“This is war, baby!”
Jika Arnold Schwarzenegger, Chuck Norris, dan
Jean-Claude Van Damme suatu saat
ingin hangout bersama sambil barbecue party dan nonton film bareng maka Hardcore Henry adalah satu dari sekian
banyak film yang tepat untuk mereka saksikan. Memang bukan sebuah sajian action
yang membawa inovasi besar namun film action satu ini punya power yang besar
untuk dengan mudah membuat mereka tertawa hingga bertepuk tangan gembira
bersama. Hardcore Henry seperti junk food, tidak “sehat” namun enak. Crank meets Bourne and The Raid, Call Of
Duty with GoPro. (Warning: siapkan obat sakit kepala atau obat mual. Game
controller juga oke).
Ketika terbangun dari
tidur Henry (diperankan oleh beberapa
orang) mendapati dirinya berada di sebuah laboratorium, tanpa lengan dan kaki sebelah
kiri. Tubuh Henry kembali lengkap setelah mendapat lengan dan kaki robot berkat
Estelle (Haley Bennett), wanita yang
mengaku sebagai istrinya. Henry tidak hanya kehilangan bagian tubuh tapi ia
juga bangun tanpa memori apa yang telah terjadi padanya. Belum pulih total pria
psikopat bernama Akan (Danila Kozlovsky)
mencoba menyerang Henry dan Estelle. Mereka melarikan diri dan bertemu dengan Jimmy (Sharlto Copley), pria yang
kemudian memberi tahu Henry bahwa sekarang dia merupakan cyborg dengan kemampuan
yang diinginkan oleh Akan.
Di bagian pembuka Hardcore Henry sudah mencoba memberitahu
kepada penonton bahwa apa yang akan mereka saksikan selanjutnya adalah sebuah
hiburan yang intens, dan itu benar-benar terbukti. Ditembak sepenuhnya dengan
menggunakan pov orang pertama ini merupakan sebuah extravaganza dalam konteks
action, sebuah pertunjukan yang bagi para gamers akan mengingatkan mereka pada
game FPS Call Of Duty. Hasilnya,
Hardcore Henry terasa unik. Sulit untuk mengatakan ini sebagai kemasan action
yang “you’ve never seen before”
karena upaya bersenang-senang seperti ini sebenarnya dapat kamu temukan dengan mudah di Youtube. Tapi sebuah action eksperimental yang terus bertenaga selama 90 menit?
Bahkan membayangkannya saja melakukan itu bukan sesuatu yang mudah terlebih
konsep menempatkan penonton seolah menjadi karakter.
Hal tersebut yang
berhasil dilakukan dengan baik oleh Hardcore
Henry. Ilya Naishuller tidak sekedar menggunakan ide penggunaan pov tadi
untuk menciptakan fleksibilitas ketika bercerita saja tapi hal itu juga
dimanfaatkan untuk menciptakan sebuah pengalaman visual yang “nikmat” bagi
penontonnya. Di sini kamu menjadi Henry, dan Henry adalah kamu. Tapi kecerdikan
lain dari Hardcore Henry adalah
karakter utama dibentuk sebagai bukan manusia “normal” melainkan cyborg. Hal tersebut tidak hanya
menciptakan rasa “game” dengan mudah tapi juga membuat eksplorasi pada cerita
terasa semakin menarik. Henry bukan sosok normal sehingga cerita dengan leluasa
menciptakan arena main penuh kekerasan over-the-top
baginya dari aksi parkour sampai dengan melompat dari satu kendaraan ke
kendaraan lain dengan santai. Tidak ada yang terasa ganjil.
Bagaimana dengan
cerita? Seperti yang disebut di awal tadi cerita yang dimiliki Hardcore Henry tidak “sehat” tapi ketika digabungkan dengan elemen
action jadi kombinasi yang enak. Fokus film ini adalah menciptakan sebuah film
yang agresif menggunakan hit and run
penuh pembantaian dan ledakan dengan pendekatan yang liar sehingga sejak awal
fungsi script juga cukup terbatas. Dalam hal memberikan step-by-step walaupun sudah tipis sejak sinopsis sektor cerita masih memberikan kontribusi yang tidak
mengganggu, tapi jangan harapkan ia memberikan konflik bahkan emosi yang
kompleks karena sejak awal ia seperti tidak memikirkan hal tersebut. Bagaimana
dengan simpati dan empati pada eksistensi karakter? Tidak perlu, karena Henry
adalah kamu, dan kamu adalah Henry, sejak awal menempatkan penonton di kursi
kemudi dan melepas mereka untuk mengalami petualangan eksplosif penuh kejutan
yang telah menanti.
Walaupun begitu dengan
segala kelebihan tadi bukan berarti Hardcore
Henry merupakan sajian yang luar biasa. Highlight
terbaik dari film ini adalah kemampuan Ilya
Naishuller menjaga energi dari setiap potongan video yang direkam
menggunakan GoPro, kumpulan
koreografi yang baik dengan fluiditas pada cara cerita yang tetap menjaga
petualangan Henry terus menarik. Sisi teknis film ini cerdik, cara
sinematografi menempatkan posisi perspektif berhasil mengatasi sudut pandang
yang terbatas, dan daripada memberikan pengulangan ia terus bergerak maju
dengan cepat sehingga kesempatan bagi penonton untuk menelisik lebih dalam
terhadap beberapa minus yang muncul menjadi minim. Terus menerus memompa
penonton dengan perpaduan action menegangkan bersama unsur komedi yang lucu adalah
jurus utama Hardcore Henry, jadi
seperti warning di awal obat sakit
kepala atau obat mual mungkin akan membantu karena potensi film ini untuk terasa
memusingkan sangat besar.
Sebuah direct-to-video yang beruntung mendapat
kesempatan tampil di layar bioskop? Sebuah opini yang tidak salah namun Hardcore Henry berhasil memanfaatkan
layar yang lebar yang ia peroleh, sebuah kisah balas dendam yang di rekam
menggunakan kamera GoPro dan berhasil
menyajikan sebuah presentasi action dengan ketegangan yang intens. Tidak
“lezat” memang secara keseluruhan namun dengan meminjam ide first-person-shooter, durasi yang
efektif sehingga cerita tidak melebar terlalu jauh, bergerak cepat dengan
energi yang stabil, kemudian sesekali diselingi humor yang oke, Hardcore Henry berhasil memberikan
sebuah pengalaman menonton parade action yang menghibur. Tidak dalam kondisi
terlalu kenyang mungkin pilihan yang lebih tepat ketika menonton Hardcore Henry. Don't say I didn't say, I didn't warn ya. Segmented.
Thanks to rory pinem
“you’ve never seen before”
ReplyDeletecoba nonton doom nya the rock
tonton crank
tonton gamer taun 2009
kalo emang suka nonton film.. jadi ini bukan Genre FPS yang pertama, atau belum pernah sebelumnya.. think smart..
Maaf kalau menurut anda kami kurang smart, tapi at least kami selalu berusaha untuk cermat.
DeleteSilahkan "ditelaah" kembali makna dari kalimat yang mengandung “you’ve never seen before” tersebut.
Thanks kunjungannya.
Parade action yang menghibur tapi karena tidak sering main game fps sempat pusing juga nontonnya. hehehe.
ReplyDeletesabar miin mungkin kurang aqua wkwk oiya review TMNT : Out of the Shadows juga dong
ReplyDeleteHehe, benar, mungkin kurang aqua. TMNT2 -> http://bit.ly/1RXcZcV
Delete