29 June 2015

TV Series Review: The Producers - Part 3


Sinopsis: Di pusat kawasan bisnis Yeouido, Seoul, Korea Selatan, terdapat sebuah gedung yang tidak pernah tidur selama 24 jam dalam tujuh hari, lantai enam gedung Korea Broadcasting System (KBS). Tampak seperti kantor biasa namun disana mereka dengan pendidikan tinggi dapat memperoleh label orang bodoh ketika program variety show hasil syuting, editing, hingga meeting sepanjang malam yang mereka hasilkan memperoleh rating rendah. (Spoiler Alert)


Episode 9: Understanding Preemptions (12/06/15)


Episode ini seperti perpaduan antara asam, manis, asin, hingga pahit dalam komposisi yang oke. Tidak luar biasa memang, banyak progress positif yang berhasil ia berikan, mayoritas menghibur bahkan ada segmen yang mampu membuat penonton heartbreaking, tapi disamping itu terdapat pula beberapa materi yang terasa menjengkelkan disini. Hal yang paling mengganggu dari episode ini adalah backstory dari Yuna yang ditempatkan di bagian awal, kehadirannya terasa mendadak tanpa meninggalkan kesan dan pengaruh yang menarik terhadap cerita. Bagian tersebut seharusnya dapat di buat sedikit lebih jauh sehingga dapat memperdalam tekanan dari hubungan sebab akibat yang terjadi di sejarah management Cindy (IU).

Tapi yang menarik dari episode sembilan adalah rasa pahit di awal tadi tidak berlangsung lama dan menetap hingga akhir. Episode ini berhasil memperdalam dasar dari hubungan antara Joon-mo (Cha Tae-hyun) dan Ye-jin (Gong Hyo-jin), terlebih dengan satu kondisi dimana ia mampu menjadikan penonton semakin yakin bahwa perasaan Ye-jin terhadap Joon-mo tidak akan goyah meskipun selain belum juga muncul getaran romantis hal tersebut eksis didalam hubungan segiempat yang masih belum membawa anda bertemu dengan sedikit titik terang pada bagaimana formasi akhir yang akan tercipta. Well, anehnya saya suka dengan formula episode ini, menggantung tapi tetap mampu menjadikan penantian semakin menarik.


Berbicara soal menarik selain mampu membuat hal-hal lucu dan menggemaskan terus tumbuh dari episode sebelumnya, episode ini juga mampu menampilkan pertumbuhan karakter yang menarik, beberapa bahkan membuat penonton merasa semakin dekat dengan karater. Joon-mo akhirnya terbuka, begitupula dengan Ye-jin yang tetap mampu membuat penonton berputar-putar dengan rasa bingung pada perasaannya, interaksi yang menggemaskan bersama Seung Chan (Kim Soo-hyun) meskipun dampak yang mereka hasilkan cukup nyata. Sikap yang di tunjukkan oleh dua karakter tersebut membuat saya mulai berpikir untuk menaruh harapan pada hubungan antara Ye-jin dan Seung Chan yang bermain-main di kondisi clueless, walaupun saya sudah tahu bahwa ini perlahan bergeser menjadi drama tipikal Korea.

Dan tema preemption semakin lengkap dengan apa yang terjadi pada Cindy. Speech yang ia berikan di penghujung acara Music Bank itu terasa menghancurkan hati, rasa takut, cemas, hingga sepi yang ia miliki tergambarkan dengan manis, tekanan yang ia rasakan akan anda rasakan dengan sangat mudah, dan pada puncaknya ketika ia menyinggung hal terkait “umbrella” itu saya menggumamkan satu kalimat: Cindy harus berakhir bahagia. Ini merupakan salah satu bagian termanis dari episode sembilan, terasa lambat memang tapi memiliki progress yang halus dan manis, dan itu ditemani dengan perkembangan cerita serta karakter yang tepat.

Score: 7.5/10




Episode 10: Understanding Previews (13/06/15)


Episode sepuluh memperoleh dampak yang tidak begitu baik dari apa yang dihasilkan episode sembilan. Seperti judul yang ia gunakan, preview, apa yang penonton dapatkan disini adalah sebuah perputaran tanpa progress yang menarik baik itu dari cerita maupun karakter. Ide preview dimana kita mengamati tampilan awal untuk kemudian mengambil keputusan menjadikan episode sepuluh berisikan penggambaran yang menjengkelkan, bahkan efek buruknya mulai muncul rasa frustasi disini. Penulis seperti melakukan aksi trolling terhadap penonton, membuat penonton semakin jatuh lebih dalam untuk menebak perputaran cinta diantara empat karakter utama yang sayangnya kali ini terasa menjengkelkan.

