31 March 2016

Review: Everybody Wants Some!! (2016)


"Welcome to college!"

High school sering mendapat label sebagai jenjang pendidikan yang paling indah, masa di mana kamu semakin dekat dengan status “dewasa” dan mulai mencoba menemukan siapa diri kamu sebenarnya, siswa dengan buku matematika di tangan kanan dan buku komik di tangan kiri, pria senang menggoda wanita, wanita malu tapi bahagia digoda oleh pria. Richard Linklater menggunakan transisi dari high school menuju kuliah untuk kembali menyajikan sebuah proses menemukan jati diri, tidak dalam 12 tahun perjalanan hidup karakter namun hanya dalam hitungan jam untuk menampilkan sebuah komedi tentang manusia dengan cara berpesta. Ini seperti American Pie dengan hati yang mencuri dan mengikat atensi. Get ready for the best weekend ever!!

Sebelum tahun ajaran baru dimulai di Southeastern Texas University (STU), para mahasiswa baru mencoba untuk beradaptasi dengan lingkungan baru mereka setelah melepas status sebagai pelajar high school. Jake Bradford (Blake Jenner), seorang bintang pitcher ketika high school, memiliki kemampuan lebih ketika berurusan dengan wanita, mencoba untuk berkenalan dengan dunia barunya agar dapat klik dengan sahabat barunya serta anggota tim baseball. Namun senior Jake memiliki rencana lain, mereka ingin memanfaatkan beberapa hari kosong sebelum aktifitas akademik dimulai untuk mengajarkan Jake serta mahasiswa baru lainnya bagaimana cara berpesta yang baik dan benar.



Richard Linklater punya ciri khas seperti ini, ia membuat konflik dan karakter tampak sederhana lalu menampilkan mereka dengan rasa yang natural namun di banyak titik cerita tersimpan pesan menarik yang implisit, dan ketika berakhir ada pesan yang kuat. Hal tersebut kembali ia lakukan di film ini, secara konsep mengajak kamu untuk mengikuti anak muda yang mencoba beradaptasi dengan dunia kuliah selama tiga hari namun dengan cara yang unik: bersenang-senang dari diskotik hingga klub punk. Menyandang status sebagai spiritual sequel Dazed and Confused film ini juga berada di nada yang serupa, lelucon menjadi jualan utama dengan tingkat keliaran yang tinggi, sebuah "pesta" nonstop berisikan berbagai kesombongan yang tidak menjengkelkan.



Ya, itu salah satu keunggulan film ini, sebuah komedi yang tampil lepas namun tidak terasa menjengkelkan. Penonton dibuat tersenyum karena apa yang Everybody Wants Some!! tampilkan merupakan sebuah “fakta” universal dari masa transisi tadi. Dari sinopsis mungkin sepintas film tampak berpusat di Jake namun faktanya tidak mutlak seperti itu, Linklater justru berusaha agar setiap pemain muda yang ia punya memperoleh kesempatan untuk menunjukkan bahwa mereka menikmati masa mudanya. Jam-packed? Ya, tapi untung saja chemistry di antara karakter tidak canggung sehingga usaha Richard Linklater untuk masuk ke bagian lain berjalan mulus. Everybody Wants Some!! memang sebuah komedi yang menyenangkan, namun ternyata ia membawa filosofi tentang hidup yang menarik di dalamnya.



Di satu titik semua tampak liar, elemen stoner film juga muncul di Everybody Wants Some!!, tapi dengan cerdik Linklater mulai sedikit menggeser fokus dari "pesta" yang mungkin tampak “kosong” itu menjadi sebuah proses menemukan jati diri yang menarik untuk diamati. Ternyata pesta tadi digunakan untuk menunjukkan gairah muda dan obsesi gila yang dilakukan oleh karakter mulai menimbulkan pertanyaan, seperti Jake misalnya yang mulai mempertanyakan di mana posisinya di lingkungan barunya itu. Itu pertanyaan yang sering anak muda temukan ketika sedang mencoba beranjak menjadi dewasa, seperti menemukan hidup baru dan mulai belajar semakin jauh bahwa yang ini pedas, yang ini manis, dan yang itu pahit. Filosofi itu menariknya datang dari konsep Linklater yang membuat agar cerita punya perspektif yang luas, sebuah proses memerdekakan diri berisikan banyak ideologi dalam tampilan liar namun tetap terkendali.



Namun dengan karakter pusat dominan pria Everybody Wants Some!! punya potensi untuk terasa sedikit seksis. Ya, potensi, tapi apakah itu mengganggu? Tidak, karena apa yang ditampilkan oleh Linklater ketika para pria membahas hingga bertingkah di depan para wanita merupakan fakta universal, sama seperti ketika wanita “berbincang” tentang pria. Tema yang universal itu menjadi kunci sehingga penonton tidak keluar dari “jalur” di mana  Everybody Wants Some!! bermain, skenario dengan berlandaskan berbagai filosofi terkait masa muda namun menampilkan itu dengan pendekatan menggunakan komedi, menangkap esensi dari berbagai obsesi masa muda dengan mengidentifikasi hal lain yang tersimpan di balik aksi gila anak muda tersebut. Jadi jangan heran jika film ini terasa seperti sebuah “experience” karena jika kamu pernah bersenang-senang ketika muda maka kamu akan mengerti kenikmatan dan kesalahan yang karakter lakukan.



Kesuksesan Everybody Wants Some!! tampil seperti sebuah pengalaman masa muda tercapai juga berkat kinerja dari cast yang mampu menciptakan “feel” dari masa muda tadi. Cast muda berbakat tidak hanya sekedar memberikan kemudahan bagi Linklater untuk menyeimbangkan elemen nakal dan elemen serius dari cerita, mereka juga sukses menciptakan feel 80-an (this one based on my mom's verdict). Yang paling menonjol dari cast adalah Blake Jenner, Glen Powell, dan Zoey Deutch. Glen Powell membuat Finnegan sebagai pria dengan rasa percaya diri yang menarik, Zoey Deutch tidak sekedar menjadi penyegar di antara cast pria namun juga menciptakan koneksi romance yang manis dengan Blake Jenner. Nama terakhir tadi berhasil tampil sebagai pria cerewet namun seksi, membentuk Jake menjadi pria yang ingin ditaklukkan oleh para wanita.



Everybody Wants Some!! memberikan nada yang nyaman, menciptakan batasan yang jelas, dan secara perlahan mendorong batas tadi untuk mengungkapkan berbagai ide tentang menjadi dewasa. Memiliki cast yang tampil memikat, penggunaan lagu yang manis, dengan cekatan dan juga natural Linklater berhasil menciptakan sebuah “kekacauan” yang memiliki pesona menawan, menghindar dari kesan menggurui ia mendorong berbagai filosofi tentang “finding out who you are” dengan menggunakan komedi yang membuat hadirnya senyuman di wajah penonton sulit untuk berhenti. Ini seperti nostalgia masa muda dan meskipun kamu tidak “muda” di tahun 1980 ia tetap mudah untuk dinikmati karena dibentuk secara luas atau universal. Everybody Wants Some!! adalah sebuah "pesta" ringan yang meninggalkan penonton dengan sesuatu yang kuat dan dalam ketika telah berakhir. Apakah masa muda kamu terasa nikmat? Jika ya, get ready for the best weekend ever!! That's what i'm talking about. Segmented. 
















Thanks to: rory pinem

0 komentar :

Post a Comment