Sebuah film yang menarik tentu merupakan dambaan setiap
elemen industri film, mulai dari penonton hingga sutradara film tersebut. Namun
selalu ada dampak negatif yang film tersebut berikan dari kesuksesan yang ia
raih, terlebih pada calon penerusnya. Ini yang dialami The Hangover franchise,
dimana kegemilangan luar biasa dari apa yang The Hangover capai ikut menambah beban yang semakin berat pada film
keduanya, yang faktanya berakhirnya buruk. The
Hangover Part III, an epic finale?
Movie Review: The Place Beyond the Pines (2012)
“If you ride like lightening, you’re gonna crash like thunder.”
Hal ini memang tidak ada kaitannya dengan film yang saya
review sebelumnya, namun dengan nama yang sedikit lebih panjang The Place Beyond the Pines ternyata
punya tujuan yang secara garis besar sama saja dengan apa yang disampaikan oleh
Side Effects, sebuah efek samping
yang dihasilkan dari sesuatu yang tidak baik. Punya pesan menarik yang
sederhana, diulas dalam tiga buah cerita dengan rentang waktu satu setengah
dekade, lebih luas, lebih tenang, dan tentu saja lebih panjang.
Movie Review: Side Effects (2013)
Satu dari sekian banyak kalimat kunci untuk meraih kesuksesan
sebenarnya cukup sederhana, "Just do it good." Kesuksesan seperti tidak peduli seberapa
bagus dan rapi rencana yang telah anda susun, dimana hasil akhir yang akan anda peroleh tetap saja berasal dari mampu atau tidaknya rencana tadi anda eksekusi
dengan baik. Side Effects coba
mengemas hal sederhana tersebut, sebuah penggambaran bagaimana rasa sakit yang merupakan efek dari
"something" yang tidak dikerjakan dengan baik.
[Fiction] Are You Still There?
Satu
Melangkah santai di gelapnya kabut malam, tak peduli betapa
besar bahaya yang telah ku ciptakan serta kutinggalkan sekitar satu jam yang
lalu, kini hanya satu hal yang memenuhi pikiranku, dimana kasur ku berada? Hal
bodoh semacam ini tak pernah ku alami sebelumnya, melintasi sudut temaram kota
bersama otak yang sudah berada dalam kondisi tidak layak untuk beroperasi,
berdansa bersama sepasang bola mata yang mulai kehilangan daya fokusnya membagi
objek menjadi dua hingga tiga seperti sebuah kacamata tiga dimensi, dan
bersenjatakan sebotol minuman keras yang bahkan baru pertama kali ku sentuh.
Movie Review: Epic (2013)
Film ini seperti tidak perlu sebuah upaya yang begitu besar untuk meyakinkan para calon penontonnya. Trailer yang dibentuk cukup menjanjikan, jajaran pengisi suara yang dengan mudah akan mencuri perhatian dari Pitbull hingga Steven Tyler, hingga judul yang ia usung, seperti menunjukkan sebuah rasa percaya diri yang begitu tinggi pada kualitas paket yang ia miliki. Namun Epic bukan karya DreamWorks, apalagi Pixar. Blue Sky Studios, mereka (hanya) punya Rio yang menarik, selain itu hanya ada Ice Age series yang kita tahu bersama kualitasnya.
Movie Review: Hummingbird (Redemption) (2013)
Jason Statham adalah
bintang action. Tidak dapat dipungkiri penilaian tersebut seolah telah tertanam
pada sudut pandang banyak penonton terhadap aktor satu ini. Namun faktanya
memang begitu, contohnya dalam satu decade terakhir hanya di film
"London" dimana Statham berpisah dengan action, selain itu ada lebih
dari 20 film action yang ia bintangi. Well, Hummingbird memang masih mengusung
genre action, namun film ini justru menjadi media bagi Statham untuk
membuktikan ia mampu bermain diluar zona aman miliknya.
Movie Review: Fast & Furious 6 (2013)
"You don't turn your back on family, even when they do"
Hal ini tentu saja
bersifat subjektif, dimana setiap orang akan memiliki penilaian yang berbeda
tergantung pada sudut pandang yang mereka gunakan hingga selera yang mereka
punya. Bagi saya, Fast and the Furious
adalah salah satu film series yang sejauh ini terus menampilkan sebuah
perkembangan kearah positif di tiap film terbarunya. Fast & Furious 6 bahkan seolah menjadi sebuah pion yang
digunakan oleh series ini untuk menunjukkan bahwa upaya mereka belum berhenti
untuk mencoba menuju titik puncak.
