14 November 2012

Movie Review: ParaNorman (2012)


Jika anda dapat melihat makhluk halus disekitar anda, sebenarnya anda orang yang beruntung, atau justru sangat tidak beruntung? Norman Babcock (Kodi Smit-McPhee) memiliki kemampuan tersebut.  Norman dapat melihat dan berbicara dengan hantu disekitarnya, yang tentu saja tidak dapat dilihat orang lain. Hal tersebut membuat Norman dinilai sebagai anak yang gila oleh masyarakat dilingkungan tempat tinggalnya. Ya, klasik, from zero to hero.

Diawal cerita anda sudah ditawarkan sesuatu yang unik, dimana Norman berbincang dengan arwah neneknya, namun orang tuanya Perry Babcock (Jeff Garlin) dan Sandra Babcock (Leslie Mann), serta kakaknya Courtney (Anna Kendrick) justru tidak bisa melihat sang nenek. Setelah itu apa yang ditampilkan oleh Chris Butler dan Sam Fell tidak begitu special bagi saya. Anda mulai diperkenalkan dengan kehidupan Norman, bertemu teman barunya Neil (Tucker Albrizzi), dan musuh utamanya Alvin (Christopher Mintz-Plasse). Ya, tidak special, meskipun Butler dan Fell terus mencoba memberikan tekanan demi tekanan pada Norman, dan juga kehadiran pamannya Mr. Prenderghast (John Goodman) yang memberikan sebuah misi kepada Norman.


Lantas apakah film ini buruk? Tidak buruk, namun tidak special juga. Kelemahan ParaNorman bagi saya adalah tidak memiliki konflik utama yang kuat. Sebuah misi, sedikit berbelok agar tampak menarik, namun tetap saja dapat dengan mudah anda tebak bagaimana semua itu akan berakhir. Hal yang lumrah memang, dimana cerita dari sebuah film animasi jelas akan lebih ringan dan tidak begitu kompleks. Celakanya, ada beberapa elemen kunci yang saya rasa kurang dieksekusi dengan baik.

Sudah jelas bahwa pesan utama dari animasi stop-motion ini adalah bagaimana seorang yang dianggap remeh oleh lingkungannya, justru dapat menjadi pahlawan yang menyelamatkan kota New England, Massachusetts. Cerita yang dihadirkan juga tidak jelek, dengan alur yang jelas anda akan ikut merasakan kenikmatan dari perpindahan antar konflik yang terasa halus, tidak ada yang tertinggal. Minusnya, saya tidak merasakan ancaman yang akan terjadi jika misi itu gagal, terasa datar dari awal hingga akhir. Dari kegagalan dikala sunset, hingga kehadiran zombie yang menginvansi kota, tetap tidak berhasil membantu menaikkan tensi dari konflik utama.


Oke, ini animasi, dan seseorang pernah berkata kepada saya, “animasi itu adalah sebuah sajian visual, tanpa harus berpikir keras”. Ya, itu benar, dan tampilan visual yang dihadirkan Laika Entertainment (Coraline) jelas berhasil menghibur saya. Karakter dengan bentuk tubuh yang aneh, dibantu tampilan latar yang tidak begitu detail dengan dominasi warna kelam, sangat mampu membentuk nuansa gelap dari cerita yang film ini miliki.

Sayangnya, bagi saya hanya itu nilai positif yang cukup besar dari film ini. Joke yang disuntikkan menjadi salah satu celah besar yang tertinggal, banyak yang tidak bekerja dengan baik. Beberapa twist yang dihadirkan juga kurang sukses, justru merusak cerita yang telah dibentuk sejak awal. Dan seperti yang saya sebutkan diawal, anda sudah tahu kemana film ini akan berjalan, sehingga ketika ending hadir, anda tidak merasakan sesuatu yang besar.

Syukurlah Butler dan Fell memiliki pengisi suara yang sukses menjalankan tugas mereka dengan baik. Suara yang dihadirkan berhasil menyatu dengan baik bersama tampilan visual dari masing-masing karakter, bahkan untuk Jodelle Ferland, yang suaranya hanya hadir diakhir cerita. Begitupula pesan yang film ini emban, sukses disampaikan dengan baik. Ya, meskipun dibalut dengan unsur horror, menurut saya ParaNorman dapat memberikan motivasi kepada anak-anak, dari Norman yang menjadi contoh bahwa semua orang memiliki keistimewaan, Norman yang tidak pernah berhenti untuk percaya, hingga kerja keras pasti akan memberikan hasil yang manis.


Overall, ParaNorman adalah film animasi yang memuaskan. Dengan tampilan stop-motion yang oke, berpadu dengan cerita yang tidak begitu istimewa, film ini mampu menyampaikan banyak pelajaran kepada kaum muda hingga orang dewasa, lewat kisah perjuangan seorang anak kecil yang menyelamatkan kotanya dari kutukan jahat. Bukanlah 92 menit yang membosankan, namun entah mengapa sangat sulit untuk mengatakan bahwa ini adalah film animasi yang sangat special bagi saya.

Score: 7,25/10

0 komentar :

Post a Comment