30 January 2017

Review: The Autopsy of Jane Doe (2016)


"Every body has a secret."

Selain jumlah mereka yang berada di kategori buruk tahun lalu genre horror juga berhasil menelurkan film-film horror yang oke hingga baik dalam jumlah yang tidak kalah besarnya. The Wailing, The Witch, Under the Shadow, hingga Train to Busan, itu empat dari enam film horror terbaik yang kami pilih tahun lalu. Salah satu di antara mereka adalah film ini, The Autopsy of Jane Doe, karya terbaru dari sutradara yang sempat mencuri perhatian dengan mockumentary berjudul ‘Trollhunter’ ini berhasil mengajak penonton untuk bertemu serta merasakan hal utama yang kita cari dari sebuah film horror: fear.

Polisi sedang menginvestigasi sebuah violent murder scene, salah satu dari mayat korban wanita yang berada di basement kemudian diserahkan kepada coroners bernama Tommy (Brian Cox). Bersama dengan anaknya Austin Tilden (Emile Hirsch) yang sebenarnya hendak pergi nonton bersama kekasihnya Emma (Ophelia Lovibond) Tommy kemudian melakukan proses otopsi pada mayat yang tak dikenal itu. Masalahnya adalah mereka tidak menemukan hal-hal aneh dari tubuh mayat yang tidak memiliki kerusakan di bagian eksternal, dan semakin jauh penyelidikan berlanjut mulai hadir hal-hal aneh di dalam tempat mereka melakukan otopsi. 


Sebenarnya sinopsis di atas sudah dapat menjadi semacam clue pada apa yang dapat penonton nantikan dari kisah yang memilih mengandalkan misteri dan permainan atmosfir untuk mengikat penontonnya ini. Pertanyaan yang muncul dari sana adalah tidak hanya apa yang sebenarnya terjadi pada violent murder tersebut tapi juga siapa sebenarnya mayat tersebut? Kesan eerie berhasil André Øvredal bangun dengan baik dari sana, penonton mulai berpikir seberapa mengerikan dan aneh sebenarnya aksi pembunuhan tersebut sehingga korban dapat mati namun tidak meninggalkan luka. Salah satu kalimat yang hadir dari Tommy adalah bahwa “every body has a secret”, sebuah kalimat yang kemudian membuat pertanyaan how and why secara bertahap terus tumbuh semakin besar. Opsi yang paling mudah, yaitu supernatural. 


Ya, memang usaha mengarahkan opini penonton pada hal-hal supernatural setelah melempar misteri seperti itu memang terasa klise tapi di tangan André Øvredal mereka tidak jatuh menjadi sajian yang terasa menjengkelkan ataupun monoton. Misteri yang dimiliki cerita sebenarnya tidak terasa special tapi cara André Øvredal menggunakan itu untuk membuat penonton merasakan “fear” mulai muncul dan hadir di sekitar karakter terasa oke. Semakin jauh ayah dan anak itu mencoba menggali lebih dalam semakin banyak pertanyaan yang muncul, menggunakan cahaya dan juga bayangan serta dibantu dengan suara yang oke André Øvredal secara stabil terus meningkatkan tensi cerita. Yang membuat itu terasa impresif adalah kualitas dari shocks serta jumpscares yang André Øvredal tidak terasa menutupi pesona dari proses identifikasi dan juga suasana eerie yang telah terbangun sejak awal, mereka menjadi pelengkap yang tepat di sini. 


Apa yang dia lakukan di sini memang tidak mencoba menciptakan sesuatu yang nothing seen before tapi saya suka dengan eksekusi yang dilakukan oleh André Øvredal pada berbagai materi klasik yang dimiliki genre horror. Fear dan scary ia tempatkan sebagai pusat utama tapi di sisi lain ia berikan berbagai hal yang bersifat sebagai penyokong agar pusat utama tadi terus berkembang kualitasnya. Kesan spooky terasa efektif di film ini dan berhasil membuat setting yang menarik itu tidak kehilangan cengkeraman terhadap atensi penonton padanya. Terdapat father-son relationship yang juga memiliki kadar emosi yang cukup oke sebagai teman bagi tentu saja berbagai scary things yang terjadi di sekitar mereka. Kesuksesan tersebut juga tercapai berkat performa akting yang oke dari Brian Cox dan Emile Hirsch, termasuk Olwen Kelly yang berhasil membuat Jane Doe sebagai sumber misteri yang menarik. 


Dibantu dengan bagian teknis seperti camerawork dan juga editing yang oke André Øvredal berhasil menciptakan entri yang kembali impresif di dalam filmography miliknya untuk melanjutkan 'Trollhunter', sebuah horror dengan misteri dan permainan atmosfir yang oke lewat teknik storytelling yang oke. Penonton memang dibuat terus tertarik pada misteri di dalam cerita namun sesungguhnya tensi dan suspense yang kemudian lahir dari sana merupakan highlight yang dimiliki oleh The Autopsy of Jane Doe, sebuah haunted house flick dengan scares yang terasa obvious tapi konsisten tampil intriguing dan efektif dalam menebar fear. Dear Hollywood producers, pick up your phone now. Call him.









1 comment :

  1. Review nih mas, dari blog saya
    http://muvibuster.blogspot.co.id/2017/01/the-autopsy-of-jane-doe-2016.html?m=1

    ReplyDelete