Movie Review: The Great Gatsby (2013)
“Reserving judgments is a matter of infinite hope”
Mari membuka review ini
dengan tidak membahas betapa terkenalnya novel yang menjadi pondasi film ini, The Great Gatsby karya F. Scott Fitzgerald, yang sudah menjadi
sebuah informasi yang umum. Yang lebih menarik justru makna dari kalimat
diatas, salah satu kutipan favorit saya dari novel tersebut yang juga menjadi
pesan utama yang ingin disampaikan film ini, dimana berasal dari sebuah
keraguan yang berpadu dengan kesabaran, lahirlah kesempatan yang memberikan
ruang untuk hadirnya sebuah kebahagiaan.
Movie Review: Star Trek Into Darkness (2013)
Masihkah tersimpan di memori anda tentang kasus The Mandarin, archenemy Iron Man yang justru menjadi objek utama
lelucon dibalik kisah heroik Tony Stark?
The Mandarin dapat menjadi bukti bahwa keberhasilan para pahlawan (superhero)
untuk tampil memikat tidak hanya bertumpu pada dirinya sendiri, namun juga
berkat pertolongan daya tarik dari masalah yang ia hadapi, salah satunya adalah
kemampuan musuh utamanya dalam menebar ancaman. Star Trek Into Darkness punya hal penting tersebut.
Movie Review: Evil Dead (2013)
Dalam bidang apapun, melakukan sebuah remake tentu saja tidak
menjadi sebuah pekerjaan yang semudah banyak pihak kira, apalagi jika
"something" yang akan ia hidupkan kembali tersebut pernah mencapai
sebuah standar yang cukup tinggi. Hal tersebut yang sejak awal telah menjadi
topik utama yang di antisipasi para penonton Evil Dead, apakah ia akan memakai pondasi dan cara yang sama, atau
justru memilih bermain dengan sebuah warna baru yang memberikan sensasi
berbeda.
Movie Review: Quartet (2012)
Mungkin terkesan klise dan bahkan akan ada beberapa yang
menganggap hal ini begitu cheesy, namun sesungguhnya tidak ada yang mampu
menghalangi kekuatan yang dimiliki oleh cinta selama nafas anda masih
berhembus, bahkan usia sekalipun. Yak, mungkin itu yang ingin disampaikan oleh Quartet, film yang juga menjadi debut Dustin Hoffman sebagai sutradara,
mengangkat tema musisi di usia senja.
Movie Review: Upstream Color (2013)
Jika ditanya apa film
yang mampu membuat saya bingung sepanjang ia hadir namun sukses meninggalkan
rasa puas yang sangat tinggi ketika ia berakhir, jawabnya adalah Holy Motors. Bergerak random dengan
bebas, membuat penontonnya bingung, namun dengan keunikan yang ia tampilkan
berhasil menyampaikan sebuah pesan yang pastinya akan membekas cukup lama di
memori. Upstream Color juga punya hal
tersebut, abstrak dan membingungkan.
Movie Review: Safe Haven (2013)
Sedikit naif jika mengatakan bahwa sebuah kisah yang mampu mengaduk-aduk sisi emosional bukan merupakan hal utama yang anda cari dari sebuah film dengan genre romance. Tidak perduli seberapa cheesy dan klasik cara yang mereka gunakan, anda tentu akan merasa puas ketika ikut merasakan suka dan duka yang dialami karakter. Safe Haven, Safe?
Movie Review: Future Weather (2012)
Sangat senang melihat sebuah film yang mengusung sesuatu yang
ambisius, dimana ia secara tersirat menjadikan anda merasakan sebuah rasa
percaya diri yang begitu tinggi dari apa yang akan ia berikan. Wanita muda
sebagai karakter utama, brokenhome, digabungkan dengan sebuah riset science
yang kompleks dan terkesan brilliant, Future
Weather seperti sebuah paket yang menjanjikan.
Are You Still There?
Hey ho, how are you
folks? Rasanya sedikit aneh memang ketika secara konstan selalu hadir setiap
minggunya dengan post terbaru, kemudian secara mendadak hilang selama hampir
dua minggu, yang so far juga menjadi salah satu istirahat terpanjang rorypnm, saya kembali
dengan sebuah post yang sebenarnya tidak ada kaitannya dengan penilaian suatu
film. Just a small announcement, sebagai jawaban dari semua rasa penasaran atas
pertanyaan yang beberapa hari terakhir mungkin walau hanya sesaat pernah
singgah di pikiran kalian, apakah rorypnm berhenti?