Oscars
memang telah kehilangan penonton dalam jumlah besar tiap tahunnya, tapi
tampaknya tetap saja butuh waktu yang lama untuk bisa melucuti statusnya
sebagai penghargaan paling bergengsi dalam industri perfilman di seluruh dunia.
Beberapa hal dapat diasumsikan sebagai penyebab berkurangnya minat penonton, yang
secara data dapat ditunjukkan dari jumlah penonton di USA sana, tahun 2011
masih ada di angka 37.919 juta, sedang tahun lalu hanya 10.4 juta! Salah satu
dari mereka adalah bagaimana kini Oscars mulai terasa monoton dan minim
kejutan. Mengapa itu bisa terjadi? Karena Oscars memposisikan diri sebagai
puncak dari rangkaian gelaran berbagai penghargaan film, celakanya justru membuatnya
jadi kehilangan sensasi, karena pemenang kini semakin mudah untuk diprediksi.
Tahun
lalu tim Produser di mana di dalamnya terlibat Steven Soderbergh sebenarnya
sudah mencoba peruntungan untuk menciptakan sensasi, yakni dengan menaruh
pengumuman pemenang Best Actor sebagai puncak, alih-alih menggunakan format
klasik yaitu Best Picture sebagai penutup. Perjudian yang sedikit eksploitatif
namun justru berdampak destruktif mengingat pemenang kategori tersebut adalah Anthony
Hopkins, bukan seperti yang mereka harapkan yakni Chadwick Boseman dan akan
menjadi momen mengharukan. Celakanya lagi Anthony Hopkins tidak hadir di acara
secara langsung! Betapa garing and so flipping vanilla rasa yang tercipta di
bagian akhir acara. Saya justru penasaran dengan jumlah penonton gelaran acara
tahun ini ketimbang penasaran dengan para pemenang.
Berarti
pemenang mudah untuk diprediksi? Ya, mudah, tapi belum tentu benar, dan di sana
letak sensasi tadi yang tentunya saya harapkan dapat terjadi lagi seperti saat
semua orang berteriak gembira saat ‘Parasite’ secara mengejutkan berhasil
menjadi pemenang di tahun 2019 yang lalu. Bukan tentang keberhasilan film
tersebut dalam menjadi “party crasher” dan menempatkan film lain menyandang
status tidak layak menjadi pemenang, tapi lebih kepada keberhasilan
penyelenggara dalam menyajikan sebuah acara yang menunjukkan status bergengsi Oscars
tanpa harus melukai nilai prestisius yang piala tersebut miliki. Tugas mereka
semakin berat kini, bahkan untuk saya meski tetap menyandang status sebagai
penghargaan film paling bergengsi tapi kini Oscars tidak lebih sebagai sebuah
penutup. Semoga akan hadir sensasi memikat dari The 94th Academy Awards
ceremony kurang lebih 24 jam dari sekarang. And for now let's predict the
winner.
Best Picture
Win:
CODA
Watchout:
The Power of the Dog, Belfast, Dune
Wish:
CODA, West Side Story
Saya
memilih ‘West Side Story’ sebagai film terbaik di PNM Awards yang lalu namun
prosesnya sendiri tidak mudah, ada dua film lain yang pada akhirnya bergabung
di posisi terdepan dan kalah karena saya mudah jatuh cinta pada film musical.
Terlebih Steven Spielberg berhasil membentuk pula bumbu crime di ‘West Side
Story’ jadi terasa kuat dan berimbang dengan romance dan musical itu sendiri. Dua
film lain tersebut adalah ‘CODA’ dan ‘Belfast’, di mana judul pertama saya
pilih sebagai Best Drama dan keduanya terasa personal buat saya, yang satu
adalah an emotional feast sedangkan satunya lagi for me is a must-see gem.