Hal seperti tadi memang sudah umum di drama korea, tapi apa yang terjadi di episode sembilan dimana penonton tidak dibawa selangkah lebih maju pada konflik masing-masing karakter kembali terjadi disini. Bukan berarti episode sepuluh adalah sebuah sajian yang buruk, beberapa materi pendukung berhasil memberikan momen menyenangkan. Contohnya seperti hubungan antara Kim Hong-soon (Kim Jong-kook) dan Go Yang-mi (Ye Ji-won) yang di kemas dengan sangat tepat dan memberikan punch menarik, hal terkait anti-fan itu juga mampu mencuri perhatian untuk menjadi memori manis utama dari episode, tapi di bagian utama dari episode sepuluh cenderung stagnan bahkan ada yang menurun.


Cindy memperoleh efek positif dari episode lalu, yang terkadang membuat saya merasa geli karena karakter yang notabene sejak awal berada di posisi empat justru perlahan naik dan berhasil menjadi fokus utama. The Producers perlahan berubah menjadi Cindy Show, dan itu semakin menggelikan karena tidak peduli berapa besar simpati yang anda berikan padanya Cindy tetap memperoleh jatah yang minim dan berada di mode menunggu terkait perasaannya pada Baek Seung-chan. Pertanyaan menariknya adalah apakah Baek Seung-chan membuat kesalahan disini? Sebenarnya tidak, sejak awal perasaan antara BSC dan Cindy sudah clear, tapi celakanya BSC mulai terasa menjengkelkan disini karena penulis sengaja memainkan hal-hal sensitif diantara ia dan Cindy.

Walaupun berhasil ditutup dengan “menarik”, yang tertinggal dari episode sepuluh adalah perasaan jengkel. Seperti ide preview, episode ini lebih condong dimanfaatkan oleh penulis dan sutradara untuk menggambarkan bagaimana permainan ego didalam diri setiap individu, yang sayangnya tidak mereka sajikan dengan momentum yang manis. Unsur komedi masih tampil dengan kualitas yang tinggi, tawa masih berhasil menemani para penonton, namun dengan lebih banyak bermain-main dengan materi kesalahpahaman episode sepuluh merupakan salah satu episode paling pasif dari The Producers.

Score: 7/10




Episode 11: Understanding Ratings (19/06/15)


Setelah perlahan memutuskan untuk menaruh perhatian pada loveline hingga berujung pada keputusan untuk tidak lagi menaruh harapan pada siapa yang akan berakhir dengan siapa, episode sebelas justru memberikan hiburan yang menghibur. Sedikit terasa ironis memang karena grafik meningkat dari kualitas episode sebelumnya yang diperoleh episode ini bukan berasal dari bagaimana cerita mulai membawa penonton menemukan kepastian dari tarik dan ulur di sektor asmara, tapi dari apa yang terjadi didalam variety, serta kehidupan Cindy.

Sebagai pembuka jalan menuju finale episode sebelas berhasil menjadi sebuah penggoda yang manis. Ada pergerakan yang menarik disini, baik itu di sektor cerita maupun karakter, dan ide tentang rating dikemas dengan baik, isu terkait posisi dan prioritas berhasil di implementasikan dengan tepat. Saya suka dimana Joon-mo mulai keluar dari kondisi pasif, dan tidak tanggung-tanggung ia tampil baik di konflik variety, asmara, hingga emosi. Tidak dikemas megah memang tapi tampilan sederhana di tiga bagian tadi berhasil menjangkau atensi penonton dengan kuat, dari lampu jalan, nyamuk, hingga personel tim, ia juga banyak membantu karakter Ye-jin untuk tidak sebatas hanya terombang-ambing dalam ketidakpastian perasaan bersama Seung-chan.


Dengan fokus yang kali ini seperti ingin membawa hubungan Joon-mo dan Ye-jin bergerak maju, kemudian konflik seputar Cindy yang terus dijaga stabil, kali ini Seung-chan seperti menjadi pendukung. Penonton memang masih ditampilkan apa yang terjadi dari gejolak pada perasaannya, tapi episode kali ini justru menjadi terasa menarik ketika Seung-chan sedikit di tarik untuk berada di posisi pendukung dari posisi semula sebagai leader, dampaknya dapat terlihat pada dialog antara dia dan Ye-jin dibagian akhir. Tidak hadirnya momen lucu yang berlebihan memberikan komposisi yang tepat bagi episode ini, menjadikan fokus pada emosi terbentuk dengan baik, dan uniknya dari sana mulai muncul beberapa potensi bagi twist yang dapat terjadi pada episode final.

