18 August 2015

Review: Love You.. Love You Not [2015]


Walaupun tetap saja tricky melakukan remake pada sebuah karya yang sebelumnya tidak begitu sukses atau berada di level yang biasa-biasa saja mungkin akan meninggalkan pertanyaan yang lebih sedikit ketimbang jika sumber asalnya itu telah berhasil mencetak kesuksesan. Tidak berhenti sampai disana saja karena Love You Love You Not yang merupakan adaptasi film asal Thailand, I Fine... Thank You Love You, juga mencoba menghadirkan kembali romansa manis tersebut hanya selang delapan bulan dari tanggal rilis sumber bahan di negeri asalnya. Ya, kesuksesan tidak hanya datang dari semangat yang besar saja karena terkadang strategi punya peran penting didalamnya.

Seorang wanita asal Jepang bernama Suchin (RR Melati Pinaring) berhasil lulus tes dan akan segera berangkat ke USA, namun sebelum meninggalkan Indonesia ia masih memiliki satu masalah yang ingin ia selesaikan. Suchin ingin putus dengan pacarnya Juki (Hamish Daud), pria yang mungkin berhasil menarik perhatian Suchin karena tampangnya yang blasteran Jepang dan Mampang, tapi bahasa menjadi kendala. Oleh karena itu Suchin meminta bantuan Amira (Chelsea Islan), guru bahasa Inggrisnya untuk menerjemahkan pesannya kepada Juki. Celakanya Juki punya strategi berbeda, ia meminta Amira untuk mengajarkannya Bahasa Inggris agar dapat menyusul Suchin ke USA. 



Saya tidak bisa menolak bagaimana Love You Love You Not masih mampu memberikan senyuman dibalik presentasi yang memang tidak begitu jauh berbeda dengan I Fine... Thank You Love You, tapi yang jadi masalah itu adalah film ini mayoritas tidak berhasil melakukan apa yang sumbernya tadi berhasil lakukan, memberikan kisah romansa yang seperti tidak mencoba terlalu keras untuk membuat penonton terpukau tapi berhasil meninggalkan mereka dengan kesan yang mendalam. Kamu bisa perhatikan bagaimana eksekusi dari sutradara Sridhar Jetty serta naskah yang disusun oleh Mira Santika seperti punya beban yang berat sejak narasi mulai meninggalkan sinopsis, mereka ingin memberikan penonton Indonesia sesuatu yang baru dari cerita yang tentu saja sudah mereka ketahui tapi disisi lain mereka seperti punya tanggung jawab untuk menjaga apa yang membuat I Fine... Thank You Love You mempesona.



Love You Love You Not mencoba terlalu keras untuk menjaga struktur utama cerita tapi juga digabung bersama usaha keras lain untuk memberikan modifikasi kecil, dan celakanya dua hal itu mereka lakukan dengan kurang tepat. Alur cerita terasa kaku, sering kali scene yang hadir seperti sebuah jalan yang tiba-tiba naik dan turun dengan tajam atau curam sehingga merusak alur cerita, bahkan ada yang terkesan di tempel untuk memenuhi kewajiban “menjaga” tadi. Tapi masalah terbesarnya bukan itu melainkan pada eksposisi, pada bagaimana hubungan sebab dan akibat dari cerita tumbuh, seringkali mereka membuat penonton untuk hanya cukup tahu apa yang terjadi bukan berasal dari mana mereka sehingga hal tersebut dapat terjadi, dan itu banyak yang berasal dari usaha modifikasi tadi.



Modifikasi sendiri memang jadi bagian penting dari sebuah film yang merupakan adaptasi dari sebuah film, tapi yang Love You Love You Not lakukan disini seperti yang saya sebut tadi, terlalu kasar. Ada bagian yang mereka buat untuk memasukkan unsur komedi tapi hasilnya mentah, ada bagian yang mereka bentuk untuk menyesuaikan cita rasa romance bagi penonton Indonesia tapi hasilnya juga kurang matang, bahkan buat saya ini bagian paling menjengkelkan dari film ini karena ia tidak berhasil mentransfer pesona kisah cinta yang dimiliki sumbernya kedalam tampilan baru. Ini seharusnya bercerita tentang pria yang akhirnya menemukan cinta yang sesungguhnya ia butuhkan melalui sebuah situasi unik, tapi Love You Love You Not tampak seperti seorang pria gila bingung pada cinta yang mana yang ia butuhkan, mengejar kekasih lama terasa setengah hati, jatuh cinta pada sosok baru juga setengah hati.



Nilai positif film ini ada di dua pemeran utamanya, Chelsea Islan dan Hamish Daud, walaupun chemistry yang tidak kokoh diantara mereka juga jadi faktor lain mengapa unsur romance dari film ini tidak berakhir pada posisi yang kuat. Love You.. Love You Not bukan sebuah usaha yang buruk sesungguhnya, ia mampu membuat penonton tersenyum dengan beberapa lelucon yang oke walaupun banyak yang mencoba terlalu keras sehingga kerap terasa garing. Sayangnya waktu rilis yang begitu dekat dengan sumbernya menjadikan penonton masih begitu segar dengan apa yang mereka peroleh dari I Fine... Thank You Love You, membuat perbandingan yang sulit dihindarkan sehingga mempengaruhi hasil akhir yang diberikan film ini. Meskipun begitu saya yakin penonton yang belum menyaksikan sumbernya mayoritas akan merasakan hal yang sama, Love You Love You Not bukan romance yang dibantu komedi, tapi komedi sebagai pusat yang di bantu romance, dan celakanya pusat tersebut juga tidak kuat. Love you? Hmmm. Love you not? Hmmm.









0 komentar :

Post a Comment