Tapi
dalam membuat prediksi harus memakai data dan analisa, di award season kali ini
‘The Power of the Dog’ jelas dan nyata berada di posisi terdepan, sukses
menjadi film terbaik pilihan Critics' Choice (CC) & BAFTA. Sejak 2010s antara
CC dan Oscars tidak cocok sebanyak lima kali dan enam kali sepakat, sedangkan BAFTA
enam kali berbeda selera dengan Oscars. Tahun lalu mereka sepakat memilih
‘Nomadland’ jadi film terbaik, peristiwa yang sebelumnya terakhir kali terjadi
di tahun 2013 melalui film ‘12 Years a Slave’. Hal tersebut menandakan
probabilitas sebuah film tetap tidak besar untuk menjadi Best Picture Oscars
meski terlebih dahulu menang di BAFTA dan CC, contohnya ‘Boyhood’, ‘La La Land’
dan ‘Roma’ tumbang di 11 tahun terakhir.
Dan
ketika permainan data itu tampak sedikit rumit, masukkan The Producers Guild of
America Award (PGA) yang punya kecocokan terbesar dengan Oscars di 11 tahun terakhir,
yakni delapan kali. Saya pribadi merasa jika di tahun yang sama sebuah film
telah dipilih jadi yang terbaik oleh PGA, BAFTA, dan CC maka dialah Best
Picture Oscars, contohnya tahun lalu ada ‘Nomadland’. Menariknya adalah dalam
11 kali pagelaran terakhir mereka ada dua kali di mana BAFTA dan CC memilih
pemenang yang sama (Boyhood dan Roma) namun PGA menyerahkan piala kepada film
yang berbeda, yakni ‘Birdman’ dan ‘Green Book’, di mana justru pilihan PGA
tersebut yang berhasil memenangkan penghargaan tertinggi Oscars. Tahun ini
kondisi tersebut kembali terjadi, PGA tidak memilih ‘The Power of the Dog’
sebagai film terbaik mereka, melainkan CODA!
Sudah
pusing? Mari masukkan Screen Actors Guild Award kategori Outstanding
Performance by a Cast (SAG) ke dalam analisa. Jujur ini sudah tidak sering lagi
saya lirik di beberapa tahun terakhir, mengingat acuan saya bahwa sebuah film bisa
dikatakan berpeluang menjadi Best Picture Oscars jika berhasil meraih at least
nominasi pada kategori ini telah pupus sejak tahun 2017. ‘The Shape of Water’
dan ‘Green Book’ menang tanpa nominasi SAG di kategori ensemble cast, tahun
lalu ‘Nomadland’ juga demikian. Lantas kenapa sekarang memasukkan SAG sebagai
acuan lagi? Itu semua karena ‘Parasite’, di tahun 2019 ketika CC memilih ‘Once
Upon a Time in Hollywood’ dan BAFTA serta PGA memilih ‘1917’, SAG memilih
‘Parasite’ sebagai pemenang cast terbaik. Pemenang “Best Outstanding
Performance by a Cast” SAG tahun ini? CODA! Dan ‘The Power of the Dog’ tidak
ada di nominasi.
Tentu
saya tidak akan memilih 'Belfast' yang sepertinya akan bernasib sama seperti
People's Choice Award TIFF lainnya, dari Silver Linings Playbook, The Imitation
Game, Room, dan Jojo Rabbit, berlari kencang di awal lalu terpeleset dan
tertinggal. Menurut saya opsinya hanya dua. Yang pertama, ‘The Power of the Dog’
menang dan melanjutkan kekompakan CC, BAFTA, dan PGA di tahun lalu. Yang kedua,
CODA jadi pemenang. Bukan saya membenci ‘The Power of the Dog’ yang saya pilih
jadi bagian 11 film terbaik di tahun lalu, tapi saya rasa justru kemenangan
‘CODA’ akan punya peluang lebih besar untuk membuat banyak orang membicarakan
hasil Oscars tahun ini, seperti saat ‘Parasite’ menang. Fun fact terakhir: di
kategori screenplay ‘Parasite’ kalah di CC tapi sukses menang di BAFTA. Tahun
ini di kategori serupa ‘CODA’ kalah di CC tapi berhasil menang di BAFTA. Boom! Let’s
see, saya jelas akan senyum sehari penuh jika yang menang justru ‘West Side
Story’.
