14 July 2021

Movie Review: Till Death (2021)


“The only mistake I made was leaving her still breathing.”

Image wanita seksi telah melekat pada Megan Fox sejak penampilannya di film Transformers, dan dari sana filmography mulai berisikan deretan film yang mencoba menggunakan kelebihannya tersebut tadi. Secara kualitas memang sulit menemukan filmnya yang punya kualitas oke tapi beberapa ada yang berkesan, seperti Jennifer's Body misalnya. Tahun lalu Fox tampil di sebuah film action, Rogue, yang kualitasnya tidak buruk, dan di sini ia mencoba bermain dengan horror thriller dan action yang dari segi kualitas punya materi lebih dari cukup ketimbang sekedar memanfaatkan image seksi seorang Megan Fox. ‘Till Death’ : a fun horror thriller served cold, served bold.


Wanita bernama Emma (Megan Fox) melangkah pergi dari sebuah kamar hotel dan ketika mengendarai mobil dalam perjalanan pulang memasang kembali cincin kawin yang ia simpan di mobil. Emma kemudian tiba di sebuah kantor Pengacara bernama Mark (Eoin Macken), sang suami, dan di atas meja kerja Mark ia menemukan sebuah dokumen rahasia terkait kasus upaya pembunuhan yang pernah hampir merenggut nyawa Emma. Mark kemudian tiba di ruangan dan hal pertama yang ia katakan ialah mengapa Emma tidak menggunakan dress merah favorit Mark?

Mereka kemudian pergi ke restoran dan Emma sudah menggunakan dress merah yang diminta Mark. Malam itu adalah anniversary mereka dan Mark memberi hadiah kejutan berupa kalung, tapi sayang hadiah Emma berupa dua tiket menonton ditolak oleh Mark yang justru membawa istrinya tersebut menuju kejutan selanjutnya. Mata Emma tertutup kain dan mereka tiba di sebuah rumah di danau terpencil yang sulit sinyal yang dulu selalu mereka kunjungi. Malam itu berakhir dengan bahagia bagi pasangan tersebut, tapi tidak dengan pagi di keesokan harinya.

Yang coba ditampilkan oleh script garapan Jason Carvey di bagian awal bagaimana seorang wanita tampak bingung dengan kehidupannya saat ini. Perselingkuhannya memang langsung mencuri perhatian terlebih lewat sikap Emma yang tampak ingin menyudahi hubungan terlarang tersebut, tapi bukan di sana keunggulan film yang menjadi debut penyutradaraan S.K. Dale ini. Kemampuan S.K. Dale dalam meramu vibe ganjil adalah kesuksesan terbesar ‘Till Death’ di bagian awal, ia tahu bahwa ada Megan Fox di sana dan ia gunakan image seksi seorang Megan dengan understated, dari ekspresi cemas yang oke hingga lirikan mata Emma yang mengundang curiga.


Ya, curiga, memang sejak awal penonton telah coba dituntun oleh S.K. Dale untuk menaruh curiga bahwa saat ini sebuah bahaya sedang mengincar karakter Emma, ia dipenuhi dengan rasa cemas dan takut baik dari gestur tubuh hingga tatapan mata. Memang dari segi kualitas emosi yang tampil tidak terlalu kuat tapi berhasil ditutup dengan permainan atmosfir cerita yang oke dari S.K. Dale, cinematography mencoba artsy dengan ditunjang score dari Walter Mair yang piawai memainkan tensi pada cerita secara konsisten. Tidak oktan tinggi memang tapi ada thrill tipis yang berhasil mengunci atensi penonton berkat karakterisasi yang juga mumpuni, seperti fungsi borgol itu. 

Kualitasnya juga sama, tidak terlalu kuat, tapi bagaimana Emma berdiri dengan baik sebagai central cerita juga tercapai berkat bantuan dari karakter Mark yang dibekali dengan image seorang alpha male yang terasa intimidatif. Begitupula dengan Bobby Ray yang muncul setelah sebuah kejutan besar itu terjadi, ia mengganti peran Mark dan langsung mengisi pos antagonis dengan baik. Setelah kejutan besar itu terjadi salah satu pertanyaan besar yang kemudian muncul adalah bagaimana narasi akan bergulir selanjutnya? Mark sendiri benar-benar memantapkan image psycho dirinya dengan sangat baik, ia mempersiapkan ”hadiahnya” bagi Emma dengan matang.


Tidak heran jika narasi terasa mengalir dengan baik meski perjuangan Emma yang mencoba mencari jalan keluar seolah selalu bertemu jalan buntu. Dari kulit luarnya memang tampak normal tapi jebakan di mana hanya maut yang akan memisahkan itu memiliki kesan horor yang mengerikan sebenarnya terlepas apakah peran cinta atau benci yang lebih besar di sana. S.K. Dale menata elemen itu dengan baik, meski fokusnya adalah sebuah thriller tapi lake house itu perlahan terasa seperti sebuah haunted house yang terasa menakutkan tapi tanpa hantu. Begitupula vibe horror yang terasa oke, memakai formula klasik dan mampu membuat penonton gregetan.

Dan saya bingung mau membahas kekurangan film ini. Bukan berarti ia tidak punya kekurangan tapi tidak terasa mencolok karena sejak awal S.K. Dale dan Jason Carvey telah menunjukkan dengan jelas di kategori apa mereka mau bermain. ‘Till Death’ disajikan dengan editing dinamis, pintar dalam merangkai ritme presentasi visual sehingga membuat cerita momentumnya terjaga dengan baik, sehingga ruang bagi penonton untuk “menunggu” terasa sangat kecil. Mereka tidak memasang goals yang terasa megah tapi itu justru membuat kombinasi S.K. Dale dan Jason Carvey mampu membuat ekposisi terus berjalan dengan cara fun, meski kamu tahu mereka klise.


Tapi materi cerita klise yang bahkan ditampilkan secara gila-gilaan seperti di sini tetap mampu menghibur jika memang ditampilkan dengan rasa percaya diri yang oke pula. Hal tersebut yang dimiliki S.K. Dale, ia menguasai materi cerita yang tidak memiliki kekuatan di sektor drama dan meramu agar thriller dan horor kemudian mendominasi panggung utama dengan daya magnet yang kuat. Sama seperti kinerja akting Megan Fox, membuat Emma tidak hanya sebatas menjadi korban pelecehan saja tapi juga menjadi heroine and a bit scream queen dengan pesona yang menarik untuk diikuti. Sedangkan empat pemeran pria yang mendampingi Megan Fox tampil oke dengan peran mereka masing-masing.

Overall, ‘Till Death’ adalah film yang memuaskan. Sejak awal telah menebar kesan ganjil yang kemudian dijaga dengan baik lewat permainan atmosfir dan tensi cerita konsisten mengikat atensi, ‘Till Death’ punya sebuah kejutan besar yang memiliki setting yang oke sehingga membuat segala sesuatunya yang hadir sebagai follow up terasa bebas untuk bergerak dan mempertontonkan hal-hal gila. Tidak tampil dalam oktan yang tinggi dan jika ditelisik lebih jauh ini terasa klise, tapi ditunjang dengan magnetic performance dari Megan Fox di sini S.K. Dale berhasil menggunakan materi klise tadi untuk menghibur penonton dengan sebuah fun horror thriller yang berani dan tentu saja, dingin.









1 comment :