14 June 2020

Movie Review: The Vast of Night (2020)


“There’s something in the sky. Stay in the house.”

Apakah UFO (Unidentified flying object) sebenarnya ada? Itu sebuah pertanyaan yang masih menjadi perdebatan hingga kini. Tidak hanya UFO, berkembang ke konteks yang lebih luas bahkan muncul hipotesis tentang kehidupan di luar angkasa sana di mana kita manusia di bumi sebenarnya hidup “berdampingan” dengan para makhluk asing dari dunia lain. Teori yang semakin menarik? Bahwa pemerintah di bumi, terutama pemerintah USA, saat ini telah menjalin komunikasi dengan makhluk luar angkasa. ‘The Vast of Night’ :  a good imagination stimulation about extraterrestrial life.

Wanita muda bernama Fay Crocker (Sierra McCormick) punya sebuah tape-recorder yang belum ia gunakan, alasannya karena ia ragu akan merekam apa menggunakan alat tersebut. Fay bertemu dengan Everett (Jake Horowitz), seorang DJ di Radio WOTW yang dalam perjalanan pulang mengantar Fay juga mengajari wanita tersebut cara membuat konten rekaman menggunakan tape-recorder. Mereka berpisah, Everett kembali ke stasiun radio untuk memulai siaran sedangkan Fay menjalankan tugasnya menjadi switchboard operator. Tapi malam itu ternyata malam istimewa buat mereka.

Ketika menerima panggilan telepon Fay tidak menerima respon, yang ia dengar justru suara aneh yang juga sempat muncul di awal siaran Everett yang sedang berlangsung. Fay memberitahu kejadian aneh tersebut kepada Everett, dan perasaan aneh yang mereka rasakan semakin besar ketika mereka menerima panggilan telepon dari pria bernama Billy (Bruce Davis), yang mengatakan bahwa ia tahu suara aneh yang telah disiarkan oleh Everett lewat siarannya itu. Fay dan Everett memulai investigasi mereka. 
Mencoba mengulik hipotesis tentang “kehidupan lain" yang mungkin saat ini juga eksis di luar angkasa sana merupakan sesuatu yang selalu terasa menarik, karena akan selalu ada perdebatan di sana mengingat statusnya sendiri sampai saat ini penuh dengan ketidakpastian. Sudah banyak film yang melakukan manuver untuk mengeksplorasi premis tersebut, dari time travel hingga berurusan dengan extraterrestrials life, tapi tidak banyak dari mereka yang berhasil membuat pesona dari hipotesis tadi bersinar dengan baik. Banyak dari film-film tersebut yang mencoba terlalu keras untuk tampak besar dan bombastis, padahal bagian paling menarik untuk dieksploitasi justru adalah menstimulasi imajinasi penonton.

Ya, lewat visual mungkin merupakan jalan lain, tapi film-film dengan premis seperti ‘The Vast of Night’ ini justru yang berhasil lebih mengesankan ketika mereka mampu mempermainkan imajinasi penonton lewat narasi. Andrew Patterson melakukan itu dengan baik di sini, ia menyajikan sebuah pemeriksaan yang lebih menyasar bagaimana membuat sebuah cerita yang sederhana dan intim tapi punya daya tarik dan kemampuan untuk membuat penontonnya kagum. Cerita yang ia tulis bersama Craig W. Sanger berhasil diolah dengan baik oleh Andrew Patterson di debut penyutradaraannya ini, menggunakan setting tahun 1950-an kualitas excitement yang dimiliki ‘The Vast of Night’ ia buat tumbuh perlahan dan bertahap.
Eksekusi Andrew Patterson terasa pas di sini, dengan kesan eksperimental yang juga kental ia berhasil menstimulasi imajinasi penonton tentang kehidupan di luar angkasa sana. Misteri yang mengandalkan pertanyaan ada atau tidak ada itu Andrew Patterson putar terus sepanjang cerita sembari membawa penonton menyaksikan investigasi yang tumbuh secara bertahap, dari panggilan telepon hingga interview langsung. Narasi sendiri didominasi dengan percakapan antar karakter, tidak ada upaya untuk “menggoda” penonton secara visual, Andrew justru fokus untuk mengembangkan berbagai hal ganjil yang sedang terjadi di kota Cayuga itu menciptakan arena bermain bagi imajinasi penonton.

Screenplay sendiri menciptakan setting yang oke, pada suatu malam ketika sedang berlangsung pertandingan basketball yang berhasil menyedot banyak penonton dua orang justru terus bergerak cepat untuk mengejar jawaban atas rasa penasaran mereka. Latar belakang yang dimiliki karakter juga merupakan ide yang sangat manis, di mana keduanya memiliki pekerjaan berkomunikasi dengan orang lain melalui suara, membatasi ruang bermain dan membuat arena tersebut tadi jadi terasa cukup padat. Thrill dari misteri jadi terasa intens terlebih dengan trik stop and go yang sering muncul sehingga banyak ruang bagi cerita untuk bernafas dan mencoba menstimulasi semakin jauh imanjinasi para penontonnya.
Hal tersebut yang membuat ‘The Vast of Night’ terasa berkesan. Hipotesis tentang extraterrestrials life itu diberikan kesempatan yang besar untuk bersinar, sejak awal kemunculan suara aneh itu penonton sebenarnya sudah tahu bahwa ada sesuatu yang sedang terjadi di kota tersebut, lalu spotlight kemudian diarahkan pada kepanikan yang terjadi lewat aksi yang dilakukan oleh Fay dan Everett. Meskipun berisikan kepanikan tapi menariknya narasi ‘The Vast of Night’ terasa tenang, pressure di dalam cerita selalu eksis hingga akhir tapi bukan akibat dramatisasi melainkan karena permainan atmosfir cerita yang manis, dari recording hingga sound design, kesan eerie ‘The Vast of Night’ terus terjaga dengan baik.

Tapi ‘The Vast of Night’ ini merupakan film sci-fi yang tergolong segmented, karena pendekatan dengan kesan eksperimental yang digunakan oleh Andrew Patterson tadi. Cerita juga mayoritas berisikan teori konspirasi yang hadir lewat dialog panjang, menuntut kesabaran yang sedikit lebih besar dan tentu saja rasa ingin tahu terhadap topik extraterrestrials life. Karena faktanya memang pendekatan yang unik itu bekerja dengan baik, apalagi jika penonton sudah terikat dengan dua karakter utama yang diperankan dengan baik oleh Sierra McCormick dan Jake Horowitz, mereka membuat Fay dan Everett layaknya sebuah tim detektif dadakan yang punya skill mumpuni serta energi yang menyenangkan.
Overall, ‘The Vast of Night’ adalah film yang memuaskan. Ini adalah bukti terbaru bahwa premis yang klasik dapat terus dibentuk kembali menjadi sebuah sajian yang menarik jika memiliki konsep yang kuat serta eksekusi yang penuh dengan percaya diri. Isunya sendiri adalah invasi alien namun dengan permainan atmosfir yang kuat ‘The Vast of Night’ dibentuk menjadi sebuah investigasi yang berfokus pada hipotesis tentang extraterrestrials life lengkap dengan teori konspirasi yang mungkin terjadi. Sedangkan makhluk asing itu hadir sebagai objek untuk mestimulasi imajinasi penonton. Hasilnya, sebuah mystery science fiction film yang terasa menyenangkan. Segmented.













1 comment :

  1. “I think if anything’s happening, it’s that we’re being spied on or we’re about to be invaded.”

    ReplyDelete