Best Director
Win:
Jane Campion – The Power of the Dog
Watchout:
Ryusuke Hamaguchi – Drive My Car, Steven Spielberg – West Side Story
Wish:
Steven Spielberg – West Side Story
Satu
kejutan muncul di sini, ia adalah Ryusuke Hamaguchi dan sungguh apa yang ia
lakukan di ‘Drive My Car’ terasa sangat indah, tapi di antara lima nominaee saya
paling menyukai apa yang Steven Spielberg sajikan ‘West Side Story’. Ini
merupakan kategori yang menarik sebenarnya untuk dibahas lebih jauh, tapi CC,
BAFTA, serta Directors Guild of America Award (DGA) telah sepakat pada satu
nama, yakni Jane Campion. Tentu tetap terbuka peluang tapi sejak tahun 2010
hanya satu pemenang yang berhasil meraih Oscars di kategori ini tanpa menang di
tiga penghargaan tadi, yakni Ang Lee di tahun 2012.
Best Actor
Win:
Will Smith – King Richard
Watchout:
Benedict Cumberbatch – The Power of the Dog, Andrew Garfield – Tick, Tick...
Boom!
Wish:
Will Smith – King Richard
Untuk
kategori ini menarik untuk memasukkan Golden Globes dalam analisa, karena
pemenang mereka dalam 11 tahun terakhir selalu juga terpilih sembilan kali
sebagai pemenang Oscars di kategori ini, sama seperti SAG dan CC! Tapi yang
paling jago di kategori ini dalam 11 tahun terakhir adalah BAFTA, hanya tidak
sepakat satu kali saja dengan Oscars yakni di tahun 2013. Dan tahun ini mereka
semua memilih Will Smith sebagai pemenang, dan saya saya rasa untuk yang satu ini
sudah sangat jelas terkunci, apalagi ‘King Richards’ sendiri adalah kisah yang
sangat Amerika.
Best Actress
Win:
Jessica Chastain – The Eyes of Tammy Faye
Watchout:
Nicole Kidman – Being the Ricardos
Wish:
Kristen Stewart – Spencer
Sebenarnya
untuk kategori ini jagoan di 11 tahun terakhir adalah BAFTA, mereka hanya tidak
sepakat sebanyak satu kali saja dengan Oscars, yang membuat momen “Emanuelle
Rivederci” itu menjadi history. Tapi tahun ini BAFTA sedikit “unik” dan tidak
ada nominasi mereka yang menjadi nominasi Oscars pula. Pilihan jadi tersisa
dua, Nicole Kidman yang dipilih Golden Globes (GG) dan juga Jessica Chastain
yang menang di CC dan SAG. Saya rasa Jessica Chastain layak mendapatkan piala
Oscars pertamanya lewat karakter Tammy Faye Bakker, meski hati kecil saya masih
tetap berharap akan muncul kejutan dengan Kristen Stewart keluar sebagai
pemenang. Pemenang Oscars kategori ini tanpa nominasi SAG? Itu tidak pernah terjadi sebelumnya.
Best Supporting
Actor
Win:
Troy Kotsur – CODA
Watchout:
Kodi Smit-McPhee – The Power of the Dog
Wish:
Troy Kotsur – CODA
Kategori
ini tampak sangat exciting di awal awards season kali ini, tapi perlahan mulai
mengerucut ke satu nama yang saya rasa juga sangat layak menjadi pemenang,
yakni Troy Kotsur. Semoga Oscars tidak mencoba membuat kejutan di kategori ini,
meskipun kinerja akting dari nominasi lainnya juga tidak jauh kualitasnya dari
Troy Kotsur, terutama Kodi Smit-McPhee di film ‘The Power of the Dog’, meskipun
dari segi emosi dan punch Frank Rossi adalah karakter yang paling bersinar di
tahun lalu di kategori ini.
