajak saya untuk ikut bermimpi dan berfantasi ria bersama karakter-karakter lucu yang ia miliki, dengan premis yang menarik, dengan cara yang sangat renyah, dibalut dengan tampilan visual yang segar dengan efek 3D yang baik. Ya, 97 menit yang penuh aksi, bersama tokoh-tokoh fiktif terkenal yang mencoba mengingatkan semua anak didunia agar tidak menyerah untuk terus bermimpi, karena The Guardians ada buat mereka.

Score: 7,25/10

0 komentar :

Post a Comment