06 June 2012

Movie Review: Prometheus (2012)


Isle of Skye, Skotlandia, tahun 2093, ilmuwan bernama Elizabeth Shaw (Noomi Rapace) dan Charlie Holloway (Logan Marshall-Green), menemukan sebuah lukisan kuno yang membentuk susunan bintang. Dengan bantuan dari sponsor mereka Weyland Industries, perusahaan yang dipimpin oleh Peter Weyland (Guy Pearce), mereka melakukan perjalanan menggunakan pesawat luar angkasa bernama Prometheus. Mereka didampingi oleh Meredith Vickers (Charlize Theron), karyawan dari sponsor,  seorang robot bernama David (Michael Fassbender); Kapten Janek (Idris Elba), kapten kapal; dan beberapa kru. Perjalanan pun dimulai, dengan misi utama mencari tahu asal-usul dari penciptaan umat manusia.

Oke, pertama adalah Ridley Scott. Ridley sudah lama vakum dari film dengan tema alien. Ini mengapa Prometheus mendapat atensi yang sangat besar, sampai diberi label sebagai sekuel Alien, meskipun sudah dibantah oleh Ridley. Ridley adalah kelas A, dari Alien, Gladiator, American Gangster, sampai Robin Hood. Ini sudah terlihat sejak scene pembuka, seorang makhluk aneh tersapu kedalam air terjun dengan tampilan yang istimewa, berhasil memberikan impresi awal yang mengundang rasa penasaran. Ide dari cerita yang ditulis oleh Damon Lindelof (creator Lost) dan Jon Spaihts juga menarik, seolah mencoba menggoyah penonton dengan perdebatan klasik, penciptaan dan teori Darwin.


Dari sisi cast, Noomi Rapace, pemeran Lisbeth Salander dalam versi asli The Girl with the Dragaoon Tattoo, manjadi sosok yang paling dominan di film ini. Noomi cukup berhasil memainkan karakter Dr Elizabeth Shaw, yang berpegang kuat pada kepercayaannya. Begitu pula dengan Michael Fassbender, selalu berhasil meraih atensi saya dalam setiap scene yang ia mainkan, sosok robot polos dengan misi yang berbeda.

Yang kurang dari film ini, dibalik premis yang menarik, script yang diciptakan justru sangat sederhana dan lemah, menghancurkan potensi yang film ini miliki. Andai saja sedikit lebih kompleks, akan membantu para actor dalam membangun karakternya, untuk menciptakan tensi yang lebih kuat dan dalam. Begitu pula kejanggalan yang tercipta dari cerita hasil pengembangan premis awal, sangat banyak. Satu lagi, Charlize Theron yang kurang dimanfaatkan dan terkesan hanya sebagai pelengkap cerita.


Overall, Prometheus adalah film yang menghibur, meskipun saya berharap sesuatu yang lebih dari ini. Premis awal yang sederhana, berhasil dieksekusi oleh Ridley Scott dengan sangat baik, sehingga meningggalkan kesan yang mendalam, termasuk banyaknya pertanyaan yang tercipta. Rasa ingin tahu pada apa yang terjadi sedikit membantu tensi yang tidak stabil sepanjang film, dan script payah yang menjadikan ilmuwan tidak tampak seperti seorang ilmuwan. Kualitas akting dari cast baik pemeran utama maupun pendukung seperti Logan, Elba, dan Guy Pearce, membantu menjadikan alur cerita tidak stuck, dan karakter saling melengkapi satu sama lain, meskipun masih bisa lebih baik. Prometheus terbantu oleh visual effect 3D yang diciptakan, sangat “wow”, menurut saya terbaik ditahun ini, sampai dengan 6 Juni. :)

Score: 7,5/10

0 komentar :

Post a Comment