Best Supporting
Actress
Win:
Ariana DeBose – West Side Story
Watchout:
Kirsten Dunst – The Power of the Dog
Wish: Kirsten Dunst – The Power of the Dog
Tahun
lalu ada tiga orang pemenang di empat awards yang berbeda, BAFTA dan SAG memilih
Yuh-jung Youn di film ‘Minari’ sedangkan GG memilih Jodie Foster (The
Mauritanian) dan CC memberikan piala kepada Maria Bakalova (Borat Subsequent
Moviefilm). Tahun ini? Mereka sepakat pada satu nama, Ariana DeBose yang tampil
sebagai Anita di film ‘West Side Story’, yang mungkin bisa menjadi satu-satunya
piala yang berhasil dibawa pulang oleh film tersebut tahun ini.
Best Original
Screenplay
Win:
Belfast – Kenneth Branagh
Watchout:
Don't Look Up – Adam McKay, Licorice Pizza – Paul Thomas Anderson
Wish:
Belfast – Kenneth Branagh
Writers
Guild of America bukan acuan yang kuat untuk kategori ini sebenarnya, di 11
tahun terakhir saja pilihan pemenang mereka berbeda lima kali dengan Oscars, BAFTA
empat kali, dan CC hanya dua kali yang tahun ini memilih Kenneth Branagh
sebagai pemenang. Script ‘Belfast’ sendiri memang cantik, dan mungkin akan
dapat menjadi sebuah “penghargaan” bagi film tersebut yang kehabisan nafas
dalam adu lari di Awards Season kali ini.
Best Adapted
Screenplay
Win:
CODA – Sian Heder
Watchout:
The Power of the Dog – Jane Campion, Drive My Car – Ryusuke Hamaguchi
Wish: -
Dalam
11 tahun terakhir pilihan WGA berbeda sebanyak empat kali dengan Oscars, tapi jumlah
yang sama juga dihasilkan oleh BAFTA. Tapi yang menarik di sini adalah di empat
tahun terakhir pilihan BAFTA dan Oscars sama. Ada dua kuda yang tersisa dan
berlari kencang di depan, BAFTA dan WGA memilih Sian Heder (CODA) sedang CC
memilih Jane Campion (The Power of the Dog) yang sejak awal digadang-gadang
akan menang mudah di kategori ini. Di PNM Awards edisi terakhir saya memilih Jane
Campion sebagai pemenang, tapi saya tetap akan bertepuk tangan meriah jika
justru Sian Heder yang menang di sini, termasuk jika ada kejutan lewat Drive My
Car!
Best Film Editing
Win:
King Richard – Pamela Martin
Watchout:
Dune, Tick, Tick... Boom!
Wish:
Dune – Joe Walker
Kategori
ini terasa sangat menarik kali ini! CC memilih ‘West Side Story’ sedangkan
BAFTA memilih ‘No Time to Die’ sebagai pemenang, menariknya adalah ‘West Side
Story’ tidak masuk nominasi di BAFTA sedangkan judul ‘No Time to Die’ tidak ada
di nominasi CC tahun ini. Semakin menarik karena dua film itu justru tidak berhasil
masuk menjadi nominasi Oscars di kategori ini! Ketiganya hanya sepakat pada
satu nama sebagai kandidat terbaik, yakni ‘Dune’. Menjadi semakin menarik
karena ACE atau American Cinema Editors di awards mereka tahun ini memilih ‘King
Richard’ sebagai pemenang, mengalahkan ‘Dune’ yang beradu langsung dengannya. Sedang
di kategori komedi ada ‘tick, tick...BOOM!’. Dua pemenang ACE itu masuk
nominasi Oscars tahun ini. Saya tidak sangat mengagumi editing ‘King Richard’ dan
tidak memilih film itu di PNM Awards kemarin, lain halnya dengan ‘tick, tick...BOOM!’, tapi kali feeling saya mengatakan ‘King Richard’ akan jadi pemenang,
meskipun saya sadar di 11 tahun terakhir film dengan “dentuman” kencang lebih
sering menang.
