11 March 2013

Movie Review: Broken City (2013)


Ambisi menentukan tingkat kesuksesan yang ingin anda raih. Jika di simak lebih cermat kalimat tersebut memang ada benarnya, karena dengan ambisi yang besar anda dapat telah menunjukkan seberapa besar sebuah tujuan atau hasil yang ingin anda raih. Namun ambisi hanyalah sebuah pondasi, yang bisa saja berakhir tragis jika tidak dieksekusi dengan baik. Broken City membuktikannya, sebuah film yang dengan berani mencampur unsur crime dan thriller melalui sebuah premis yang potensial dan tentu saja penuh dengan ambisi.

Billy Taggart (Mark Wahlberg), seorang detektif swasta yang juga merupakan mantan polisi, menghadapi sebuah masalah ketika ia kesulitan untuk memperoleh uang. Keberuntungan itu datang ketika Nick Hostetler (Russell Crowe) meminta Taggart untuk datang kekantornya. Hostetler adalah walikota New York, pria yang tujuh tahun sebelumnya pernah diminta menyelamatkan Taggart dari tuntutan hukum oleh sahabat Taggar, Carl Fairbanks (Jeffrey Wright), akibat menembak mati pria yang memperkosa adik kekasihnya Natalie Barrow (Natalie Martinez).

Hostetler yang kala itu sedang dalam proses persiapan election walikota, memberikan Taggart sebuah tugas yang cukup mengejutkan. Hostetler menemukan sebuah informasi dimana istrinya Cathleen Hostetler (Catherine Zeta-Jones), terlibat sebuah affair dengan pria lain. Bersama asisten-nya Katy Bradshaw (Alona Tal), Taggart mulai menjalankan tugas yang diberikan oleh Hostetler, menguntit Cathleen, mendapatkan semua informasi serta foto dari pria tersebut. Celakanya, pria tersebut adalah Paul Andrews (Kyle Chandler), manajer kampanye dari kubu lawannya di election, Jack Valliant (Barry Pepper). Taggart ikut terseret lebih dalam, karena tanpa disadari ia telah menjadi pion yang membuka semua kekacauan itu.


Menarik, premis yang diciptakan oleh Brian Tucker ini sungguh menarik jika anda membacanya secara sepintas. Ya, sepintas memang Broken City menjanjikan sebuah film crime dan thriller yang akan mampu menghibur, terlebih jika anda memperhitungkan dua senjata utama yang ia pasang, Wahlberg dan Crowe. Tapi coba anda simak dengan cermat, premis potensial yang tampak cukup berambisi itu akan dengan mudah menghadirkan rasa cemas kepada anda akan sebuah kehancuran yang mungkin terjadi jika hal yang menjanjikan itu tidak dieksekusi dengan baik.

Faktanya, rasa cemas itu akhirnya terjadi. Cerita yang kompleks, bertemakan kejahatan dengan nuansa politik, apa yang saya harapkan adalah sebuah film yang berat dan rumit. Tapi Broken City ternyata jauh dari ekpektasi awal saya. Film ini adalah sebuah kekacauan berlandaskan ide yang brilliant namun dipenuhi dengan banyak omong kosong yang tidak penting. Broken City adalah film yang ingin mencoba show off dengan mencampur aduk berbagai konflik yang telah ia bentuk, namun bukannya terlihat pintar seperti apa yang ia harapkan tapi tampak bodoh dan konyol.

Pertama, ia punya banyak konflik yang punya potensi karena dibentuk dengan cukup baik, saling berkaitan satu dengan yang lain. Apa yang ia tidak miliki adalah misteri dari konflik tersebut, pertanyaan dari apa yang akan diberikan oleh konflik tersebut dapat dengan mudah ditebak oleh penontonnya. Hal tersebut perlahan tapi pasti mulai menggerus daya tarik Broken City, karena meskipun saling terkait, berbagai subplot yang ia coba hadirkan terasa dipaksakan, yang beberapa diantaranya tidak jelas berasal dari mana. Bukannya malah terpukau, anda justru akan mendapatkan banyak momen yang mampu menjadikan anda tersenyum kecil sembari mengernyitkan dahi, bukan karena bingung, namun karena kecewa melihat susunan cerita yang ia sajikan tampak amburadul.

Kelemahan lainnya terletak pada karakter. Kurang mengerti bagaimana harus menjelaskan chemistry yang tercipta antar karakter. Mereka seperti dibentuk untuk menjadi tokoh yang megah, tampak seolah coba di push dengan kuat oleh Allen Hughes, namun hasilnya justru mengecewakan. Taggart, Hostetler, Valliant, bahkan Cathleen terasa seperti individu berbeda yang membangun cerita dengan cara mereka masing-masing, bukan sebagai sebuah tim. Tidak ada feel dari hubungan suami dan istri yang renggang, kisah asmara antara detektif dan pacar aktrisnya, hingga tensi persaingan antara dua calon walikota. Hambar, semakin jauh anda berjalan bersama mereka semakin besar pula rasa hambar yang akan anda dapatkan.

Apakah Broken City adalah film yang sangat buruk? Tidak, tidak seburuk Texas Chainsaw 3D. Jika menilik cast yang ia punya, film ini identik dengan Gangster Squad, dimana ia dipenuhi dengan jajaran cast yang menjanjikan, namun harus berakhir datar karena tidak mampu memanfaatkan mereka dengan baik. Ya, Gangster Squad masih mampu memberikan momen mengejutkan serta beberapa joke yang menghibur, namun Broken City tidak. Wahlberg, Crowe, dan pemeran lainnya tidak bermain buruk, dan itu salah satu nilai plus film ini. Mereka menjadi tampak mengecewakan karena Allen Hughes tidak berhasil mengolah mereka menjadi karakter yang bernilai tinggi.


Overall, Broken City adalah film yang mengecewakan. Diawal ia tampak menjanjikan dengan premis potensial yang tampak berani, dan dibantu oleh cast yang cukup menjanjikan. Memang terdapat beberapa momen yang cukup menghibur, tapi semakin jauh ia berjalan semakin besar pula kekacauan yang ia ciptakan. Yang paling mengecewakan adalah betapa datarnya cerita yang ia miliki, penuh omong kosong dengan twist yang lemah. Broken City ibarat sebuah misi yang harus diselesaikan (tidak heran ia diakhiri dengan konyol), tanpa berniat untuk meninggalkan kesan bagi penontonnya. Ya, bahkan pesan berharga pun ia tidak punya. Datang, saksikan, dan pulang.












3 comments :

  1. 'Broken City' is a decent film that suffers from a slightly weak story. The performances from Wahlberg and especially Crowe are exceptional, but the material that surrounds them does not do them any favors.

    ReplyDelete
  2. @Daniel Benny Simanjuntak: Tepat, dan Brian Tucker serta Allen Hughes bertanggung jawab besar dalam kegagalan itu. :)

    ReplyDelete
  3. menuurt saya lumayan bagus seh...
    dr pada filem" yg laen nya

    ReplyDelete