19 October 2014

Movie Review: The Attorney (2013)


Tidak peduli seberapa yakinnya anda terkait kemampuan dalam menjalani kehidupan dengan mengatasi dan menyelesaikan masalah yang datang kedalam kehidupan anda, selalu saja ada hal-hal yang baru yang mampu mengguncang dan memberikan pelajaran baru, karena manusia bukan hanya hanya tidak pernah merasa puas, tapi manusia juga tidak pernah berhenti untuk bertumbuh di berbagai hal dalam kehidupannya. Film ini seperti sebuah proses kehidupan tadi, perjuangan yang kemudian disambungkan dengan sebuah tantangan, sensasi box-office Korea tahun 2013, The Attorney (Byeonhoin).

Sejak ia masih muda Song Woo-suk (Song Kang-ho) memang telah menjadi pria yang berani mengambil resiko, karena dibaliknya ia punya mimpi besar yang ingin ia raih. Ia punya tekad kuat untuk meraih kebahagiaan, kehidupan yang makmur, dan fokus utamanya ketika bekerja bukan sebatas melakukan itu karena senang, tapi juga agar meraih banyak uang, bagaimanapun itu caranya, sehingga tidak heran jika Song Woo-suk tanpa malu-malu membagikan kartu namanya ketika ia telah menjadi salah satu pengacara yang di Busan, mengambil kasus yang dihindari oleh rekan-rekannya, karena dari sana pula berhasil meraih kesuksesan besar yang menjadikannya sebagai pengacara terkenal. 

Tapi suatu hari sistem yang ia terapkan tadi seketika langsung berubah. Penyebabnya adalah aksi yang dilakukan oleh Park Jin-Woo (Siwan), yang bersama teman-temannya dipukuli karena dianggap sebagai simpatisan komunis. Celakanya Park Jin-Woo merupakan putra dari Choi Soon-ae (Kim Young-ae), seorang wanita pemilik restoran yang dahulu pernah memberikan pertolongan kepada Song Woo-suk. Tapi alasannya tidak cukup sampai disitu, tapi perlakuan brutal yang diterima Park Jin-Woo menjadikan Song Woo-suk memutuskan untuk membantunya, yang celakanya tidak semudah yang Song Woo-suk bayangkan.


Dalam debutnya ini Yang Woo-Seok seperti membagi cerita yang ia tulis bersama Yoon Hyeon-ho itu menjadi dua bagian besar, dan keduanya punya upaya berbeda perihal pesan yang ingin mereka sampaikan. Babak pertama seperti bergelut dengan tema mimpi dan harapan, proses pengenalan karakter yang berisikan perjuangan kehidupan, step by step kita diajak untuk mengenal lebih dekat sosok Song Woo-Seok, dari tadinya hanya rakyat biasa yang kesulitan di sektor ekonomi hingga akhirnya menjadi pengacara terkenal. Sangat suka pada bagian ini, dramatisasi yang Yang Woo-Seok bentuk juga terasa cerdik terutama pada cara ia membangun pesona karakter untuk membuat penonton merasa kagum dengan apa yag telah lakukan, pekerja keras yang selalu berusaha untuk meraih kehidupan yang lebih baik bagi dirinya, istri, dan anak-anaknya.

Hal lain yang menjadikan bagian ini menarik adalah karena ia tampil seolah tanpa beban, penceritaan yang santai, terutama dengan keberadaan elemen ringan seperti humor yang bukan hanya setia menjadi pemanis belaka tapi sering kali ketika ia tidak hadir didalam cerita kita merasa merindukannya. Dengan kombinasi antara drama dan komedi serta pengembangan karakter dan cerita yang rapi itu The Attorney seperti sebuah paket komplit yang penonton cari dari film drama khas korea, daya tariknya kuat, begitupula dengan karakternya, sehingga gerak mondar-mandir dengan sedikit upaya manipulatif yang mulai Yang Woo-Seok suntikkan secara perlahan itu tidak terasa mengganggu, isu universal juga tampil kokoh dibalik lingkup khusus pada cerita yang mengambil sebuah kasus tiga dekade lalu yang melibatkan mantan presiden Korea Selatan, Roh Moo-hyun.