Best Animated
Feature Film
Win:
Encanto
Watchout:
The Mitchells vs. the Machines, Luca
Wish:
-
Saya
ada menuliskan di post nominasi PNM Awards yang lalu bahwa tahun lalu sukses
membuat saya bingung dalam memilih film animasi terbaik, meskipun dari nominasi
Oscars sendiri hanya ada dua film yang melaju di posisi terdepan, yakni ‘Encanto’
melawan ‘The Mitchells vs. the Machines’. Dalam 11 tahun terakhir BAFTA berbeda
pilihan sebanyak tiga kali dengan Oscars, CC dua kali, sedangkan GG tiga kali
berbeda. Tahun lalu BAFTA sepakat dengan GG, memilih ‘Encanto’ sebagai juara di
kategori ini, sedangkan CC menyukai keunikan ‘The Mitchells vs. the Machines’. Tapi
untuk kategori yang satu ini jelas ada satu acuan penting lainnya, yakni Annie
Awards meskipun dalam 11 tahun terakhir beda selera mereka dengan Oscars juga
cukup sering, yakni empat kali. Jujur saya bingung untuk mendukung siapa di
sini, sama seperti ketika memilih pemenang di PNM Awards yang lalu, apalagi
setelah ‘The Mitchells vs. the Machines’ berhasil melakukan apa yang dulu
pernah dilakukan pula oleh ‘Spider-Man: Into the Spider-Verse’, yakni swept all
the categories it was nominated di Annie Awards. Menariknya, Terakhir kali
Pixar punya satu nominasi dan kalah ada di tahun 2018 (Incredibles 2), dan di
tahun ini Disney juga punya wakil lewat ‘Ralph Breaks the Internet’. Pemenangnya?
Spider-Man: Into the Spider-Verse’. Wah, susah sekali. I’ll go with Encanto,
mereka dipilih PGA.
Best International
Feature Film
Win:
Drive My Car
Watchout:
-
Wish:
-
Tidak
perlu analisa lebih jauh, kesuksesan ‘Drive My Car’ masuk ke nominasi film
terbaik jelas telah mengunci kategori ini, sama seperti ‘Parasite’.
Best Documentary
Feature
Win:
Summer of Soul (...Or, When the Revolution Could Not Be Televised)
Watchout:
Flee, Ascension
Wish:
Summer of Soul (...Or, When the Revolution Could Not Be Televised)
Ini harusnya
merupakan salah satu kategori yang paling sulit untuk diprediksi, karena acuan saya
baik itu BAFTA, CC, dan PGA punya pemenang yang kerap berbeda di 11 tahun
terakhir ini. Tapi yang menarik kali ini pilihan mereka sama, yakni ‘Summer of
Soul (...Or, When the Revolution Could Not Be Televised)’.
Best Original Song
Win:
"No Time to Die" from No Time to Die – Music and lyrics by Billie
Eilish and Finneas O'Connell
Watchout:
"Be Alive" from King Richard, "Dos Oruguitas" from Encanto
Wish:
"No Time to Die" from No Time to Die – Music and lyrics by Billie
Eilish and Finneas O'Connell
Saya
sempat menaruh perhatian pada lagu ‘Be Alive’ di awal awards season kemarin,
karena dengan pesan dan isu yang diusung mudah untuk lagu itu meraih atensi, sama
seperti kemenangan ‘Fight for You’ tahun lalu. Ada faktor lain yang kerap
bermain di kategori ini dalam menentukan pemenangnya, kita ingat di tahun 2014
yang lalu lagu populer seperti ‘Lost Stars’ dan ‘Everything Is Awesome’ justru
kalah dari ‘Glory’ karena film ‘Selma’ punya muatan isu yang kuat. And plus, ada
nama Beyoncé di nominasi lewat lagu ‘Be Alive’ tersebut, yang mungkin dapat
memberikan tambahan pull power baginya dari beberapa komunitas, meski secara kualitas
menurut saya lagu ‘No Time to Die’ jelas berada di posisi paling atas. Dan mari
jangan lepaskan atensi dari "Dos Oruguitas”, jika ‘Encanto’ kalah di
kategori Best Animated Feature Film dan Best Score, maka menang di kategori ini
bisa saja jadi “penghiburan” yang diberi untuk film tersebut.
