08 August 2012

Movie Review: 2 Days in New York (2012)



Marion (Julie Delpy), kembali mengalami dua hari yang berat dalam hidupnya, persis seperti yang ia alami lima tahun yang lalu. Kekacauan yang terjadi kali ini bukan berlokasi di Paris, melainkan New York, dan tanpa sosok Jack (Adam Goldberg). Marion kini menjalin hubungan dengan Mingus (Chris Rock), yang berprofesi sebagai penyiar radio dan penulis. Hubungan mereka berjalan lancar, dimana Mingus bersedia menjadi ayah angkat dari anak Marion, begitupula Marion terhadap anak Mingus. Namun cobaan tiba ketika Ayah Marion, Jeannot (Albert Delpy), datang mengunjunginya, beserta dua troublemaker lainnya Rose (Alexia Landeau), adik Marion, dan Manu (Alexandre Nahon), pacar Rose, dan juga mantan pacar Marion.

Tiga tamu spesial Marion ini memiliki keterbatasan dalam berbahasa inggris. Ini menjadikan Marion berupaya untuk selalu berada disekitar mereka. Namun apa yang akan anda dapatkan jika berada disekitar orang yang selalu membuat masalah? Yap, masalah. Jeannot, Rose, dan Manu masih membawa kebiasaan mereka di Paris, terutama Manu yang berpikiran semua penduduk New York seperti apa yang ia saksikan di televisi. Hal ini menyebabkan emosi Marion menjadi labil, timbul pertengkaran dengan Mingus, ditambah rencananya mengadakan pameran hasil karyanya.


Masih seperti proyek yang ia ciptakan lima tahun lalu, film ini masih berada dibawah kendali penuh Julie, dari sutradara, penulis, hingga bintang utama. Kali ini Julie berbagi tugas dengan Alexia Landeau dan Alexandre Nahon, yang merupakan bagian dari tim troublemaker. Dan hasilnya, permasalahan yang dibangun dari skala kecil, perlahan tapi pasti bergerak kearah positif, dan berhasil mencapai puncaknya, berkat tekanan moral dialami dua karakter utama, serta keusilan dari tim troublemaker. Porsi dari bahasa Prancis masih kental di film ini, yang justru menjadikan karakter Jeannot, Rose, dan Manu menjadi menarik. Hal ini juga sukses menciptakan batas, sehingga Mingus yang tidak mengerti menjadi bingung dengan kekacauan yang terjadi.

Setting latar yang diciptakan Julie di film ini tidak seluas karyanya terdahulu. Dominasi latar sebuah apartemen, seolah menjadikan permasalahan yang tercipta berputar di satu ruangan kecil, mencoba sejenak keluar, dan kembali ke apartemen. Dengan situasi yang Julie ciptakan, konflik dari dua karakter utama menjadi terlihat cukup fokus, menutupi plot yang sejak awal tidak begitu meyakinkan, berbeda dengan pendahulunya.

Cast berhasil memberikan performa sesuai bagian yang mereka dapatkan. Tidak ada yang begitu dominan dari tim troublemaker, karena ketika berhasil membuat saya jengkel dengan sikap yang mereka tunjukkan. Julie dengan karakter Marion, bermain cukup baik dalam menghadapi tekanan yang ia dapat, namun tidak se-dominan Chris Rock. Chris memberikan kinerja yang sangat baik, meskipun beberapa humor yang ia berikan gagal, termasuk perbincangannya dengan Obama. Namun yang manjadi titik kunci dari cast adalah chemistry yang berhasil mereka ciptakan dengan baik.


Overall, 2 Days in New York menghadirkan tontonan yang cukup memuaskan. Plotnya tidak memiliki power yang kuat, dan terbukti tidak mampu menjaga daya tariknya hingga akhir film. Performa dari cast sedikit membantu film ini tetap hidup, dengan beberapa humor yang cukup berhasil, meskipun mudah ditebak. Bagi saya Chris Rock mencuri posisi pusat cerita dari Julie Delpy. Meledak diawal dengan konflik yang dibawa tim troublemaker, tensi perlahan turun, coba dibantu dengan humor, namun tidak memberikan dampak yang begitu besar. Ini diperparah dengan ending yang terasa hambar, terutama kehadiran Vincent Gallo yang justru merusak cerita yang telah dibangun.

Score: 6,5/10

0 komentar :

Post a Comment