08 November 2014

Review: The Good Lie (2014)


"Miracles are made by people who refuse to stop believing."

Film terbaru dari sutradara salah satu mantan nominasi Oscar ini, Monsieur Lazhar, mencoba membawa penontonnya untuk melihat sebuah perjuangan sekelompok “orang hilang” untuk menemukan dan membangun kembali kehidupan mereka, usaha bertahan hidup dan lepas dari tragedi kelam dimasa lalu mereka. Efektif memang, ada inspirasi yang berhasil mereka tinggalkan, namun sayangnya berbagai keputusan yang kurang tepat menghalangi The Good Lie untuk mencapai potensi yang ia miliki. 

Sekelompok anak muda, Mamere (Arnold Oceng), bersama kakaknya, Theo (Femi Oguns), dan dua anak laki-laki lain Yeremia (Ger Duany) dan Paul (Emmanuel Jal), yang terjebak dalam konflik perang saudara Sudan, memutuskan untuk mengungsi dan berjalan sejauh 1000 kilometer menuju sebuah kamp pengungsi di Kenya. Lebih dari satu dekade kemudian mereka semua memenangkan kesempatan untuk pindah ke Amerika Serikat, dimana ketika tiba di Kansas mereka bertemu dengan Carrie (Reese Witherspoon) yang akan membantu The Lost Boys mencari memulai kehidupan yang baru, yang juga memberikan tantangan baru.



Seperti judulnya, The Good Lie, film ini sejak awal saja sudah menciptakan sebuah kebohongan yang berhasil membuat penonton berada di zona ambigu, akan ada yang kesal namun tidak sedikit dari mereka yang akan dengan mudah memaafkan hal tersebut. Coba lihat posternya, ada foto seorang Reese Witherspoon yang sangat besar disana, seolah film yang mencoba mengangkat perjuangan hidup ini merupakan film yang akan berpusat pada dirinya. Nyatanya tidak, karena ceritanya sendiri menaruh fokus pada perjalanan sekelompok anak-anak Sudan, sedangkan Reese Witherspoon digunakan sebagai pembuka jalan dari upaya sang sutradara, Philippe Falardeau, untuk mencoba mengekplorasi berbagai isu yang dimiliki oleh cerita. Misi yang mereka bawa memang kuat, tapi dari segi visi sayangnya tidak sama kuatnya. 



The Good Lie terasa terlalu berhati-hati saat memperdalam banyak masalah yang ia punya, dan meskipun Philippe Falardeau memang harus diakui berhasil memberikan kesan mengerikan yang cukup efektif dari apa yang dialami karakter-karakter yang melarikan diri itu, nasib orang-orang tertindas yang dipenuhi rasa cemas, tapi usaha untuk merubah cerita yang kompleks itu menjadi sebuah tontonan yang ringan dan mudah diterima penonton luas akhirnya jatuh sedikit datar. Memang ada kesan tulus, ada pula semangat yang diputar-putar pada masalah keluarga, persahabatan, hingga sikap tidak pernah berhenti berharap, tapi dramatisasi yang diberikan ke mereka itu kurang pas sehingga dampak yang dihasilkan pada penonton tidak berupa sebuah pukulan yang kuat. 



Philippe Falardeau seperti ingin agar semuanya seimbang, para Lost Boys harus punya momen mereka, tapi Reese Witherspoon juga harus dapat kuantitas yang sama. Hasilnya tidak peduli seberapa menarik para Lost Boys tampil atensi juga terbagi pada Witherspoon, dua sisi ini tidak pernah terasa kuat, dan meskipun memang kita akan terus merasa penasaran dengan apa yang akan terjadi pada karakter-karakter itu keterbatasan yang karakter miliki membuat narasi lebih tampak seperti kumpulan sketsa yang jika disatukan terasa canggung, ada saat-saat menyenangkan, tapi tidak sedikit pula yang terasa hambar. Masalah lainnya adalah terkadang sulit untuk merasakan ada koneksi dengan karakter, sebagus apapun para aktor menggambarkan karakter mereka dampak emosional yang dihasilkan sering kali terasa lemah. 



Bukan sesuatu yang buruk memang, tapi fokus utama yang tidak berdiri kuat ditengah cerita menjadikan The Good Lie tidak memiliki alur yang terus mengalir dengan mulus hingga akhir, dan itu cukup disayangkan karena di awal ia sudah berhasil memberikan sebuah kengerian yang efektif. Usaha Philippe Falardeau untuk menjadikan ini sama rata di semua bagian justru membuat The Good Lie tidak menghasilkan sesuatu yang benar-benar kuat, benar-benar dalam, karakter terus menarik untuk diamati tapi tidak jarang pula hal-hal canggung seperti fokus yang terlalu sering berpindah ke Reese Witherspoon membuyarkan potensi yang ia miliki untuk menjadi kisah survival yang kuat.








0 komentar :

Post a Comment