19 June 2014

Movie Review: The Target (Pyojeok) (2014)


"I'll kill him no matter what it takes." 

Pertama, ini adalah remake dari film Perancis Point Blank (2010), dan itu merupakan sebuah hal yang menarik karena cukup jarang mendengar Korea melakukan remake, sisi sebaliknya yang lebih sering terjadi. Menarik memang, Point Blank, fast pace, boom-boom-boom, tapi hey jangan bilang anda tidak tahu film Korea, harus ada drama didalamnya, dan itu yang menjadi masalah film ini. The Target (Pyojeok), just another okay thriller and action movie from Korea. Too greedy.

Mantan tentara bayaran bernama Baek Yeo-hoon (Ryoo Seung-Ryong) sebenarnya berniat untuk meninggalkan pekerjaannya sekarang, dan kembali kedalam kehidupan normal bersama adik laki-lakinya Baek Sung-hoon (Jin Goo) yang memiliki sebuah penyakit saraf. Sayangnya niat itu sirna ketika Yeo-hoon ditembak oleh dua pria tidak dikenal didalam sebuah bangunan, kemudian terlibat dalam aksi kejar dan saling tembak yang membuatnya harus berakhir di ranjang rumah sakit dan berada dibawah pengawasan dua detektif, Young-joo (Kim Sung-Ryoung) dan Soo-jin (Jo Eun-ji) dengan tuduhan kasus pembunuhan.

Tapi itu baru permulaan, karena Yeo-hoon juga menciptakan masalah baru disekitarnya, dari perebutan kasus yang melibatkan Chief Detective bernama Song Gi-cheol (Yoo Jun-sang), serta masalah yang lebih besar dengan dokter muda bernama Lee Tae-joon (Lee Jin-Wook) sebagai korban. Ketika mengambil cuti untuk mengurus istrinya Jung Hee-joo (Jo Yeo-jeong) yang sedang hamil, Tae-joon mendapatkan pukulan yang membuatnya pingsan, dan ketika terbangun ia menemukan sang istri telah diculik, hanya sebuah ponsel yang menginstruksikannya untuk membawa seseorang sebagai tebusan sang istri, Baek Yeo-hoon.


Film dengan genre action dan thriller memang sedang mengalami perkembangan yang positif di ranah perfilman Korea, sedikit mulai mengalihkan persepsi para penonton internasional yang selama ini lebih mengenal mereka sebatas sebagai jagoan drama yang menguras air mata. Tapi itu masih berada di konteks kuantitas, dari sisi kualitas masih sangat sedikit dari mereka yang benar-benar mampu mengundang kata "wow" untuk datang menemani, mayoritas masih sebatas "good" bahkan hanya "okay". Masalahnya dimana? Karena mereka masih sangat setia untuk menjadikan unsur drama yang bertugas mempermainkan perasaan penonton untuk memiliki kontribusi yang sama besarnya dengan tema utama, tidak peduli itu comedy bahkan thriller penuh suspense sekalipun.

Hal itu tadi yang menyebabkan film ini akhirnya hanya bergabung dengan rekan-rekannya sesama pengusung thriller seperti The Five, Hwayi: A Monster Boy, hingga Cold Eyes/ Stakeout, just an okay movie. Kerangka utama yang digunakan masih sama dengan Point Blank, dari alur umum pada cerita yang ditulis oleh Jo Seong-geol dan Jeon Cheol-hong, hingga bagaimana sinopsis tadi diterjemahkan oleh sang sutradara, Yoon Hong-seung. Yang menjadi pembeda disini hanya karakter yang dibentuk sedikit berbeda, seperti memang telah di set untuk membuka ruang bermain bagi unsur drama untuk masuk dan menemani ketegangan gerak cepat yang menjadi jualan utamanya.


