27 January 2015

Review: The Wedding Ringer (2015)


"It looks like the entire cast of Goonies grew up and became rapists!"

Jika kamu datang dengan ekspektasi yang tidak begitu tinggi film ini mungkin dapat menjadi sebuah komedi bodoh yang ketika ia telah berakhir akan meninggalkan kamu dengan sebuah perasaan segar dibalik semua formula klasik yang ia gunakan. The Wedding Ringer mungkin terasa klise, sangat predictable, dan lain sebagainya penyakit dari sebuah komedi standard, tapi ia berhasil memberikan sebuah petualangan yang cukup fun bagi penontonnya.

Seorang pengacara pajak sukses bernama Doug Harris (Josh Gad) akan menikahi pacarnya, Gretchen Palmer (Kaley Cuoco-Sweeting), dalam rentang waktu sepuluh hari kedepan. Hal tersebut memberikan tekanan pada Doug ketika mereka sedang menyusun rencana pernikahan, kondisi dimana Doug belum memiliki pengiring mempelai pria atau best man, dan pergaulannya yang selama ini tertutup menjadikan opsi yang dimiliki Doug sangat terbatas. Takut hal tersebut terbongkar Doug memutuskan untuk menyewa jasa best man dari seorang pria bernama Jimmy Callahan (Kevin Hart), yang ternyata tidak sepenuhnya menjauhkan Doug dari masalah. 



Cerita yang ditulis oleh sutradara Jeremy Garelick bersama Jay Lavender ini ternyata telah eksis sejak tahu 2002 yang lalu, jadi tidak heran jika pada akhirnya The Wedding Ringer akan sangat kental terasa seperti komedi yang berasal dari satu decade yang lalu dengan sedikit sentuhan modern kecil di beberapa bagian kecil. Mudah untuk mengatakan ini merupakan komedi yang predictable terlebih dengan format yang ia pakai memang sudah sangat standard komedi, tapi yang menarik adalah di balik kekacauan yang mereka ciptakan serta tidak hadirnya sesuatu yang special The Wedding Ringer justru berhasil menjadi sebuah komedi yang terhitung stabil dalam menghibur penontonnya, banyak mengingatkan saya pada film Kevin Hart tahun lalu, Ride Along, kacau, banyak joke yang miss, tapi tetap menarik untuk di ikuti.


Sistem itu yang tampaknya coba di terapkan oleh Jeremy Garelick disini, meskipun tidak lucu secara keseluruhan mari ciptakan sebuah petualangan yang fun. Awalnya mungkin agak kaku tapi setelah itu kamu akan menemukan sebuah chemistry yang cukup menarik di antara Kevin Hart dan Josh Gad, ada bromance yang mungkin tidak special tapi sanggup membuat penontonnya tertawa geli dengan tingkah laku mereka yang terhitung klasik itu. Itu yang menarik dari The Wedding Ringer karena ia seperti tidak mencoba untuk tampil luar biasa, di jaga standard dengan segala macam hal klise, terus naik dan turun diantara lucu, biasa, kemudian lucu, dan kembali biasa, tapi hingga akhir tidak membuat penonton yang sejak awal tidak menilai mereka terlalu serius untuk merasa bosan apalagi kesal dengan kekonyolan mereka.


Salah satu trick yang diterapkan oleh Jeremy Garelick dan berhasil bekerja dengan baik di sini adalah gerak cepat yang ia tampilkan sehingga beberapa kekurangan yang ia hasilkan dapat di toleransi dengana mudah. Ia juga cukup cermat dalam mengatur komposisi drama dan komedi, ia tidak mencoba terlalu keras untuk menjadikan ini sebagai film tentang pernikahan yang thoughtful, mereka hadir tapi tidak pernah ia kembangkan menjadi lebih luas. Dangkal memang tapi strategi tersebut justru cukup ampuh untuk menghindarkan film dari kondisi terjebak dalam drama, cukup puas untuk sebatas memberikan penontonnya komedi dan komedi gerak cepat sehingga meskipun tidak special hasil yang ia ciptakan sudah cukup untuk membuat penontonnya pulang dengan rasa senang.



Babak akhir mungkin kurang kuat, tapi chemistry di antara dua karakter utama tampil cukup memikat, cerita yang ia tampilkan juga dangkal dan tidak ada yang special, namun dengan gerak cepat dan eksekusi yang tidak begitu buruk The Wedding Ringer berhasil memberikan sebuah petualangan yang cukup menyenangkan. Ya, tidak semua yang berikan berhasil memberikan tawa dengan tampil lucu, namun secara keseluruhan The Wedding Ringer berhasil memberikan petualangan bodoh yang cukup fun.








0 komentar :

Post a Comment