07 January 2019

Movie Review: Bumblebee (2018)


“My name is Bumblebee.”

Ketika pertama kali mengetahui bahwa akan hadir film ‘Bumblebee’ tidak ada ekspektasi yang begitu tinggi padanya. Setelah ‘Transformers’ empat sekuel yang hadir kemudian menunjukkan grafik yang menurun dari segi kualitas, Bayhem di film 'Transformers' semakin terasa monoton dan tidak berhasil memberikan sesuatu yang segar dan exciting. Too busy to be showy, menariknya hal tersebut tidak hadir di film ini. ‘Bumblebee’: when E.T. the Extra-Terrestrial meet The Iron Giant, a Transformers movie with heart.

Di rumah para Transformers, Cybertron, sedang terjadi civil war di mana para Autobots takluk di tangan Decepticons. Pemimpin Autobots, Optimus Prime (Peter Cullen) kemudian memilih mundur dan mencoba membangun strategi lain. Ia mengirim prajurit muda, B-127 (Dylan O'Brien), untuk pergi ke Bumi dan mempersiapkan pangkalan baru bagi Autobots. Namun celakanya B-127 diikuti oleh dua Deceptions, Shatter (Angela Bassett) dan Dropkick (Justin Theroux) yang berhasil mempengaruhi pemerintah Jack Burns (John Cena) dan juga Dr. Powell (John Ortiz), dengan mengatakan bahwa B-127 merupakan sosok yang berbahaya.

Kehilangan suara dan juga ingatannya, B-127 berubah menjadi sebuah Volkswagen Beetle tua berwarna kuning. Keputusan tersebut membawanya bertemu dengan Charlie Watson (Hailee Steinfeld), wanita muda yang baru merayakan ulang tahunnya yang ke-18. Masih berduka mendiang ayahnya, Charlie mencoba memperbaiki VW tua tersebut. Ia berhasil, VW tua tersebut kembali berfuungsi, termasuk pula B-127 yang kembali mampu berubah bentuk menjadi robot. Menjalin koneksi via lagu di radio, Charlie menamainya Bumblebee, sahabat barunya yang kini berada menjadi target Deceptions.


Empat buah sekuel dari film Transformers berada di kelas yang medioker, dipenuhi dengan gaya bermain khas Michael Bay dan berbagai “pertumpahan” besi metal serta diiringi dengan noise yang tidak kalah hebatnya. Mereka memang masih memiliki beberapa fight scene yang menawan, namun akibat too busy to be showy tidak ada cerita yang menarik untuk “dinikmati” dari mereka. Hal tersebut pula yang menjadi daya tarik utama film ini, menyandang status prekuel ‘Bumblebee’ mencoba membawa penonton menyaksikan origin story dari asal mula para Autobots dapat tiba di Bumi. 

Apa yang ‘Bumblebee’ punya dan tidak ada di empat buah film sekuel dari Transformers sebelumnya? Nyawa di dalam cerita. Posisi dari visual effect di sini sama sekali tidak dikesampingkan atau menjadi anak tiri, namun di sini ia hadir bersama dengan karakter yang terasa solid serta cerita yang memiliki nyawa. Itu salah satu kesuksesan dari sutradara Travis Knight (Kubo and the Two Strings), alhasil ini tidak sekedar menjadi cerita tentang “destruction” semata, petualangan Bumblebee di bumi mampu menarik penonton untuk seolah merasa ikut terlibat dengan karakter dalam menghadapi masalah, tentu saja dalam kuantitas yang wajar.


Pada debut perdananya di film live-action sutradara Travis Knight berhasil mengolah script yang ditulis oleh Christina Hodson menjadi sebuah petualangan yang menyenangkan. Ketimbang memborbardir penonton dengan Bayhem ia mampu membentuk agar coming-of-age stories dari seorang Charlie terasa simple namun sensitif dan menjadi salah satu fokus menarik di dalam cerita. Ada waktu yang digunakan untuk membangun relationship antara Charlie dan juga Bumblebee, dari manusia yang sedang “hancur” bersama dengan robot yang sedang dipenuhi rasa takut kemudian hadir sebuah friendship yang terasa padat, dipenuhi dengan humor namun juga tidak kehilangan rasa “hangat” meskipun kemudian bersanding manis dengan action mode.

Ya, the film has a heart, hal yang selama ini terasa sangat sulit untuk mendapat tempat yang layak di empat film pendahulunya itu. Ada sesuatu yang penting di sini, ‘Bumblebee’ ingin agar penonton “become invested” dan itu berhasil, ada rasa peduli pada Charlie dan permasalahan yang ia hadapi, wanita muda yang baru saja menemukan “alien” yang justru memahami dirinya. Begitupula dengan karakter Bumblebee, ongoing battles tetap mampu menebar bahaya di dalam cerita namun di sisi lain proses “memanusiakan” Bumblebee juga terasa asyik, terlebih dengan penggunaan cita rasa retro yang terasa kental dan punchy.


‘Bumblebee’ tidak dibentuk agar menjadi lebih besar dari pendahulunya, dengan bertumpu retro style justru tampil dengan semangat lebih simple dengan berbagai aksi shooting dan juga transforming yang terasa lebih impactful. Seperti ada “goals” sedari awal, ada limit, dan Travis Knight tidak mau serakah. Semua yang ia terapkan di sini terasa efektif dan ditangani dengan terampil, dari cara berkomunikasi dengan menggunakan popular movies and pop songs tahun 1980s, dari The Smiths yang "ditolak" hingga Breakfast Club, terjalin koneksi yang manis antar bagian, bahkan department sound juga mampu menambahkan depth yang terasa oke.

Koneksi yang manis sehingga menghasilkan depth yang mumpuni juga berasal dari kinerja akting. Hailee Steinfeld (True Grit, The Edge of Seventeen) berhasil membangun dan mempertahankan charm dari karakter Charlie, mampu menampilkan emosi yang oke namun dapat berpindah dengan smooth ketika berurusan dengan elemen komedi, berhasil menjadi heroine yang menjalin hubungan special menarik dengan hasil kerja tim CGI, yaitu Bumblebee yang tampil ekspresif. Pemeran pendukung juga tampil oke, dari Pamela Aldon dan Jason Drucker sebagai keluarga yang cute, Jorge Lendeborg Jr. sebagai sidekick Charlie bernama Memo, dan juga John Cena.


Overall, ‘Bumblebee’ adalah film yang memuaskan. Surprisingly poignant and very charming, ‘Bumblebee’ merupakan kejutan yang segar dari Transformers series, dengan 80s vibe berhasil menggabungkan semangat family-friendly drama ala Steven Spielberg yang disandingkan bersama elemen blockbuster dengan Bayhem dalam kapasitas yang efektif. Menggunakan banyak elemen familiar, tidak mencoba break new ground and too busy to be showy, ‘Bumblebee’ berhasil menyajikan sebuah hiburan yang menyenangkan, sebuah origin story yang sukses menyandang status a Transformers movie with heart.








0 komentar :

Post a Comment