23 January 2013

Movie Review: Hello I Must Be Going (2012)


If somebody loves you, they just love you, you know. Terlalu klise untuk mengatakan cinta tidak harus memiliki. Perbedaan usia merupakan salah satu penghalang kisah asmara yang telah lama eksis, kali ini dialami oleh Amy Minsky (Melanie Lynskey), wanita 30-something yang menjadi contoh bagaimana umur tidak menentukan tingkat kedewasaan dari seseorang, lewat sebuah pertanyaan sulit, “apa itu cinta?”

Ya, menurut saya itu adalah salah satu pertanyaan yang paling sulit untuk dijawab, karena cinta tidak perlu didefinisikan, melainkan merupakan bentuk nyata yang anda lakukan. Todd Louiso dan Sarah Koskoff menggunakan Amy sebagai objek yang akan mengajak anda kepada sebuah informasi yang sebenarnya tidak baru lagi, namun akan semakin menguatkan apa yang telah anda ketahui sebelumnya.

Seorang wanita muda yang baru bercerai, di selimuti rasa frustasi dan kehilangan semangat hidupnya. Ia memutuskan untuk kembali ke tempat orangtuanya, dan rutinitas yang ia lakukan hanyalah tidur, makan, dan nonton, sehingga menjadi beban bagi keluarganya. Akan tetapi pada saat itu ayahnya Stan Minsky (John Rubinstein) sedang menghadapi sebuah kondisi penting yang sangat menentukan masa depan keluarga mereka. Ibunya Ruth (Blythe Danner) memaksa Amy untuk merubah penampilannya yang kusam agar menjadi tampak menarik.


Tanpa disangka usaha kecilnya itu justru membawa Amy keluar dari kegelapan. Adalah Jeremy (Christopher Abbott), pria muda yang merupakan anak dari rekan bisnis ayah Amy. Aktor muda berusia 19 tahun yang "tampak bahagia" ini menaruh perhatian kepada Amy ketika keluarga mereka mengadakan makan bersama. Hal tersebut semakin terbantu berkat pengalaman Amy yang pernah mengenyam pendidikan di bidang seni. Jeremy (yang dianggap gay oleh ibunya) seolah menjadi pintu masuk bagi Amy untuk keluar dari kegelapan masa lalunya.

Film ini menarik karena ia memiliki dua karakter yang benar-benar terasa nyata bagi saya. Seorang wanita dewasa, dengan segala tekanan dari masalah yang ia hadapi, tampil sebagai sosok yang tidak matang. Sedangkan di sisi lain hadir seorang pria yang justru memiliki kepribadian yang jauh lebih matang dibandingkan usianya. Ibarat sebuah timbangan, film ini menghadirkan sebuah keseimbangan pada objek yang akan anda amati. Film ini hadir dengan sebuah pertanyaan yang akan mampu menjadikan anda terus bertanya ketika ia hadir.

Sebuah rom-com yang aneh memang, ketika ia menghadirkan satu pertanyaan, namun menutupnya dengan cara yang tidak umum. Ya, saya kerap kali kesal dan jengkel dengan cara itu, namun kali ini tidak tahu mengapa saya justru tidak peduli dengan cara itu, karena setelah film berakhir saya justru sibuk untuk merenungkan apa yang telah film ini sampaikan. Sarah Koskoff sukses menulis sebuah cerita yang indah, melemparkan sebuah pertanyaan: “apa itu cinta?”, menggunakan dua tokoh utama yang saling memiliki karakteristik yang “unik”, serta tidak lupa memanfaatkan beberapa sub-plot untuk mempertebal pesan tersebut, seperti hubungan suami dan istri, serta orangtua dan anaknya.

Jika menilik pembahasan tadi, sepertinya ini adalah film yang cukup berat. Memang, Hello I Must Be Going punya pesan yang berat, namun disampaikan dengan cara yang menyenangkan oleh Todd Louiso. Louiso tidak mengulur banyak waktu dengan menghadirkan bagian tidak penting, memanfaatkan 95 menit untuk membawa anda bermain di sebuah taman yang indah namun cukup berbahaya. Di tampilkan dengan cara yang lucu, film ini justru punya point-point yang tajam dan dalam. Thanks to Lynskey, yang membentuk Amy menjadi salah satu karakter kuat yang memorable, dengan cara yang natural dan charming. Begitupula dengan Abbott, yang disetiap kehadiran mampu meningkatkan gelora dari cinta yang hadir di hadapan saya. Begitupula Blythe Danner, dengan karakternya Ruth.


Overall, Hello I Must Be Going adalah film yang memuaskan. Ya, diluar ekpektasi awal saya film ini menuntun sinopsis yang klasik dan predictable itu menjadi sangat lembut dalam cara penyampaiannya. Bukan film yang megah, namun dibalik semua kesederhanaan yang ia tampilkan, film ini justru berhasil menyengat saya diakhir cerita. Dia hadir tanpa disertai basa-basi, menunjukkan anda proses transformasi dari seorang wanita dengan scene yang selalu punya point menarik. Film yang lucu dan mengharukan.

Score: 7,5/10

0 komentar :

Post a Comment