11 January 2023

The 12th Annual PnM Awards - Nominations

Meskipun kabarnya "babak baru" mungkin akan segera tiba menyapa, namun tidak dapat dipungkiri bahwa di tahun 2022 industri perfilman yang sempat lumpuh usai diterjang badai pandemi mulai menemukan kembali kemampuannya untuk semakin kencang berlari. Memang saham Netflix yang sempat meroket di tahun 2021 justru anjlok tahun lalu, sedangkan beberapa bulan terakhir Warner Bros. mewarnai kolom berita didampingi pula oleh HBO Max, streaming service milik mereka. Tentu akan selalu ada masa transisi setelah bencana usai termasuk perubahan strategi maupun rencana, hal yang tentu saja juga dialami oleh para sineas yang di tahun lalu seperti berlomba-lomba menelurkan karya terbaik mereka, baik itu yang tayang di bioskop maupun lewat streaming service. Alhasil, jumlah film bagus di tahun 2022 sangatlah banyak!


Beberapa di antara kamu pasti sudah bisa menebak sebagian judul film yang masuk ke daftar film terbaik versi saya di tahun 2022 yang lalu. Ada lima buah review film yang tahun lalu saya beri score sembilan, dua di antara mereka merupakan film berbahasa non-english sedangkan satu adalah film dengan karakter utama seorang superhero. Yang justru jumlahnya sangat banyak adalah film-film dengan score sedikit di bawah sembilan, yang notabene juga menjadi kandidat. Paling mencolok di antara mereka tentu saja ‘Everything Everywhere All at Once’ dan ‘Elvis’, dua film yang memorable dengan keunikan mereka masing-masing. Dan karena yang terbaik tentu saja yang memiliki score lebih tinggi, maka dua film tersebut bergabung dengan lima buah film tadi di barisan terdepan Best Picture edisi kali ini. Hingga awards season tiba.


Dan mengubah susunan di daftar tersebut. Untuk lebih detailnya kamu akan lihat di daftar nominasi, namun sebelum melangkah ke sana saya ingin kamu tahu bahwa ‘Aftersun’ merupakan salah satu uplifting movies terbaik yang saya tonton di satu dekade terakhir ini. Sama seperti yang dilakukan Ryusuke Hamaguchi dan Hirokazu Kore-eda di film mereka masing-masing, pada debut penyutradaraannya Charlotte Wells berhasil memberi pukulan telak menggunakan konflik yang tampak dan juga terasa sederhana di awal cerita. Layaknya ‘The Banshees of Inisherin’, kesederhanaan cantik yang mereka presentasikan memberi warna yang manis di tengah himpitan berbagai judul film yang memang sejak awal ingin membawamu bertemu kerumitan menyenangkan. 


‘Glass Onion’, sekuel dari ‘Knives Out’ berhasil melanjutkan kesuksesan kakaknya tersebut dan memberi lanjutan petualangan penuh misteri yang menarik, sedangkan terkandung amarah yang rumit di dalam cerita film-film seperti ‘The Northman’, ‘Black Panther: Wakanda Forever’, ‘The Batman’, dan juga ‘All Quiet on the Western Front’, mereka bersanding dengan thrill yang tampak dingin tapi ketat dari film seperti ‘Argentina, 1985’ serta ‘Decision to Leave’, ‘The Outfit’, dan ‘She Said’. Namun di balik itu semua tahun lalu saya terkejut dengan kuantitas film musical yang tahun 2021 lalu menunjukkan progress positif. Ada memang yang bagus tapi tidak banyak yang sukses terasa memorable, beda halnya dengan film Indonesia yang tahun 2022 lalu menikmati betul masa transisi yang saya sebutkan di awal tadi.


Tidak seperti film animasi yang sayangnya tahun ini bernasib sama seperti film musical, banyak judul film Indonesia yang berjaya dan menorehkan catatan manis dalam hal jumlah penonton. Saat ini saya tulis telah ada 13 judul film Indonesia yang berhasil meraih total penonton di atas satu juta, sedangkan ada dua judul lainnya yang sedang mendekat ke angka tersebut. Tapi bagaimana dengan kualitas? Sangat senang melihat perkembangan industri perfilman dalam negeri di tahun 2022 yang lalu karena dari segi kualitas bergerak ke arah positif, meski memang tidak terlalu banyak di antara mereka yang kualitasnya berada di kelas atas. Tidak seperti film dokumenter yang tahun lalu sangat berlimpah, merupakan salah satu kategori yang persaingannya sangat aktif sampai daftar nominasi ini selesai saya rangkum hari ini tanggal 11 Januari. 


Terlepas dari itu semua, seperti yang disebutkan di awal tadi bahwa film bagus di tahun 2022 sangatlah impresif, masa transisi itu berdampak positif pula bagi kita para penonton yang dibuat semakin jatuh cinta pada film dan cinema, diingatkan serta juga merasakan kembali kekuatan yang dimiliki oleh sebuah film terhadap hidup dan kehidupanmu sebagai manusia, seperti yang disampaikan oleh Steven Spielberg di film terbarunya, ‘The Fabelmans’. Karena di balik durasinya yang tidak tergolong menguras banyak waktu berhargamu itu, jika dibuat dengan hati oleh para sineasnya maka sebuah film punya kemampuan yang dapat membuatmu tidak hanya terhibur bersama tawa saja namun juga terdiam dan terpukau lewat pelajaran berharga yang terkandung di dalamnya, seperti Alana Kane dan Gary Valentine yang belajar tentang sisi luar biasa dari cinta di ‘Licorice Pizza’.


Last but not least, sedikit cerita di tahun 2022 yang angka jumlah pengunjung blog ini mengalami penurunan yang tidak besar memang tapi cukup signifikan. It's not crying for help, tapi justru permintaan maaf karena memang sama seperti industri perfilman tadi, hidup saya juga mengalami transisi dan penyesuaian kembali. Angka itu turun karena jumlah review saya juga turun, saya bahkan melewatkan review beberapa K-drama meski telah menontonnya. Oleh karena itu saya mengucapkan terima kasih kepada anda semua yang masih berkunjung dan tertarik untuk membaca tulisan saya, yang di tahun 2022 secara kuantitas tidaklah banyak. Dan semoga di tahun 2023 masa transisi itu telah usai. So, berikut nominasi The 12th Annual PnM Awards. Here we go!


1 2 3 4





1 comment :

  1. BEST PICTURE
    Aftersun
    All Quiet on the Western Front
    The Banshees of Inisherin
    The Batman
    Broker
    Drive My Car
    The Fabelmans
    Licorice Pizza
    Tár
    Top Gun: Maverick

    :)

    ReplyDelete