06 October 2014

Review: Left Behind (2014)


"I know you all want answers, and believe me, so do I."

Apresiasi pada dunia film itu layak diberikan kepada para filmmaker yang membuat film dengan visi, misi, dan eksekusi yang serius. Mereka ingin agar apa yang ingin mereka sampaikan dapat ditangkap, dicerna, kemudian dinikmati oleh penonton dengan cara yang menyenangkan, yang sering kali mereka sebut sebagai sebuah kepuasan disamping keuntungan financial tentu saja. Film ini melakukan hal sebaliknya dari nilai-nilai positif tadi. So, please welcome, kandidat terkuat film terburuk di tahun 2014, Left behind. Action? Thriller? Sci-fi? No, it's a dumb comedy. 

Seorang pilot bernama Rayford Steele (Nicolas Cage) sedang tersenyum lebar ketika ia hendak menuju London untuk menghadiri konser U2, tepat dihari ulang tahunnya meskipun putrinya yang bernama Chloe (Cassi Thomson) telah pulang untuk menemuinya. Chloe bahkan menjadi curiga dan menjadi sedih luar biasa ketika ia mendapati sang ayah sedang berjalan bersama pramugari bernama Hattie Durham (Nicky Whelan). Perjalanan Rayford sendiri tidak mulus, karena ketika pesawat telah berada di udara terjadi fenomena aneh yang menciptakan kepanikan, beberapa penumpang menghilang tanpa sebab.

Sinopsis tadi aneh bukan? Iya, karena Left Behind ini adalah film kiamat yang menjadi canggung. Ada unsur agama yang kental dari novel dengan judul yang sama, adapula usaha untuk mengedepankan tema bencana untuk menjadi fokus para penontonnya, dalam hal ini kiamat yang digambarkan lewat momen The Rapture itu, tapi dengan materi yang terlihat serius itu Vic Armstrong justru menjadikan film apocalyptic dengan genre thriller ini serasa seperti sebuah komedi, yang menariknya bukan hanya bodoh, tapi benar-benar bodoh dan tidak menarik. Seperti kemasan asal jadi, skenario yang ia punya buruk, desain yang ia bangun juga terasa murahan, kita dipaksa untuk mengerti makna kehidupan bukan dengan cara serius tapi santai, tapi seperti menghadiri kelas yang sedang diajar oleh seorang professor senior yang membosankan.

Iya, membosankan, sangat membosankan malah, ceritanya bergerak lamban dengan kesan amatir yang tidak pernah hilang hingga akhir, Left Behind seperti sebuah dakwah berkedok disaster movie yang charmless, pointless, bahkan meaningless. Dipenuhi dengan dialog sangat canggung yang hadir dari karakter satu dimensi yang setia untuk tampil konyol, ini adalah film yang kebingungan pada bagaimana caranya untuk menyampaikan misi yang ia bawa. Menjebak penonton dalam sebuah pesawat, kemudian menjejali mereka dengan materi-materi teoritis dengan kutipan ayat kitab suci, seperti terus mengingatkan kita pada betapa besar dan mahakuasa sang pencipta tapi dengan kesan setengah hati bahkan ambigu. 

Isu pengampunan itu tidak mereka gunakan dengan baik, konsep yang serius juga tidak mereka bentuk dengan serius. Vic Armstrong seperti menunjukkan kepada penonton “ini yang akan terjadi jika kamu berada di jalan yang salah,” dan itu hadir lewat beberapa tindakan dengan kesan murahan dan konyol, sehingga ketimbang menerima apa yang ia berikan lalu meresapi makna dari materi yang kurang menarik untuk dipahami lebih jauh itu, penonton justru lebih tertarik untuk menertawakan cerita yang terbentuk dengan kasar karena dipenuhi dengan momen-momen canggung yang menggelikan, cerita mempertanyakan iman yang ditemani dengan sebuah kepanikan dengan rasa gado-gado yang disamping membosankan juga terus terasa lucu dan konyol, apalagi dengan keberadaan Nicolas Cage yang kembali memilih proyek yang salah.  

Tidak heran jika nantinya Left Behind ada di daftar film terburuk banyak penikmat film tahun ini, karena ini memang benar-benar buruk. Bukannya menggunakan konsep menarik itu untuk menggambarkan baik dan buruk yang akan membuat penonton semakin tertarik dengan isu yang ia berikan, ini justru menjadi sebuah film yang berusaha keras untuk tampak pintar dengan berbagai khotbah yang ia berikan, tapi tidak menyertakan pesona yang baik didalamnya, sehingga ketimbang masuk kedalam mode mengerti dan memahami saya lebih senang menertawakan kekonyolan yang mereka miliki, itupun bahkan terasa tidak memuaskan. My minimum score = three, and plus 0,5 for the laugh. Buruk.





5 comments :

  1. dari awal ampe akhir ini film bener2 membosankan
    memang pesan dari ayat suci itu dapet banget, tapi film ini ga bisa menjelaskan dengan baik. malah kesannya terlalu banyak dialog yg ga penting. skornya pun buruk bgt dimana aja
    imdb.com : 3,3 / 10
    metascore : 12 / 100
    So sad emang, film yg dibubuhi dengan agama malah kurang menarik ditonton

    skor dari saya: 5/10 is better. :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Memang calon kuat film terburuk tahun ini. :)

      Delete
  2. kiamat anda jangan samakan dengan kiamat agama yang lain.
    jelas di film tersebut kristen abal-abal dan non-kristen adalah orang-orang yang tertinggal. jadi sudah sampai disitu saja perjuangan umat kristen yang sungguh-sungguh digambarkan dalam film tersebut, sisanya, orang-orang yang tertinggal tersebut, akan merasakan pemerintahan "binatang" dan setelah itu kehancuran bumi.
    beg beg begitu....
    kalo anda peka sih, pesannya itu "jangan menjadi Ateis" ;)

    ReplyDelete
  3. sebelum berkomentar "buruk" coba komentar dengan memakai metode semiotika. dijamin diterima masyarakat komentarnya :D

    ReplyDelete