27 November 2012

Movie Review: From Up on Poppy Hill (2011)



Ada yang bilang bahwa anda dapat dikatakan mati jika anda berhenti berharap dan berusaha. Itu benar, karena harapan yang terus hidup berbanding lurus dengan semangat yang akan anda dapatkan untuk terus berusaha mengejar impian anda. Umi Matsuzaki (Masami Nagasawa), gadis berusia 16 tahun, memiliki rumah di sebuah bukit yang langsung menghadap ke pelabuhan Yokohama, setiap pagi selalu mengirimkan doanya kepada ayahnya yang telah tiada, melalui bendera signal yang ia kibarkan.

Ayah Umi yang merupakan seorang nahkoda kapal gugur di Perang Korea, dan melalui bendera tersebut ia mengirimkan sebuah pesan agar semua pelaut dapat berlayar dengan aman. Ya, itu dia lakukan setiap pagi, yang pada akhirnya menarik perhatian dari Shun Kazama (Junichi Okada), pemimpin koran sekolah, yang selalu melihat bendera tersebut dalam perjalanannya menuju sekolah dipagi hari, dan menjadikannya sebuah puisi dalam koran sekolah.


Umi tidak tahu bahwa Shun dan temannya Shirō Mizunuma (Shunsuke Kazama) bekerja di Koran sekolah. Yang Umi tahu bahwa Shun adalah seorang pria aneh yang jatuh dengan cara yang konyol dari atap gedung sekolah hanya untuk sebuah acara adu keberanian. Namun ketika membantu temannya Sora Matsuzaki (Haruka Shiraishi) untuk menemaninya ke Quartier Latin, sebuah klub sekolah, dalam rangka meminta tanda tangan dari Shun, Umi mendapati bahwa Shun bekerja disana. Umi terperangkap disana, mulai bekerja untuk Koran sekolah, menyelamatkan serta merenovasi gedung klub yang terancam eksistensinya, hingga menaruh ketertarikan kepada Shun. Sayangnya, ada sebuah hambatan yang sangat besar dan kompleks yang menghalangi cinta mereka.

Apa yang anda harapkan dari film animasi karya Studio Ghibli? Tampilan visual yang memukau dengan tone warna yang kaya dan sangat lembut, yang pastinya dapat selalu mengingatkan anda bagaimana film animasi itu “sebenarnya” dibalik serangan film-film dengan teknologi dan efek kelas wahid. Ya, Studio Ghibli selalu tampil sederhana, namun hebatnya mereka selalu berhasil menciptakan film animasi yang menarik dan menjadikan anda menaruh ekspektasi besar sebelum menyaksikannya. Lantas apakah Gorō Miyazaki berhasil dikesempatan keduanya kali ini?

Jika menilik dari bagaimana ia menyatukan semua komponen yang ia miliki, Gorō Miyazaki dapat dikategorikan berhasil. Ceritanya diangkat dari serial dengan judul yang sama karya Tetsurō Sayama dan Chizuru Takahashi, ditulis oleh Hayao Miyazaki dan Keiko Niwa memang sangat sederhana, dimana ada seorang gadis yang tidak pernah berhenti berharap, merasakan cinta, namun dihadapkan pada sebuah rintangan besar yang menghambat cinta mereka. Ya ya, karena sangat sederhana sehingga kemana cerita ini akan berjalan dan juga berakhir sudah terasa meyakinkan sejak awal. Tapi justru karena sangat meyakinkan tadi saya juga menjadi ikut berharap dengan kisah cinta mereka, menginginkan mereka bersatu, dan ketika masalah itu muncul saya merasa kesal dan seolah ingin masuk kedalam cerita untuk menolong mereka. Hebat!


Memang saya merasa adanya sebuah grafik menurun dari apa yang Studio Ghibli berikan setiap tahunnya. Setelah kembali meledak dengan Ponyo (2008) setelah sempat gagal di Tales from Earthsea, apa yang Arrietty berikan tidak mampu tampil sejajar dengan Ponyo, dan itu kembali dialami oleh From Up on Poppy Hill, meskipun intensitasnya sangat kecil dan terasa sama dengan Arrietty. Mereka memang selalu mampu menciptakan karakter yang loveable, sangat loveable malah, dan juga dibarengi dengan kemampuan dalam membentuk sebuah konflik utama yang kuat dan sangat mengikat. Itu semua kembali saya rasakan di film ini.

Jika dibandingkan dua pendahulunya, film ini berhasil tampil sangat natural dan realistis. Tidak ada karakter-karakter “ajaib” yang hadir. Hal tersebut pula yang menjadikan nuansa tahun 60-an terasa sangat kental. Namun dibalik tampilan visualnya yang berpadu baik dengan score yang dihadirkan itu, cerita yang ditawarkan terasa sangat standar meskipun berhasil mengikat saya. Tidak berkembang terlalu jauh, tampak begitu sempit dan kurang berani. Yang sangat disayangkan tentu saja bagaimana mereka menciptakan karakter-karakter pendukung yang berhasil memikat diawal, namun setelah itu terkesan ditinggal begitu saja.

Hadir ditahun 2011, dan sedang dalam tahap produksi ketika Jepang dilanda gempa bumi dan tsunami, jelas memberikan efek bagi tahapan produksi yang sedang berjalan. Pemadaman bergilir yang dilakukan kala itu menyebabkan pengerjaan yang dikebut, dan itu terasa sekali di film ini. Ya seperti yang saya sebutkan tadi, ada beberapa bagian yang terasa kurang, dan mulai kehilangan fokus dipertengahan film. Beruntungnya mereka masih mampu mempertahankan kelebihan yang mereka punya, karakter yang kuat, konflik utama yang kuat, dan tampilan visual yang manis, sehingga kekurangan yang terjadi dapat sedikit terlupakan.


Overall, From Up on Poppy Hill adalah film animasi yang memuaskan, Studio Ghibli masih mampu mempertahankan ciri khas yang juga menjadi senjata utama mereka. Sayangnya beberapa kesalahan kecil sedikit merusak potensi film ini untuk menjadi besar. Film ini tampil lebih natural, lebih dewasa, dan juga lebih realistis dengan kadar fantasi yang minim. Sebuah kisah emosional yang berkualitas mampu mencuri perhatian saya, dan hadir untuk menutupi beberapa kekurangan tadi. Berhasil menyampaikan semua pesannya yang memikat, film ini gagal untuk kembali mengejutkan layaknya Ponyo. Ya, mari berharap agar Hayao Miyazaki kembali hadir di bangku sutradara.  

Score: 8/10

1 comment :

  1. mau liat tapi di youtube ga ada. tau linkny yg sub indo?

    ReplyDelete