“You have been
the embodiment of every graceful fancy that my mind has ever become acquainted
with.”
Jika suatu saat
ketika kisah cinta yang anda miliki telah berjalan dalam hitungan dekade, namun
perlahan mulai merasakan bahwa kekuatan cinta itu telah pudar, apa yang akan
anda lakukan? Terus memaksakan diri sekalipun faktanya sudah tidak lagi merasakan
bahagia, atau justru mengambil langkah berani dengan berlayar dan berlabuh pada
sosok baru yang dapat memberikan rasa bahagia tersebut kepada anda. Simple system but seems complicated. Hal tersebut coba digambarkan oleh The
Invisible Woman, film kedua Lord Voldemort sebagai sutradara, a sad love story in effective and elegant
way. This is a tale of woe. This is a tale of sorrow.