25 October 2012

Movie Review: Argo (2012)


Sekuat apapun seekor harimau, mencoba masuk kedalam sebuah kandang yang dipenuhi ribuan singa yang sedang mengaum kelaparan, tentu saja tetap sebuah pekerjaan yang sangat berat. Ya, impossible, jika ia tidak cerdik. Itu yang dimiliki Tony Mendez (Ben Affleck), seorang agen CIA yang diberi tugas oleh Direktur CIA, Jack O'Donnell (Bryan Cranston), untuk menyelamatkan enam staf kedutaan Amerika yang berhasil lolos dari serangan kelompok revolusi Iran ditahun 1979, dan berlindung di kediaman duta besar Kanada. Berawal ketika ia menonton Battle for Planet of the Apes bersama anaknya di TV, Mendez menyusun sebuah ide yang dianggap gila oleh pemerintah, Argo.

Argo, adalah sebuah film palsu bertemakan sci-fi, hasil rekayasa kerja sama Mendez dengan John Chambers (John Goodman). Bersama Lester Siegel (Alan Arkin) mereka membangun sebuah studio film palsu, membawa nama Kanada sebagai pelindung utama, dengan segala detail yang sangat bersih. Ya, sangat bersih, sehingga Mendez dapat masuk ke Iran, yang ketika itu masih terus diwarnai demonstrasi besar-besaran dengan tingkat sensitifitas yang sangat tinggi terhadap orang asing.


Operasi dimulai, Mendez mulai melatih enam staf tersebut untuk menyamar menjadi bagian dari tim produksi. Semua informasi palsu diberikan, dari nama palsu, jabatan, hingga kisah masa lalu mereka. Meskipun berada dalam perlindungan duta besar Kanada, Ken Taylor (Victor Garber), mereka tetap tidak dapat membuang-buang waktu seiring tensi yang terus memanas di Teheran. Namun, dihari keberangkatan Mendez mendapat kabar mengejutkan, operasi dibatalkan oleh pemerintah, dengan alasan yang bagi saya cukup masuk akal untuk negara sebesar USA.  

Dengan mengusung label “berdasarkan kisah nyata”, cerita yang ditawarkan oleh film ini sangat menarik dan unik. Sebuah misi menyelematkan warga negara Amerika dari sebuah negara yang sangat teliti terhadap orang asing yang masuk ke negara mereka, dengan proses pembuatan film sebagai topeng utama. Dasar cerita dengan gerakan revolusi yang terus bergulir, berhasil menciptakan kondisi mencekam sejak awal. Dan, Ben Affleck cerdas dalam hal ini. Hasil karya Chris Terrio berhasil Affleck olah dengan baik, sehingga ketegangan yang telah ia ciptakan tampak seperti dikunci, kemudian diangkat kembali, dikunci, dan seterusnya. Hal tersebut menjadikan anda akan merasakan ancaman yang terus berada disekitar Mendez.

Film yang ternyata di produseri oleh George Clooney ini memasang thriller sebagai genre yang ia usung. Namun anda tidak akan menemukan adegan aksi saling tembak dan saling serang dari kedua kubu yang menjadi salah satu ciri pendukung dari sebuah film thriller. Latar belakang cerita memang bertemakan sebuah perang yang tinggal menunggu waktu untuk meledak. Tetapi yang di kupas oleh film ini adalah bagaimana seorang agen membawa enam staff keluar dari Iran, lengkap dengan segala intrik politik. 


Yang menjadi kunci sukses dari film ini adalah bagaimana Affleck menggambarkan kondisi sekitar dari karakter yang terus menelusuri kota Teheran. Selalu ada ancaman yang tampak sedang menunggu kesempatan, selalu ada bahaya yang meneror disekitar mereka, terlebih dari cara para warga sekitar memandang mereka. Ya, anda akan merasakan tekanan yang mereka alami, dan ikut cemas dengan eksistensi mereka jika saja semua skenario yang telah disusun dengan rapi terbongkar. Cerita yang dibangun dengan hati-hati ini, bergerak perlahan sejak awal, berhasil membentuk elemen cerita sehingga tidak terasa ada yang tertinggal, dan ketika semua itu telah berhasil ditumpuk, hadir 30 menit penutup dengan tingkat ketegangan 2 kali lebih besar.

Argo adalah hasil kerja yang sangat memukau dari Ben Affleck. Sebagai sutradara ia memberikan apa yang ia inginkan dengan sangat meyakinkan. Affleck terlihat tahu bagaimana memvisualisasikan cerita yang ia miliki. Begitupula ketika ia menjadi Mendez, dengan jenggot dan kumis yang tebal, berhasil Affleck manfaatkan dengan baik untuk menunjukkan sisi Mendez yang menyakinkan namun terus dihantui rasa takut dan ragu. Cranston, Arkin, dan Goodman memberikan kontribusi yang baik terhadap cerita. Mereka berhasil membuat saya tetap waspada apakah misi ini akan sukses atau tidak.


Overall, Argo adalah film yang sangat memuaskan. Dibuka dengan sangat manis, anda akan menyaksikan 120 menit yang terus dipenuhi rasa cemas dan tegang, dan itu semua tanpa kehadiran adegan aksi kelas berat. Hanya permainan dialog antar karakter, tidak ada banyak konflik, hanya memanfaatkan satu jalur untuk menjalankan cerita menuju titik akhir, itu sudah cukup bagi Affleck untuk mengantarkan film ini ke posisi tim terdepan film terbaik tahun ini. Argo adalah salah satu film yang mampu membuat saya bertepuk tangan diakhir cerita. 

Score: 9/10

3 comments :

  1. Damn! This movie was AWESOME !!!
    nonton fil ginian jam satu malem, selesai jam 3-an.
    Tegangnya sampe kemana-mana, bro..
    :)))

    ReplyDelete
  2. @Adhitya Teguh Nugraha: hahaha, serasa berpacu bersama waktu ya guh. ZDT juga boleh tuh dicoba, meskipun agak kontroversial. :)

    ReplyDelete
  3. Ini aku jg lg ntn gan, film baru jln 1 jam lbh disini udh jam 4.37 (wkt samarinda)
    Aduh bakal kelar smpae hbs subuh nih.
    Hehehe..

    ReplyDelete