26 May 2012

Movie Review: Men In Black III & Safe


Men In Black III (2012)

Boris The Animal (Jemaine Clement), penjahat yang berhasil ditangkap oleh Agent K (Tommy Lee Jones) empat puluh tahun yang lalu, berhasil meloloskan diri dari Lunar Max, penjara dengan sistem keamanan tinggi, yang berlokasi di bulan. Kembalinya Boris ke bumi mengusung misi balas dendam kepada Agent K, yang menyebabkan Boris kehilangan tangan kirinya. Oleh sebab itu, Boris kembali ke 40 tahun yang lalu, tepatnya 15 Juli 1969.



Mengetahui Boris kembali ke tahun 1969, Agent K memutuskan untuk menyusul, berupaya untuk menggagalkan misi dari Boris. Agent J (Will Smith), menyadari ada yang salah setelah Agent K pergi. Ini semakin di perkuat dengan intensitas Agent J menginginkan susu cokelat. Semua yang berada di sekeliling Agent J berubah, dari cerita Agent K yang tewas 40 tahun lalu, sampai bangsa Boglodite, yang dipimpin Boris berhasil menyerang bumi. Setelah berdiskusi dengan pemimpin Men In Black, Agent O (Emma Thompson), ia akhirnya menyusul Agent J, kembali ke tahun 1969. Ini mempertemukan ia dengan Agent K muda (Josh Brolin), yang pada saat itu berusia 29 tahun. Misi pun berlanjut, dengan sasaran utama adalah jaringan Arc, yang harus dilempar ke luar angkasa agar dapat melindungi bumi. Mereka memanfaatkan momentum peluncuran Apollo 11.

Film ini disutradarai oleh Barry Sonnenfeld, orang yang sama dibalik MIB dan MIB2. Begitu pula naskahnya yang ditulis oleh Lowell Cunningham, yang kali ini berduet dengan Etan Cohen. Menurut saya, Barry cukup berhasil dalam mengendalikan film ini. Tensi yang tercipta dari awal film berhasil dijaga dengan baik hingga film berakhir, sehingga tidak membosankan. Naskah yang ada juga membuat cerita menjadi tegas dan tidak berputar-putar.


Dari sisi pemeran, favorit saya adalah Josh Brolin, yang berperan sebagai Agent K muda. Brolin menjadikan Agent K muda sangat nyata, sangat hidup. Tampang licik yang dimiliki Agent K berhasil dimainkan dengan baik oleh Brolin. Humor yang ia berikan, juga menambah nilai positif film ini. Sementara Jones hanya muncul di awal cerita, menghilang ketika ia kembali ke masa lalu, dan muncul kembali di scene akhir film. Saya rasa penampilannya cukup baik, dikarenakan porsinya sendiri sedikit. 

Yang mengecewakan adalah Will Smith, yang berperan sebagai Agent J. Dari sisi acting dan karisma nya sebagai Agent J saya akui sangat-sangat baik. Tapi, sorry to say, mayoritas humor yang Will berikan terkesan sangat kering, lucu tapi kurang memberikan efek kejut yang kuat. Padahal menurut saya nyawa terbesar dari film ini adalah Agent J yang dimainkan oleh Will Smith. Saya tidak menilai Will bermain buruk, tapi kurang, dan jauh dari ekspektasi awal saya.


Overall, MIB 3 adalah film yang cukup menghibur. Premis awal yaitu kembali ke masa lalu untuk menyelamatkan bumi di eksekusi dengan cukup baik. Penampilan apik dari Brolin berhasil memberikan nafas baru bagi MIB3. Hanya, penampilan Will Smith yang sedikit mengecewakan saya. Untuk ukuran sekuel yang telah tertidur selama 10 tahun saya rasa MIB3 cukup baik, meskipun terkesan sedikit dipaksakan. Yah, namanya juga franchise. :)

Score: 6,8/10



Safe (2012)

Mei (Catherine Chan), gadis remaja berusia 12 tahun, memiliki daya ingat yang luar biasa. Mei di berikan tugas oleh pamannya yang merupakan pemimpin organisasi mafia Cina, Triad, untuk mengingat kombinasi angka yang merupakan kode rahasia. Ini menyebabkan Mei menjadi target dari mafia Rusia dan Polisi Korup New York. Luke Wright (Jason Statham), seorang polisi yang sedang putus asa, melihat Mei yang kabur dari kejaran mafia, di stasiun kereta api ketika Luke mencoba bunuh diri dengan melompat ke dalam rel kereta. Luke memutuskan untuk menyelamatkan Mei, dan mengusung misi lain, yaitu membalaskan dendamnya kepada mafia Rusia.


Film ini di sutradarai dan ditulis oleh Boaz Yakin, yang pernah menjadi bagian dari Prince of Persia: The Sands of Time. Cerita yang ditulis oleh Boaz sangat menarik, dimana dua cerita awal yaitu Mei dan Luke sebenarnya tidak memiliki keterkaitan satu sama lain. Dan, cara Boaz menyatukan kedua cerita tersebut menurut saya sangat baik, meskipun proses yang diperlukan cukup memakan waktu. Dan Boaz mengerti apa kelebihan dari seorang Jason Statham, adegan aksi dengan alur yang cepat.

Inti film ini, tentu saja Jason Statham, actor yang selalu sukses menarik penonton dengan adegan aksi khasnya. Kali ini saya cukup puas dengan aksi Jason, meskipun ya tetap saja seperti film-film sebelumnya, aksi khas Jason yang sudah terbaca, yang pada akhirnya mengundang sedikit rasa bosan sepanjang film. Namun jika dibandingkan tiga filmnya tahun lalu, The Mechanic – Blitz – Killer Elite, yang sangat kurang bagi saya, di film ini performa Jason sedikit lebih baik, meskipun masih di bawah aktingnya di Transporter bahkan Crank. Sedangkan Catherine Chan, wow, mengingat ini adalah film kedua-nya, menurut saya Catherine bermain sangat baik. Sosok gadis remaja jenius, yang mudah tertekan namun pintar membaca situasi berhasil di mainkan oleh Catherine. Diluar Jason dan Catherine, ada Robert John Burke yang berperan sebagai Captain Wolf, seorang polisi korup. Akting Robert baik, terutama ketika Wolf bernegosiasi harga dengan kedua pihak mafia.


Overall, film ini cukup baik dan hampir berada di level kurang. Nilai positifnya adalah sang sutradara, Boaz Yakin, menurut saya cukup sukses membaca apa yang harus di berikan kepada penonton jika actor utamanya adalah Jason Statham. Cerita yang Boaz tulis juga menarik, meskipun eksekusinya bisa dibilang kurang. Alur cepat yang disajikan juga konsisten dari awal hingga akhir, menutupi rasa bosan saya rasakan pada acting Jason yang ternyata masih sama. Tapi, itulah Jason Statham, selalu monoton, tapi juga selalu mengundang rasa penasaran. :)

Score: 6/10

0 komentar :

Post a Comment