Best Original Score
Win:
Dune – Hans Zimmer
Watchout:
The Power of the Dog – Jonny Greenwood
Wish:
Dune – Hans Zimmer
Dua
tahun sebelumnya adalah tahun yang mudah untuk memilih pemenang kategori ini, baik
CC, BAFTA, dan GG satu selera dengan Oscars. Akankah tahun ini kembali terjadi
hal serupa? Saya harap demikian, karena scoring dari Hans Zimmer adalah nyawa
yang cantik bagi ‘Dune’ sejak awal, hingga akhir.
Best Sound
Win:
Dune – Mac Ruth, Mark Mangini, Theo Green, Doug Hemphill and Ron Bartlett
Watchout:
West Side Story, The Power of the Dog
Wish:
Dune – Mac Ruth, Mark Mangini, Theo Green, Doug Hemphill and Ron Bartlett
Terakhir
kali Cinema
Audio Society dan BAFTA sepakat pada satu pemenang namun justru tidak dipilih
oleh Oscars terjadi di tahun 2015, ketika ‘The Revenant’ kalah dari ‘Mad Max:
Fury Road’. Oscars sendiri menggabung kategori Sound Mixing dan Sound Editing
sejak tahun lalu, tapi di tahun 2015 itu pemenang yang mereka pilih berbeda
dengan Cinema Audio Society dan BAFTA. Kali ini keduanya sepakat ‘Dune’ adalah
yang terbaik. Meskipun ‘West Side Story’ dan ‘The Power of the Dog’ punya
tatanan suara yang tidak kalah cantik tapi kualitas sound ‘Dune’ berada satu
langkah di depan mereka.
Best Cinematography
Win:
The Power of the Dog – Ari Wegner
Watchout:
Dune – Greig Fraser, West Side Story – Janusz KamiÅ„ski
Wish:
Dune – Greig Fraser
Tujuh
pemenang American Society of Cinematographers (ASC) di 11 tahun terakhir berhasil
menjadi pemenang di Oscars, dan kali ini mereka memilih Greig Fraser, film ‘Dune’.
Namun jika berbicara jumlah CC justru lebih sering mesra dengan Oscars di
kategori ini, sembilan kali selera mereka sama, sedangkan BAFTA hanya delapan
kali saja. Yang sedikit menyulitkan prediksi tahun ini adalah bahwa tidak
pernah terjadi sebelumnya di mana ASC dan BAFTA memilih pemenang yang sama dan
berbeda dengan pemenang pilihan CC, yang kali ini memberi piala kepada Ari
Wegner lewat film ‘The Power of the Dog’. Saya memilih ‘Dune’ sebagai pemenang
kategori ini di PNM Awards yang lalu, tapi bersama dengan ‘West Side Story’
kala itu ‘The Power of the Dog’ lolos tahap eliminasi pertama. Dan entah
mengapa saya mencium potensi terjadi tie di sini, yang terakhir kali terjadi di
tahun 2012 yang lalu.
Best Production
Design
Win:
Dune – Production Design: Patrice Vermette; Set Decoration: Zsuzsanna Sipos
Watchout:
West Side Story, Nightmare Alley
Wish:
West Side Story – Production Design: Adam Stockhausen; Set Decoration: Rena
DeAngelo
Terakhir
kali BAFTA dan CC sepakat memilih pemenang yang sama tapi justru kalah di Oscars
terjadi di tahun 2010, mereka memilih ‘Inception’ tapi AMPAS justru lebih
senang dengan ‘Alice in Wonderland’. Tahun 2012 ketiganya pernah memiliki
selera yang berbeda, sedangkan sejak tahun 2013 pemenang CC di kategori ini
berhasil jadi pemenang di Oscars. Tahun ini CC memilih ‘Dune’, berdasarkan data
tersebut saya pilih ‘Dune’ ketimbang ‘West Side Story’ yang saya pilih sebagai
pemenang di PNM Awards yang lalu.
