21 August 2015

Review: Vacation (2015)


"If Vin Diesel can do it, so can I!"

Film yang menjadi instalasi kelima dari National Lampoon's Vacation film series ini berada di bawah kendali dua pria, John Francis Daley serta Jonathan M. Goldstein, dua sosok yang mungkin belum begitu kamu kenal. John dan Jonathan selama ini telah menjadi aktor di balik layar film-film seperti Cloudy with a Chance of Meatballs 2, Horrible Bosses, The Incredible Burt Wonderstone, dan Horrible Bosses 2 sebagai penulis. Tidak semua film yang disebutkan tadi memiliki kualitas yang baik bahkan kamu bisa dengan mudah menemukan kesamaan diantara mereka. Begitupula dengan Vacation ini, sebuah komedi yang mencoba terlalu keras menjadi sebuah komedi. 

Rusty Griswold (Ed Helms) yang merupakan seorang pilot yang sangat mencintai keluarganya merasa iri dengan liburan yang dilakukan oleh sahabatnya. Oleh karena itu Griswold memutuskan untuk membawa keluarganya, istrinya, Debbie (Christina Applegate), dan dua putra, James (Skyler Gisondo) dan Kevin (Steele Stebbins), untuk berlibur ke Walley World di California, melintasi negara menggunakan jalur darat. Celakanya isi dari perjalan itu selalu saja berakhir salah bagi Griswold, dari kunjungan ke adik Rusty, Audrey (Leslie Mann), dan suaminya Stone Crandall (Chris Hemsworth), hingga rintangan dan tragedi lain mencoba menggagalkan misi utama mereka, membuat keluarga Griswold tersesat di Amerika. 



Sebuah komedi yang terlalu berlebihan dalam mencoba menjadi sebuah komedi mungkin pengandaian yang paling tepat buat film ini. Vacation pada dasarnya adalah apa yang kamu dan mayoritas penonton inginkan dari sebuah komedi kelas ringan, komedi yang sejak sinopsis yang sederhana itu tidak berusaha membuat kamu tertawa dengan lelucon implisit tapi langsung menyerang kamu dengan aksi-aksi konyol untuk membuatmu tertawa. Saya bahkan pada awalnya berharap ini bisa menjadi We're the Millers  untuk tahun 2015. Tapi sayangnya ketimbang tampak lucu disini apa yang dilakukan Griswold dan keluarganya dalam liburan mereka itu tampak menggelikan, dan berakhir di tempat paling tabu bagi sebuah komedi: tidak lucu.



Sangat aneh ketika momen lucu dari sebuah film komedi justru hanya datang dari sebuah momen dimana pemeran pendukung sejenak mencuri atensi. Kehadiran Chad yang dimainkan oleh Charlie Day menjadi satu-satunya bagian film yang membuat saya tertawa, sisanya paling maksimal hanya tersenyum geli bahkan tidak jarang masuk ke area kesal. Apa penyebabnya? John Francis Daley serta Jonathan M. Goldstein menjadikan perjalanan keluarga ini “terlalu kotor”, berniat lucu dengan memasukkan berbagai referensi seksual tapi jatuhnya jadi menjengkelkan. Mereka hadir terlalu sering dalam momen yang mayoritas tidak pas, dari pemerkosaan, pedofilia, hingga incest, mereka tidak mampu menunjukkan niat tidak jahat dibalik penggunaan materi tersebut, mencoba tampak lucu tapi akhirnya terkesan jahat.



Bagaimana caranya sebuah komedi tampil lucu sementara ia terus menerus mencoba membuat penonton tertawa dengan menggunakan v-word yang monoton sehingga terasa melelahkan? Rasa kesal pada Vacation tidak berhenti disana karena disamping tidak berhasil membuat saya tertawa ia juga selalu keras kepala mengemis atensi dengan cara yang murahan. John Francis Daley serta Jonathan M. Goldstein seperti bingung ingin menjadikan Vacation seperti apa, mereka terus perkuat dan memaksa humor tentang hal-hal kotor untuk berharap agar itu dapat memberikan kejutan, meskipun akhirnya jatuh menjadi terasa menjengkelkan. Saya rasa sebelum pertengahan cerita mereka sudah paham bahwa apa yang mereka lakukan tidak berhasil, tapi bukannya merubah arah mereka terus memaksa itu untuk lanjut hingga akhir.



Vacation adalah sebuah komedi yang bingung namun tampil berani, berani mencoba memakai sesuatu yang kurang bekerja dengan baik hingga akhir. Kasar dan mentah, Vacation punya ambisi yang besar tapi tampak bingung bagaimana mencapai ambisi mereka, terus menerus “menghibur” dengan lelucon tumpul, sebuah komedi yang sadar ia telah terjebak di zona yang salah tapi dengan berani menolak untuk keluar dari zona tersebut karena ia merasa yakin apa yang ia lakukan akan berhasil di bagian akhir. Hasilnya? Meh. 









0 komentar :

Post a Comment