20 April 2016

Review: Hardcore Henry (2016)


“This is war, baby!”

Jika Arnold Schwarzenegger, Chuck Norris, dan Jean-Claude Van Damme suatu saat ingin hangout bersama sambil barbecue party dan nonton film bareng maka Hardcore Henry adalah satu dari sekian banyak film yang tepat untuk mereka saksikan. Memang bukan sebuah sajian action yang membawa inovasi besar namun film action satu ini punya power yang besar untuk dengan mudah membuat mereka tertawa hingga bertepuk tangan gembira bersama. Hardcore Henry seperti junk food, tidak “sehat” namun enak. Crank meets Bourne and The Raid, Call Of Duty with GoPro. (Warning: siapkan obat sakit kepala atau obat mual. Game controller juga oke).

Ketika terbangun dari tidur Henry (diperankan oleh beberapa orang) mendapati dirinya berada di sebuah laboratorium, tanpa lengan dan kaki sebelah kiri. Tubuh Henry kembali lengkap setelah mendapat lengan dan kaki robot berkat Estelle (Haley Bennett), wanita yang mengaku sebagai istrinya. Henry tidak hanya kehilangan bagian tubuh tapi ia juga bangun tanpa memori apa yang telah terjadi padanya. Belum pulih total pria psikopat bernama Akan (Danila Kozlovsky) mencoba menyerang Henry dan Estelle. Mereka melarikan diri dan bertemu dengan Jimmy (Sharlto Copley), pria yang kemudian memberi tahu Henry bahwa sekarang dia merupakan cyborg dengan kemampuan yang diinginkan oleh Akan. 



Di bagian pembuka Hardcore Henry sudah mencoba memberitahu kepada penonton bahwa apa yang akan mereka saksikan selanjutnya adalah sebuah hiburan yang intens, dan itu benar-benar terbukti. Ditembak sepenuhnya dengan menggunakan pov orang pertama ini merupakan sebuah extravaganza dalam konteks action, sebuah pertunjukan yang bagi para gamers akan mengingatkan mereka pada game FPS Call Of Duty. Hasilnya, Hardcore Henry terasa unik. Sulit untuk mengatakan ini sebagai kemasan action yang “you’ve never seen before” karena upaya bersenang-senang seperti ini sebenarnya dapat kamu temukan dengan mudah di Youtube. Tapi sebuah action eksperimental yang terus bertenaga selama 90 menit? Bahkan membayangkannya saja melakukan itu bukan sesuatu yang mudah terlebih konsep menempatkan penonton seolah menjadi karakter.



Hal tersebut yang berhasil dilakukan dengan baik oleh Hardcore Henry. Ilya Naishuller tidak sekedar menggunakan ide penggunaan pov tadi untuk menciptakan fleksibilitas ketika bercerita saja tapi hal itu juga dimanfaatkan untuk menciptakan sebuah pengalaman visual yang “nikmat” bagi penontonnya. Di sini kamu menjadi Henry, dan Henry adalah kamu. Tapi kecerdikan lain dari Hardcore Henry adalah karakter utama dibentuk sebagai bukan manusia “normal” melainkan cyborg. Hal tersebut tidak hanya menciptakan rasa “game” dengan mudah tapi juga membuat eksplorasi pada cerita terasa semakin menarik. Henry bukan sosok normal sehingga cerita dengan leluasa menciptakan arena main penuh kekerasan over-the-top baginya dari aksi parkour sampai dengan melompat dari satu kendaraan ke kendaraan lain dengan santai. Tidak ada yang terasa ganjil.



Bagaimana dengan cerita? Seperti yang disebut di awal tadi cerita yang dimiliki Hardcore Henry tidak  “sehat” tapi ketika digabungkan dengan elemen action jadi kombinasi yang enak. Fokus film ini adalah menciptakan sebuah film yang agresif menggunakan hit and run penuh pembantaian dan ledakan dengan pendekatan yang liar sehingga sejak awal fungsi script juga cukup terbatas. Dalam hal memberikan step-by-step walaupun sudah tipis sejak sinopsis sektor cerita masih memberikan kontribusi yang tidak mengganggu, tapi jangan harapkan ia memberikan konflik bahkan emosi yang kompleks karena sejak awal ia seperti tidak memikirkan hal tersebut. Bagaimana dengan simpati dan empati pada eksistensi karakter? Tidak perlu, karena Henry adalah kamu, dan kamu adalah Henry, sejak awal menempatkan penonton di kursi kemudi dan melepas mereka untuk mengalami petualangan eksplosif penuh kejutan yang telah menanti.



Walaupun begitu dengan segala kelebihan tadi bukan berarti Hardcore Henry merupakan sajian yang luar biasa. Highlight terbaik dari film ini adalah kemampuan Ilya Naishuller menjaga energi dari setiap potongan video yang direkam menggunakan GoPro, kumpulan koreografi yang baik dengan fluiditas pada cara cerita yang tetap menjaga petualangan Henry terus menarik. Sisi teknis film ini cerdik, cara sinematografi menempatkan posisi perspektif berhasil mengatasi sudut pandang yang terbatas, dan daripada memberikan pengulangan ia terus bergerak maju dengan cepat sehingga kesempatan bagi penonton untuk menelisik lebih dalam terhadap beberapa minus yang muncul menjadi minim. Terus menerus memompa penonton dengan perpaduan action menegangkan bersama unsur komedi yang lucu adalah jurus utama Hardcore Henry, jadi seperti warning di awal obat sakit kepala atau obat mual mungkin akan membantu karena potensi film ini untuk terasa memusingkan sangat besar.



Sebuah direct-to-video yang beruntung mendapat kesempatan tampil di layar bioskop? Sebuah opini yang tidak salah namun Hardcore Henry berhasil memanfaatkan layar yang lebar yang ia peroleh, sebuah kisah balas dendam yang di rekam menggunakan kamera GoPro dan berhasil menyajikan sebuah presentasi action dengan ketegangan yang intens. Tidak “lezat” memang secara keseluruhan namun dengan meminjam ide first-person-shooter, durasi yang efektif sehingga cerita tidak melebar terlalu jauh, bergerak cepat dengan energi yang stabil, kemudian sesekali diselingi humor yang oke, Hardcore Henry berhasil memberikan sebuah pengalaman menonton parade action yang menghibur. Tidak dalam kondisi terlalu kenyang mungkin pilihan yang lebih tepat ketika menonton Hardcore Henry. Don't say I didn't say, I didn't warn ya. Segmented.






















Thanks to rory pinem

5 comments :

  1. “you’ve never seen before”


    coba nonton doom nya the rock
    tonton crank
    tonton gamer taun 2009

    kalo emang suka nonton film.. jadi ini bukan Genre FPS yang pertama, atau belum pernah sebelumnya.. think smart..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Maaf kalau menurut anda kami kurang smart, tapi at least kami selalu berusaha untuk cermat.

      Silahkan "ditelaah" kembali makna dari kalimat yang mengandung “you’ve never seen before” tersebut.

      Thanks kunjungannya.

      Delete
  2. Parade action yang menghibur tapi karena tidak sering main game fps sempat pusing juga nontonnya. hehehe.

    ReplyDelete
  3. sabar miin mungkin kurang aqua wkwk oiya review TMNT : Out of the Shadows juga dong

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hehe, benar, mungkin kurang aqua. TMNT2 -> http://bit.ly/1RXcZcV

      Delete