Best Costume Design
Win:
Cruella – Jenny Beavan
Watchout:
Dune – Jacqueline West and Bob Morgan, West Side Story – Paul Tazewell
Wish:
Cruella – Jenny Beavan
‘Cruella’
dan ‘Dune’ berhasil menjadi pemenang di Costume Designers Guild Awards 2021, namun
judul terakhir kalah dari kompetitornya itu di BAFTA dan juga di CC. Dan sejak
tahun 2010 ketika BAFTA dan CC telah sepakat pada satu pemenang maka film
tersebut pula yang akan keluar sebagai pemenang di Oscars. So, ‘Cruella’.
Best Makeup and
Hairstyling
Win:
The Eyes of Tammy Faye – Linda Dowds, Stephanie Ingram and Justin Raleigh
Watchout:
all nominees except The Eyes of Tammy Faye
Wish:
The Eyes of Tammy Faye – Linda Dowds, Stephanie Ingram and Justin Raleigh
‘The
Eyes of Tammy Faye’ menang di BAFTA dan CC, tapi bukan berarti jalannya jadi
serba mudah, karena dalam 11 tahun terakhir pemenang CC enam kali tidak sama
dengan Oscars meskipun di empat tahun terakhir mereka sepakat. Di periode yang
sama pilihan BAFTA tujuh kali sama dengan Oscars, dan kali ini mereka menunjuk ‘The
Eyes of Tammy Faye’ sebagai pemenang. Menariknya Make-Up Artists and Hair
Stylists Guild kali ini memilih tiga pemenang di empat kategori mereka di mana
dua di antara pemenang meraih nominasi Oscars kali ini. Dua untuk ‘Coming 2
America’ dan satu untuk ‘Cruella’ yang secara mengejutkan berhasil mengalahkan ‘The
Eyes of Tammy Faye’ secara langsung. Saya sendiri tidak menyangka akan menaruh
atensi yang besar pada Cruella di kategori ini, justru kala itu ‘Dune’ lebih
mencuri perhatian. Tidak hanya tiga, lima nominee punya peluang yang sama kali
ini.
Best Visual Effects
Win:
Dune – Paul Lambert, Tristan Myles, Brian Connor and Gerd Nefzer
Watchout:
No Time to Die
Wish:
Dune – Paul Lambert, Tristan Myles, Brian Connor and Gerd Nefzer
Let's
wrap this up simply, because it's easy. Empat nominasi lain berhadapan dengan ‘Dune’
baik itu di BAFTA, CC, maupun 20th Visual Effects Society Awards, kekalahan adalah
hasil yang mereka terima. An immersive epic sci-fi with an exquisite visual,
'Dune' is one of the best cinematic experiences last year, dan visual effect
punya kontribusi besar di sana.
Best Picture: CODA
ReplyDeleteBest Director: Jane Campion – The Power of the Dog
Best Actor: Will Smith – King Richard
Best Actress: Jessica Chastain – The Eyes of Tammy Faye
Best Supporting Actor: Troy Kotsur – CODA
Best Supporting Actress: Ariana DeBose – West Side Story
Best Original Screenplay: Belfast – Kenneth Branagh
Best Adapted Screenplay: CODA – Sian Heder
Best Film Editing: King Richard
Best Animated Feature Film: Encanto
Best International Feature Film: Drive My Car
Best Documentary Feature: Summer of Soul
Best Original Song: "No Time to Die" from No Time to Die
Best Original Score: Dune
Best Sound: Dune
Best Cinematography: The Power of the Dog (potentially tie with Dune)
Best Production Design: Dune
Best Costume Design: Cruella
Best Makeup and Hairstyling: The Eyes of Tammy Faye
Best Visual Effects: Dune
:)