Dibuka dengan Seung-chan versus Ye-jin, masuk menuju elemen variety, celakanya jika berbicara atensi utama episode sebelas jatuh ke tangan Cindy. Hadir tepuk tangan ketika adegan terakhir sebelum epilog itu selesai, sebuah perasaan campur aduk setelah menyaksikan Cindy dalam tampilan manis dan pahit di episode ini. Bukan sesuatu yang terasa aneh memang karena sampai selangkah menuju babak akhir hanya masalah Cindy yang masih kuat bermain-main pada unsur dunia entertainment dengan daya tarik yang mumpuni, perjuangan ia untuk lepas dari “siksaan” justru tidak hanya menjadi pemanis bagi hubungan asmara penuh tarik dan ulur yang melelahkan itu.

Score: 8/10




Episode 12: Understanding a Long-Running Program (20/06/15)


Pembuka dan penutup selalu menjadi bagian krusial yang menguras fokus, bagaimana menjadikan materi terasa menarik diawal dan kemudian menutupnya juga dalam kondisi menarik. Banyak gejolak yang terjadi sepanjang menyaksikan The Producers, dan seperti saya sebutkan di awal tadi bahkan rasa frustasi termasuk diantaranya, tapi episode terakhir ini seperti punya kekuatan hipnotis yang kemudian membuat penonton bersedia memaafkan rasa kesal dan jengkel yang pernah mereka peroleh darinya. Episode 12 merupakan kemasan yang solid, berhasil menjadi episode paling menarik mengalahkan dua episode pertama. 

Cukup mengejutkan memang karena harapan yang saya pasang ketika menyaksikan bagian akhir episode sebelumnya ini akan lebih condong bertumpu pada gejolak emosi sebagai konklusi dari semua perputaran yang melelahkan di sektor asmara itu. Mereka memang hadir namun menariknya dalam rasa yang liar dan mengasyikkan. Momentum episode ini sangat manis, cara kita diajak berpindah dari satu adegan ke adegan lain terasa dinamis tanpa gagal menjalankan fungsi dan meninggalkan makna yang mereka miliki, dan mereka di kelilingi dengan berbagai punch yang mengasyikkan. Cukup menjengkelkan memang karena penonton harus berjalan begitu lamban di beberapa episode untuk bertemu dengan episode mengasyikkan seperti ini, tapi konklusi yang hadir sudah cukup untuk menekan dampak dari rasa kesal tadi.


The Producers merupakan salah satu dari sedikit drama Korea yang mampu menutup petualangan yang mereka sajikan dengan baik, tepat, dan manis. Cukup sulit untuk menggambarkan episode ini, bukan hanya karena berhasil menyelesaikan semua masalah dengan halus, tapi ia punya power yang bahkan akan mampu membuat penonton yang kehilangan minat di pertengahan untuk kemudian mengucapkan goodbye dengan senyuman. Penyebabnya adalah berbagai ledakan yang tampil nakal, campur aduk berbagai rasa untuk kemudian di tutup dengan “kemenangan” yang layak bagi empat karakter utama, banyak kejutan yang secara instant akan menjadi kenangan yang memorable bagi penonton, meskipun saya sendiri tidak menghitung lunas penantian yang saya berikan sejak awal karena hasil akhir diantara empat karakter utama walaupun manis tetap tidak meninggalkan “boom” yang kuat.

Score: 9/10





Special Episode: Understanding NGs (26/06/15)


Berisikan kompilasi dari momen-momen menarik di setiap episode untuk kemudian di tutup juga dengan kompilasi dari bloopers / NG saat proses shooting. 

Score: -






Overall:


Jika berbicara tentang ekspektasi saya memasang taruhan yang terhitung sangat tinggi pada The Producers sebelum memulai episode pertama. Penyebabnya adalah empat pemeran utama merupakan sosok yang saya kagumi di industri entertainment Korea, Kim Soo-hyun yang ahli dalam menciptakan momen memorable, IU yang bukan hanya sekedar memiliki suara indah, my intimidating noona Gong Hyo-jin, hingga easy laughter Cha Tae-hyun. Ekspektasi itu sebenarnya hidup di dua episode awal, namun setelah itu yang hadir ternyata cukup mengejutkan.

