08 June 2014

Movie Review: Chef (2014)


"Starting from scratch never tasted so good."

Meskipun kecil Chef bukan sebuah langkah mundur dari Jon Favreau setelah sebelumnya menjadi sutradara film dengan budget besar seperti Iron Man dan Cowboys & Aliens, serta menjadi bagian dari tim produksi The Avengers. Dapat dikatakan Chef menjadi tempat bagi Jon Favreau untuk sejenak mencari udara segar dari gegap gempita hubungannya dengan Marvel, mengambil tema makanan serta permasalahan utama pada koki untuk menciptakan perjalanan bersenang-senang bersama makanan yang terasa hangat dan santai, tapi juga memiliki isi yang menarik sehingga tidak sekedar menjadi sebuah food eye candy.   
 
Kritikus makanan online bernama Ramsey Michel (Oliver Platt) menjadi awal mula masalah yang datang pada seorang koki bernama Carl Casper (Jon Favreau). Carl berniat untuk membuktikan kemampuannya pada Ramsey yang datang berkunjung ke restoran tempat ia bekerja, tapi dengan hambatan dari sang pemilik, Riva (Dustin Hoffman), yang meminta Carl untuk tidak melenceng dari menu penilaian negatif mereka peroleh dari Ramsey, dan masalah itu langsung masuk ke ranah online. Kejadian itu mendorong Carl untuk membuktikan bahwa ia tidak salah, mencoba membuka lahan baru dengan menggunakan truk makanan yang ia peroleh dari Marvin (Robert Downey Jr.), mantan suami dari mantan istrinya Inez (Sofía Vergara), serta bantuan dari anaknya Percy (EmJay Anthony) dan sahabatnya Martin (John Leguizamo).

Dari tampilan luar terlebih dari judulnya memang makanan akan menjadi topik utama yang dibahas di film ini, tapi yang menarik disini ternyata disamping kita sebagai penonton terus dimanjakan dengan gambar-gambar close-up mengandung kelezatan yang sering menciptakan perang di dalam perut ada campur aduk yang bagus di dalam cerita. Jon Favreau seperti berniat membuat Chef menjadi kombinasi antara makanan sebagai senjata utama dengan gabungan hal-hal klasik lainnya yang berhasil ia susun dengan cermat. Pertama sebuah misi pribadi yang penuh ambisi dan emosi, kemudian ada hubungan antara ayah dan anak yang sempat dominan, dan itu ia masukkan tanpa menggeser fokus kita pada gairah dari aksi memasak yang menjadi jualan utamanya diawal. 

Dan berhasil, menyandingkan mereka dengan gambar latar dan musik yang klik dengan baik, cerita yang mondar-mandir punya intimitas yang bagus jadi mampu membuat kita seperti ikut serta berada di dalam usaha predictable milik Jon Favreau yang sederhana itu, menolak kalah dan berusaha untuk kembali berada di posisi atas. Chef ini terasa sekali menempatkan basis miliknya pada karakter, sehingga kisah yang sederhana itu mampu tampil memikat karena penonton dengan mudahnya terseret masuk kedalam cerita, seperti terhipnotis bukan hanya pada pesta memasak yang ia andalkan tapi juga perjuangan batin yang dibawa karakter utama. 

Sempat terasa terlalu santai sih memang dengan gerak yang sedikit lambat, tapi berhasil dihalangi oleh Jon Favreau untuk tidak merusak dengan humor-humor kecil yang mampu menciptakan momen lucu dan menggelitik yang langsung mengalihkan perhatian kita dari nilai minus tadi. Kelihatan santai memang dari luar, tapi didalamnya Chef punya gairah dan semangat yang tidak sederhana, kecintaan pada makanan lengkap dengan budaya yang terjadi di dapur dan dieksplorasi bersama dunia lain diluar makanan yang berhasil dimanfaatkan dengan cermat untuk menyentuh penontonnya tanpa terkesan terlalu melodramatis jadi tidak kehilangan unsur fun yang ia punya. 

Chef punya hal-hal yang penonton inginkan dari sebuah film komedi sederhana, skenario kuat yang mampu membuat status predictable yang ia punya termaafkan, kemudian cerita dan karakter yang believable dan punya nyawa yang bagus, dan juga eksekusi yang tidak berlebihan terlebih pada kombinasi antara drama dan komedi. Dengan dibantu oleh para pemeran yang memberikan penampilan yang cukup baik di peran kecil mereka, Jon Favreau berhasil menyajikan sebuah karya kecil yang terasa lezat.






0 komentar :

Post a Comment