Tapi eksekusi yang lembut dan tenang itu sebenarnya bukan hanya menjadikan saya menaikkan ekspektasi awal, tapi juga mulai bertanya-tanya apa yang ingin film ini lakukan selanjutnya. Ada rasa waspada disini, karena proses tadi sekalipun kokoh tapi terasa kurang pedas, seperti ada sesuatu yang ia jaga dan simpan untuk babak selanjutnya, dan benar saja sebuah kejutan memang hadir setelah itu, yang celakanya tidak tampil dalam kualitas yang sama baiknya. Bukan berarti buruk atau hancur, gesekan pada drama di ruang siding juga tidak begitu menjadi masalah yang berarti, tapi cara Yang Woo-Seok menggeser fokus pada cerita yang terasa mengganggu, bukan hanya kurang mampu semakin memanjangkan jalur bagi cerita dan karakter untuk berkembang, apa yang ia tampilkan juga mayoritas canggung.

Rasa percaya diri menjadi masalah utama pada proses transisi tersebut, seperti kewalahan ketika mengganti penceritaan yang santai tadi untuk berubah menjadi penggambaran yang lebih intens. Rangkaian materi di bagian ini terasa kurang terbakar, irama yang miliki masih sama santainya dengan yang ia tampilkan di awal tadi, dan ketika pesan yang ia bawa disampaikan dengan dramatisasi yang juga seperti kekurangan sensasi, itu masalah. Harus diakui banyak adegan yang mencoba dramatis di babak akhir, tapi letusan yang ia berikan kurang total, masalah sosial, moral, dan politik itu tersampaikan tapi kurang provokatif, sehingga ketimbang menunjukkan grafik terus menanjak untuk mencapai ledakan di bagian akhir film ini terus stabil berada di level menarik bahkan sesekali terasa menurun dan terasa lesu dan biasa.


Ya, sensasi atau energi dari cerita menjadi masalah utama lainnya, sedikit tumpul. Penyebabnya mungkin dominasi humor dibagian awal tadi yang seperti tidak berhasil ditendang jauh-jauh ketika ia mulai berubah untuk digantikan penceritaan yang tampil jauh lebih serius, cerita mulai terasa goyah, atmosfir mendebarkan dan menegangkan juga kurang cepat mengambil alih kendali pada cerita. Pada akhirnya cerita yang awalnya menjadi titik terkuat berubah menjadi titik lemah film ini, dan kita hanya bertumpu pada kemampuan aktor di bagian ini, yang untungnya tidak buruk. Oh Dal-Su kembali berhasil memberikan penampilan yang menyenangkan, begitupula dengan Yim Si-wan dan Kim Young-Ae di babak berikutnya, sedangkan karakter pendukung lain kurang berhasil mencuri atensi, sedangkan bintang utamanya Song Kang-Ho tampil baik di dua bagian tadi, ia mampu klik dengan tepat ketika cerita terasa santai, dan ledakan yang diperlukan di bagian kedua juga ia tampilkan dengan hangat.


Overall, The Attorney (Byeonhoin) adalah film yang cukup memuaskan. Ketika ia masih berbicara tentang perjuangan dan cita-cita, bersama dengan penceritaan santai dan humor-humor efektif itu The Attorney (Byeonhoin) berhasil menjadi sebuah drama yang kuat. Celakanya ada transisi yang kurang mengasyikkan ketika ia memutuskan untuk masuk kedalam jalur yang lebih serius dan mulai berbicara tentang kekuasaan itu, sehingga meskipun tidak jatuh dari standard yang ia capai di bagian awal, tapi dari sana ia juga tidak mengalami pertumbuhan yang benar-benar sensational.







0 komentar :

Post a Comment