Masalah utama dari The Producers adalah thrill dan momentum dari cerita yang naik dan turun, kurang stabil. The Producers seperti tidak menciptakan fokus utama yang kokoh sejak awal, mencoba menggabungkan dunia variety dengan apa yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari, termasuk asmara. Penulis dan sutradara seperti sepakat untuk mempermainkan cerita sehingga terus mengapung yang lantas kemudian mempersilahkan penonton untuk menebak. Menarik memang, hingga episode sepuluh bahkan sebelas elemen romance masih mampu membuat penonton bermain-main dengan misteri, tapi jalan menuju kesana itu yang terasa draggy. Trolling, A mencintai B, B mencintai C, tapi C mencintai D, pada akhirnya sama seperti konsep yang terus shift disini penonton tidak menemukan pusat yang kuat.


Contoh sederhana, The Producers tidak punya main couple yang mampu membuat penonton menaruh investasi lebih dalam. Benar memang pada dasarnya ini predictable sejak awal, tapi di satu titik saya bahkan sempat berharap agar empat karakter berakhir sendiri karena perputaran yang “melelahkan” dalam orbit yang sederhana itu menyebabkan sulit untuk tertarik pada rasa tertarik di antara karakter utama. Ketika berbicara perjuangan hidup penulis berhasil menciptakan simpati dan empati bagi masing-masing karakter untuk mengunci atensi penonton, tapi ketika berbicara tentang asmara yang eksis hanya sikap angkuh. Karakter punya daya tarik yang menarik, konsep yang mereka usung baik itu dari segi kehidupan maupun asmara juga variatif, tapi kombinasi diantara mereka yang kurang mumpuni, tik-tok hanya bekerja di elemen komedi.

Nah, komedi, unsur yang tidak dapat dipungkiri bekerja dengan sangat baik bagi The Producers. Empat karakter utama mampu berpindah dengan baik dari drama menuju komedi begitupula sebaliknya, dan dibagian ini turut melibatkan banyak karakter pendukung yang oke, salah satunya Ye Ji-won dan Kim Jong-kook yang stabil dalam hal mencuri atensi. Ya, stabil, sama hal nya dengan puluhan cameo kelas berat yang ia miliki, The Producers selalu mampu memberikan kejutan ketika sosok-sosok seperti SNSD, JYP, Lee Seung-gi, hingga Go Ara muncul, tapi disisi lain tidak mendorong mereka terlalu jauh sehingga merusak pertunjukkan utama. Ini salah satu hal yang saya suka dari The Producers, selain kisah asmara segi empat itu ia tidak berusaha mendorong terlalu jauh elemen lain, semua di set dalam level santai dan realistis.


Hal lain yang menarik adalah The Producers memberikan hasil yang mengejutkan di bagian cast utama, penyebabnya akibat komposisi yang kurang berimbang sehingga terasa timpang. Kim Soo-hyun adalah bintang utama disini dalam artian porsi yang ia peroleh, dan itu berhasil ia jalankan dengan sangat baik di bagian awal terlebih dengan karakteristik unik yang dimiliki BSC. Tapi setelah dengan mudah menjadi karakter favorit saya BSC perlahan berubah menjadi puppy yang annoying akibat sikap terlalu naif dalam membedakan mencintai dan mengagumi. Cha Tae-hyun secara mengejutkan memberikan rasa frustasi disini, alih-alih memegang kendali utama karakter Ra Joon-mo justru terasa pasif, dan celakanya itu terasa cukup stabil sejak awal hingga akhir.

Kejutan lain hadir di pemeran wanita utama dimana Gong Hyo-jin ternyata kalah dari IU. Hyo-jin memperoleh nasib yang sama dengan CTH, karakternya tidak memiliki momentum yang mumpuni, mereka lebih sering digunakan sebagai pion untuk menopang karakter muda bermain-main dengan masalah mereka. Sangat mengecewakan memang karena sejak awal saya berharap The Producers akan menempatkan CTH dan GHJ sebagai senjata utama, namun peran minim mereka menjadikan kisah asmara dari karakter yang mereka mainkan kurang berkembang dengan baik. Dan terakhir IU, tampil mengecewakan di bagian awal namun perlahan justru naik keatas dan menjadi bintang utama. Sejak episode delapan atau sembilan IU berhasil mengubah Cindy yang annoying menjadi sosok yang menarik, berhasil menarik simpati dan empati di dua konflik yang ia hadapi.

The Producers jelas bukan merupakan sebuah petualangan yang mengagumkan, terlebih jika menilik nama besar atau star factor dari empat pemeran utama yang ia miliki, namun dengan tetap berpegang teguh pada formula rom-com drama Korea sembari mencoba menerapkan kombinasi antara drama tradisional bersama konsep dokumenter yang ia usung, The Producers tetap berhasil menjadi kemasan yang menghibur.




SCORE: 7,42/10


0 komentar :

Post a Comment