Apakah berhasil? Ya, pada adegan aksi dan drama, dan itu hanya ada di bagian awal. Ini oktan tinggi, diawal saja kita dapat merasakan mereka seperti tidak mau banyak membuang waktu dengan memilih penggambaran dasar cerita yang dibentuk dengan cepat dan efisien. Ada kesan menjanjikan dari pembukaan yang kencang itu, tapi ini dia masalahnya ketika drama dipaksa masuk kedalam sebuah film thriller yang telah dicanangkan untuk menyajikan suspense tinggi ala Bourne, canggung, dan itu semakin kacau ketika Yoon Hong-seung tidak mampu menciptakan keseimbangan yang mumpuni, bukan hanya pada cerita tapi juga pada bagaimana ia menempatkan hal-hal menarik dari cerita itu. Semua dibuang di paruh pertama, dan harus diakui itu menyenangkan, tapi paruh kedua?

Tidak membosankan, tapi The Target seperti seorang pelari marathon yang tidak tahu menyimpan energinya sehingga mulai kehilangan nafas ketika masuk ke bagian showdown menuju garis finish. Dari karakterisasi yang diawal terasa kurang kuat, intimitas penonton pada karakter dan juga masalah mulai tergerus, rasa nikmat dari adegan aksi yang mereka sajikan juga mulai terasa standard, penyebabnya karena tidak ada keterlibatan kita didalam masalah mereka. Mereka terus fokus pada adegan aksi dengan alur yang mumpuni sembari memperkuat dramatisasi, sayangnya tidak semua berhasil, dan akhirnya ketimbang menjadi sebuah tim yang bekerja sama mereka tampak seperti individu yang terseret-seret dan saling tolong untuk mencapai titik akhir.


Ini mungkin akan bekerja pada penonton yang murni terjerat pada sisi action yang ia tawarkan, karena disisi lain ada drama yang terasa terpecah dan sedikit berlebihan yang menguras daya tarik rekannya itu. Script yang menjadi masalah utama, tidak berimbang dan perlahan berantakan, dan meskipun terus bergerak cepat tidak ada semangat yang terpancar darinya, beberapa karakter non-minor seperti Tae-joon misalnya bahkan tampak sebagai tempelan yang tidak punya tugas lain untuk dilakukan, dan jujur saja itu menjengkelkan karena ia menjadi tombak utama dari drama di dalam cerita. Terlalu banyak alur besar karena The Target mencoba tampil kompleks sehingga tidak ada point utama yang terasa outstanding, ia terlalu rakus ingin memukau di semua bagian.

Kinerja divisi akting mungkin sedikit menyelamatkan film ini. Ini film pertama dimana atensi saya pada Ryoo Seung-Ryong tidak begitu kuat, bukan berarti ia tampil buruk karena ada intensitas bagus yang ia berikan, tapi kesempatan ia untuk menjadi "leader" dalam cerita tidak pernah muncul sejak awal. Karena rakus tadi banyak karakter yang saling rebut panggung utama, dan mereka berimbang, dari Kim Sung-ryung yang tampil baik bahkan nomor satu jika berbicara rasa peduli penonton pada karakter, Yoo Jun-sang dan Lee Jin-wook yang tidak mampu menjalankan tugas sebagai penebar sisi hitam dan putih cerita, hingga Jo Yeo-jeong yang karakternya tampak seperti boneka dan tidak mampu memberi kesan kehilangan.


Overall, The Target (Pyojeok) adalah film yang cukup memuaskan. Andai saja penulis dan sutradara berani untuk sedikit mengesampingkan unsur drama dan fokus pada sisi action dan thriller, ini dapat tampil lebih memikat. Point Blank memorable karena ia punya alur kecil dan tampil efisien, dan The Target tidak mampu menyamai itu, ia tampil bagus di paruh pertama, dari drama dengan simpati dan empati serta adegan aksi, setelah itu kita seperti berganti halaman baru dengan rasa yang sebaliknya. Terlalu rakus sehingga tidak ada yang outstanding.








0 komentar :

Post a Comment