08 March 2015

Review: The Lazarus Effect (2015)


"Evil is lurking within her."

Bercerita itu bukanlah sesuatu yang mudah bagi semua orang, kamu bisa ambil contoh merangkai kata dalam menulis sebuah review misalnya, atau contohnya lainnya seperti sedang memberikan sebuah presentasi. Masalah utama yang sering kita hadapi adalah hadirnya sebuah dinding yang kemudian membuat alur yang telah kita bangun seketika stuck, dan semakin kacau ketika kita sudah terjebak kita juga mulai bingung dan akhirnya kewalahan bagaimana cara melewati dinding tersebut. The Lazarus Effect adalah sebuah film horror yang mengalami hal tersebut, doesn't have much but trying so hard to looks smart.

Mahasiswa medis bernama Frank Walton (Mark Duplass) dan Zoe McConnell (Olivia Wilde) sedang melakukan riset pada sebuah serum yang mereka harapkan dapat memperpanjang jeda diantara waktu ketika tubuh manusia meninggal dan waktu ketika otak mereka benar-benar berhenti bekerja. Goal utama mereka adalah berharap agar serum tersebut dapat membangkitkan kembali orang yang telah mati, dan itu berhasil pada percobaan pertama menggunakan objek seekor anjing. Tapi suatu ketika sesuatu yang sangat buruk menimpa Zoe ketika mereka mulai tidak lagi bisa melakukan eksperimen secara bebas. 



Seperti yang sebut diawal tadi The Lazarus Effect tidak berhasil menjadi sebuah horror yang menakutkan karena sejak awal ia sudah memiliki sebuah jebakan yang siap menghancurkannya di tengah cerita. Script yang ditulis oleh Luke Dawson dan Jeremy Slater sangat sangat sempit, kita hanya mendapatkan mahasiswa dan serum, dan semakin kacau karena setelah sinopsis yang sudah sangat sederhana itu tidak ada upaya untuk memperluas cerita agar konflik-konflik lain dapat masuk. Itu masalah paling besar dari The Lazarus Effect, cerita yang sangat lemah, tidak ada hal-hal terkait setan maupun hantu yang terasa kuat disini, setelah sesuatu yang buruk menimpa Zoe yang tersisa bagi David Gelb adalah membawa kita bermain-main dengan satu pertanyaan tunggal: bagaimana cara mereka akan menolong Zoe?



Sebenarnya niat dari The Lazarus Effect pada awalnya tidak begitu dangkal, dari insiden utama ada beberapa isu menarik yang coba ia berikan sebut saja seperti kematian dan moralitas bahkan hadir kaitan agama didalamnya, tapi ketika semuanya tidak di bentuk dengan cermat mereka dengan cepat berubah menjadi kusam dan terlupakan. Sadar bahwa upaya tersebut gagal David Gelb mulai mengalihkan fokus kita upaya para dokter yang ceroboh cenderung bodoh itu agar terlihat pintar. Disini masalah lain muncul karena karakter sendiri sejak awal tidak terasa menarik, Wilde tidak menemukan jalan agar dapat mengubah karakternya menjadi sosok yang kita pedulikan eksistensinya, dan sisanya ia hanya berputar-putar sembari ditemani Mark Duplass yang tampak tidak nyaman dengan materi bodoh yang ia peroleh.



So, sudah gagal di bagian kedua ternyata tidak membuat David Gelb menyerah, ia masih punya satu senjata lainnya, jump scare. Nah, ini yang terasa sensitif karena metode yang ia gunakan dalam memberikan penonton kejutan terasa klasik sehingga mungkin akan cukup mampu menarik atensi beberapa penonton. Saya sendiri kurang yakin akan banyak yang terjebak dalam segala kejutan berisikan aksi gotcha dan boom yang terasa mentah itu, kesan gore yang ia tampilkan juga sangat nihil, barang-barang bergerak kemudian permainan lampu, bukannya hal-hal seperti itu sudah sangat familiar, dan David Gelb seperti lupa bahwa ia perlu sesuatu yang lebih untuk mampu membuat penonton waspada. Solusinya, karakterisasi, salah satu kelemahan utama mereka tadi.



Ya, seperti efek domino memang kesalahan yang dimiliki oleh The Lazarus Effect, ia mencoba tampil pintar tapi tidak pintar menciptakan dan membangun materi, dengan penuh percaya diri kemudian berjalan bersama materi yang sangat sempit dan ketika stuck mulai bingung dan akhirnya memilih menggunakan senjata klasik sebuah horror, jump scare, yang celakanya juga gagal. Menyia-nyiakan premis yang potensial, menyia-nyiakan dua cast utama, tidak mampu memprovokasi baik itu pada isu kehidupan dan kematian akibatnya begitu lemahnya thrill dan momen menakutkan, The Lazarus Effect akan saya kenang sebagai sebuah horror yang sangat lemah dan tidak pernah berhenti mencoba tampak pintar dengan berbagai gimmick murah. Boooo!!!







1 comment :

  1. elu kalo disuruh buat film horror juga belum tentu sebaik ini broh, dasar orang..
    menurut gue alurnya bagus kok. purpose tiap film kan ga selalu sama kali. mana tau ada maksud trsendiri dari si sutradara yg blum bsa elu tangkep, hayo lu. jgn slalu bandingin dgn film sukses juga. originalitas harus ada. tapi ya namanya reviewer mau gmana lagi ya hahaha . good job deh. lanjut..

    ReplyDelete