22 December 2015

Review: Krampus [2015]


"Saint Nicholas is not coming this year. Instead, a much darker, ancient spirit."

Krampus ini seperti sebuah biscuit berbentuk bola yang tampak biasa namun setelah kamu mengunyahnya ternyata terdapat cokelat di bagian dalamnya yang akan meledak di dalam mulut. Ide yang digunakan sederhana, sebuah mitologi, keluarga disfungsional, lalu terjebak dan bertahan hidup, namun lewat kepanikan yang memadukan horror, komedi, drama, dan fantasi, Krampus berhasil menjadi sebuah sajian yang klise, standar, namun efektif dalam menyampaikan pesan kasih yang dibawa dalam setiap perayaan natal.

Sebelum paman, bibi, dan sepupunya datang remaja bernama Max (Emjay Anthony) sedang mengalami gejolak batin, ia mulai merasa ragu pada eksistensi Santa Claus. Ketika makan malam salah satu sepupunya menemukan surat yang Max telah siapkan untuk Santa, sumber dari munculnya ejekan hingga masalah besar yang melibatkan orangtuanya, Tom (Adam Scott) dan Sarah (Toni Collette) bersama paman dan bibinya, Howard (David Koechner) dan Linda (Allison Tolman). Karena kesal Max membuang surat tadi, tapi celakanya tindakan tersebut mengundang masalah besar lain datang menghampiri keluarga besarnya itu. Masalah itu adalah Krampus. 



Sebuah horror, sebuah fantasi, sebuah komedi, dan sebuah drama, sepintas dengan mengusung empat bagian tadi tugas Krampus tampak berat tapi menariknya berhasil ia gunakan untuk memberikan sebuah kepanikan yang menyenangkan. Krampus adalah perpaduan yang pas antara bodoh, gila, dan jahat, memainkan horror dengan komedi secara bergantian tanpa melupakan tujuan utamanya menyampaikan pesan sederhana tentang kasih dan sikap percaya diri yang di dalam cerita terletak pada rasa ragu Max kepada Santa Claus. Itu yang menarik dari film ini, kita dibanjiri dengan segala macam nuansa horror standar, kemudian komedi dengan lelucon yang tidak kalah standarnya, tapi terdapat rasa hangat yang tertinggal ketika Krampus berakhir.



Sumber dari pencapaian positif tadi adalah kemampuan sang sutradara, Michael Dougherty, dalam membuat struktur yang pas. Krampus tidak dimulai dengan cara berjalan rollercoaster, semua di awali dengan pelan, bahkan babak pertama didominasi tik-tok di antara keluarga disfungsional itu dengan karakter Omi (Krista Stadler) digunakan sebagai juru kunci misteri. Setelah selesai menetapkan masalah di dalam rumah baru setelah itu Michael Dougherty hadirkan masalah yang berasal dari luar rumah. Memang terkesan plot sengaja dibuat gampang dan mudah, tapi efek yang ia hasilkan menjadikan alur cerita terasa efektif dalam memadukan empat elemen yang dibawa Krampus.



Masalah paling mengganggu dari Krampus bukan pada betapa bodohnya cerita dan karakter serta motivasi dangkal yang terasa wajar karena sejak awal Krampus juga tidak pernah mencoba untuk tampak pintar, masalah muncul dari pergeseran nada. Terdapat beberapa bagian di mana ketika bergeser di antara drama, komedi, dan horror cerita terasa kasar dan dipaksakan, tapi hal tersebut Michael Dougherty tutup berkat kemampuannya dalam menjaga api kepanikan terus menyala tidak peduli cerita sedang berada di bagian mana. Mode panik terus ditekan, atmosfir yang chilly tetap eksis meskipun hal-hal konyol muncul secara sengaja, ketika kamu selesai tertawa kamu akan kembali merasakan bahaya dari monster yang digunakan dengan tepat guna itu.



Meskipun tidak megah namun Krampus sukses memberikan 98 menit yang menyenangkan, membentuk formula paling klise dari sebuah horror komedi untuk menyampaikan semangat yang tersimpan dari perayaan natal, dan tentu saja dengan cara yang aneh dan menghibur. Berjalan tipis di antara empat elemen yang ia gunakan, mengambil sebuah mitologi yang mengubahnya menjadi kepanikan yang misterius, gelap, dan lucu, namun berhasil meninggalkan penonton dengan pesan kasih yang terasa oke, Michael Dougherty melakukan sebuah pekerjaan yang padat dan memikat di sini dalam menyajikan film liburan yang menyenangkan.







1 comment :

  1. Horor nya emang tdk terlalu kental menurut saya tapi setuju kasih kekeluargaan makin terasa.

    ReplyDelete